SEMARANG, Kompasiana- Internship BEM UNDIP 2021 gelar Webinar Youth Fluentree yang mengangkat tema self development atau pengembangan diri dan mental health atau kesehatan mental. Kegiatan tersebut digelar pada hari Jum’at, 24 Desember 2021 mulai pukul 08.30-11.10 WIB secara daring melalui Zoom Meeting.
Menurut Qummas Naziq Yustiari selaku ketua panita menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan tersebut adalah sebagai wadah belajar bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri dan mempersiapkan kesehatan mental di masa depan karena sebagai mahasiswa harus punya nilai tambah sebagai senjata menjadi pemenang di masa depan. Hal tersebut harus diolah melalui pengembangan diri dan pengolahan pola pikir.
“Pengembangan diri perlu dimaksimalkan. Dengan adanya pandemi ini mungkin kita merasa kehilangan motivasi dan aspirasi, namun kita harus menghilangkan kejenuhan dan mencapai harapan yang kita inginkan kedepannya. Semoga setelah mengikuti webinar ini, peserta bisa menerapkan ilmu yang sudah didapat untuk diaplikasikan tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga orang lain,” ungkap M. Chori Firdaus selaku Ketua BEM UNDIP.
Dia menambahkan bahwa pembicara yang dihadirkan sangat spektakuler dan berpengalaman di bidangnya. Mereka adalah Shania Indira Putri, Founder platform pengembangan diri Rekan Aktif dan Yanuarisca NC Pratiwi, Ketua BEM Fakultas Psikologi UNDIP 2021.
“Dalam webinar ini, materi pertama yang diberikan adalah tentang pengembangan diri dengan subtema “The Importance of Self Development in Our Career” oleh Shania Indira Putri. Dilanjutkan materi tentang kesehatan mental dengan subtema “Hit Your Doomscrolling” oleh Yanuarisca NC Pratiwi,” imbuhnya.
Sementara itu, Shania menuturkan, self development adalah suatu strategi atau cara yang dilakukan dan diusahakan oleh individu guna mengembangkan kesadaran diri atau self awareness, potensi, bakat, keterampilan, dan kemampuan. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan potensi diri diantaranya adalah dengan mengikuti mentoring; meminta feedback orang lain; membaca, melihat, dan merasakan; mengenali diri sendiri; dan mencoba hal-hal baru.
“Doomscrolling atau istilah yang menggambarkan kecenderungan menelusuri media sosial secara terus menerus terutama akses berita negatif bisa berdampak secara fisik maupun mental. Dampak secara fisik diantaranya adalah gangguan jam tidur dan peningkatan kadar hormon stress yang kronis yang dapat mengakibatkan penyakit jantung, diabetes, dan obesitas. Sedangkan secara mental dapat membuat kita marah, cemas, tertekan, tidak produktif, dan kurang terhubung dengan orang yang kita cintai dan diri kita sendiri,” ujar Yanuarisca.
Lily, salah satu peserta webinar mengatakan senang mengikuti webinar tersebut karena selain gratis dan mendapatkan e-certificate, webinar tersebut memberikan pengetahuan dan pemahaman baru tentang konsep pengembangan diri dan kesehatan mental.
“Saya sangat senang bisa mendapatkan ilmu baru dari pembicara yang luar biasa. Salah satu hal baru yang saya pelajari adalah mengenai doomscrolling dan bagaimana cara menghilangkan kebiasaan doomscrolling,” imbuhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H