Mohon tunggu...
Politik

Kejujuran Bung Hatta dan Gaya Kunker Pejabat Kita

7 September 2016   22:38 Diperbarui: 9 September 2016   10:11 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Tuhan kau panggil satu-satunya yang tersisa, proklamator tercinta.Jujur, lugu, dan bijaksana, mengerti apa yang terlintas dalam jiwa rakyat indonesia" (Iwan Fals:Hatta)

Syair lagu diatas merupakan lirik pembuka lagu judul "Hatta" karya Iwan Fals. Lagu itu diliris pada tahun 1981 dalam album serjana muda. jika dihitung usia lagu ini sekarang sudah mencapai 35 tahun. Namum kenangan terhadap Bung Hatta , sebagai mana tergambar dalam lagu Iwan Fals, tak lekang dari ingatan.

Saat politik negeri ini makin parah, penuh konflik, dan keserakaan. Cerita kejujuran, keluguan, dan kebijaksanaan Bung Hatta bagaikan oase di padang tandus. 

Dalam buku Bung Hatta di Mata Tiga Putrinya  Gemala menceritakan kejujuran ayahnya menggunakan fasilitas negara. Saat itu tahun 1971, Bung Hatta pulang berobat dari Negeri Belanda yang dia lakukan pertama adalah meminta sekretaris pribadinya, I Wangsa Widjaja membuat laporan penerimaan dan pengeluaran uang negara selama berobat di Negara Belanda. Sebagai Mantan Wakil Presiden Bung Hatta memang berhak berobat menggunakan uang negara.

Bung Hatta ingin setiap sisa uang negara yang tersisa dikembalikan ke kas negara, lucunya kejujuran Bung Hatta tak jarang membuat Wangsa kerepotan. Sebab saat uang sudah dibawa ke sekretariat negara untuk dikembalikan, pihak bendahara negara malah menolaknya. Menurut mereka, uang sisa itu tidak perlu dikembalikan karena bisa dianggap uang saku tambahan.Namun Bung Hatta menegaskan kalau uang itu harus dikembalikan untuk kas negara supaya dapat membantu keuangan negara.

Saat Bung Hatta meneladankan kejujuran menggunakan fasilitas negara, lantas bagaimana elite politik kita hari ini?

Belum lama ini Indonesia Budget Center(IBC) mengungkapkan data mengejutkan. Mereka menyatakan, anggaran kunjungan kerja (kunker) anggota DPR meningkat 24% dari Rp 994,92 Miliar menjadi Rp 1,24 triliun dari peningkatan ini setiap anggota DPR mendapat jatah Rp 2,21 M/tahun. 

Persoalannya, peningkatan anggaran ini tidak berbanding lurus dengan kualitas kinerja anggota dewan yang mestinya juga meningkat. IGC juga menyatakan bahwa kenyataannya banyak rakyat yang tidak mengetahui siapa perwakilan dewan yang mewakili daerah mereka.

Sumber 

m.republika.co.id/berita/selarung/nostalgia-abah-alwi/16/09/07/od314o392-kejujuran-bung-hatta-dan-gaya-kunker-pejabat-kita/ 

Nama : Febriani Lara Santika 

Nim : 07041181621025

Kampus : Universitas Sriwijaya, Indralaya

rodi/Fakultas : Hubungan Internasional/FISIP

Kelas : A 

Dosen Pengajar : Nur Islamiah Supli, BIAM, M.Sc

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun