[caption id="attachment_243323" align="alignleft" width="201" caption="bukuone.blogspot.com"][/caption] Dalam sebuah keluarga, terdiri dari seorang Ayah, seorang Ibu dan anak-anaknya. Masing-masing anggota keluarga memiliki perannya masing-masing. Ayah menjadi kepala atau pemimpin keluarga, mengatur dan menerapkan aturan dan sistem tersendiri untuk keluarganya. Ibu bertugas untuk membantu tugas ayah dalm mengelola keluarganya. Dan anak-anak merupakan tanggung jawab orangtuanya yang memiliki tugas menjalani sistem dalam keluarga. Bila diamati, Indonesia merupakan suatu sistem keluarga dimana Pemerintah menjadi Ayah, pembantu-pembantu pemerintah (Menteri-menteri) menjadi Ibu, dan rakyat adalah anaknya. Namun, tingkah masing-masing perangkat negara ini tidak mencerminkan sebagai sebuah keluarga. Jika, dalam pelaksanaannya mengikuti konsep sederhana dari "Keluarga", mungkin Indonesia tidak secarut-marut ini. Mengapa Ayah kami Plin-plan???? Pertanyaan itu muncul di benak saya ketika melihat pemberitaan baru-baru ini. Banyak kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang tidak bijaksana. Salah satunya mengenai pembatasan penggunaan BBM. Kebijakan-kebijakan "Ayah" terdahulu mengenai BBM adalah tentang kenaikan harga BBM, lalu berubah menjadi Subsidi BBM untuk "anak-anaknya", dan sekarang pembatasan penggunaan BBM. Sebenarnya, si "Ayah" mau menerapkan kebijakan yang mana?. Wacana-wacana yang dicetuskan pemerintah hanya seperti sahutan-sahutan dari pernyataan yang tidak berarti apa-apa. Ayahnya saja plin-plan, bagaimana keluarga ini bisa sejahtera? Sedangkan sang "ibunda" hanya menikah dengan ayah untuk meraup keuntungan. Kerjanya tidak beres tetapi menuntut hak yang berlebihan. Perhatikan, fasilitas-fasilitas yang disediakan negara untuk perlengkapan kerja, persiapan rapat, kunjungan luar negeri, tunjangan-tunjangan, dan masih banyak lagi. Sudah difasilitasi sedemikian lengkapnya, masih saja korupsi. Dana untuk "anak-anaknya" dimakan juga, serakah sekali ibu kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H