Kampus Mengajar merupakan bagian dari Kampus Merdeka yang mengajak mahasiswa di Indonesia untuk menjadi guru dan mengajar siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) di wilayah 3T (Terdepan, Tertinggal, Terluar). Kampus Mengajar merupakan salah satu program pemerintah melalui Platfrom Kampus Merdeka untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia selama pandemi Covid-19.Â
Program ini bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Program ini terdiri dari beberapa batch, antara lain Kampus Mengajar Perintis pada akhir 2020, Kampus Mengajar Angkatan 1 pada awal tahun 2021, Kampus Mengajar Angkatan 2 yang sedang saya tempuh selama kurang lebih 5 bulan dari Agustus 2021 hingga Desember 2021, dan untuk sekarang diadakannya lagi program Kampus Mengajar Angkatan 3 yang saat ini sedang dalam proses pemilihan mahasiswa terbaik untuk ditempatkan di SD maupun SMP yang berdampak akreditasi minimal C serta di daerah 3T(Terdepan, Tertinggal, Terluar).Â
Berdasarkan Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi No.4042/E1/DI.00.01/2021. Program ini mengajak mahasiswa untuk berkontribusi langsung bagi pendidikan siswa SD dan SMP pada sekolah-sekolah di seluruh Indonesia dengan mempertimbangkan aspek bidang literasi dan numerasi di pendidikan dasar dan menengah yang belum optimal, sehingga pelibatan mahasiswa ke dalam Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) menjadi penting serta  memberikan solusi bagi sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang terdampak akibat pandemi Covid-19 terutama untuk SD dan SMP di daerah 3T dengan memberdayakan mahasiswa membantu guru dan sekolah dalam pelaksanaan kegiatan penguatan pembelajaran literasi dan numerasi. Sasaran Program Kampus Mengajar angkatan 2 ini adalah sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di daerah 3T yang memiliki akreditasi C.
Pandemi Covid-19 yang terjadi di berbagai negara sejak awal tahun 2020 lalu telah mengubah seluruh tatanan termasuk cara beraktifitas masyarakat. Hal tersebut juga berdampak pada sektor pendidikan, khususnya proses pembelajaran ditingkat Sekolah Dasar. Akibat dari penyebaran COVID-19 ini membuat proses pemblajaran menjadi terhambat, dikarenakan pembelajaran dilakukan secara daring.
Namun, hal ini dapat menjadi kelemahan bagi beberapa daerah yang tidak memungkinkan dilakukannya sistem pendidikan daring. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain, keterbatasan fasilitas yang dimilik tiap siswa, kondisi jaringan dan ketersediaan fasilitas mendukung yang lainnya.Â
Oleh karena itu, peran mahasiswa sangat dibutuhkan untuk membantu para guru dalam mengembangkan pembelajaran literasi dan numerasi, adaptasi teknologi untuk mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju, serta membantu dalam proses penataan administrasi untuk meringankan pekerjaan guru dalam membantu mengelola sekolah.
Kondisi Sekolah SDN Darungan 02(2)
Pada program ini menjadikan kesempatan untuk seluruh mahasiswa di Indonesia untuk turut mengabdi kepada Indonesia dalam meningkatkan kualitas pendidikan terutama di daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal). Saya Febriana Angela Saputri mahasiswa Universitas Jember merupakan salah satu dari 22 ribu mahasiswa di Indonesia yang telah di terima dalam program kampus mengajar angakatan 2.Â
Saya ditempatkan di SDN Darungan 02 yang terletak di Desa Darungan Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Saya bersama dengan 6 rekan saya berjuang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SDN Darungan 02, kegiatan ini merupakan hal baru bagi kami mulai dari awal pembekalan, observasi di SD, penerjunan hingga penarikan Kampus Mengajar angkatan 2.
SDN Darungan 02 ini merupakan sekolah yang masih terakreditasi C, sejak kami mulai observasi memang Sekolah tersebut sangat jauh dari kata layak banyak fasilitas sarana dan prasarana yang belum memadahi, terlebih lagi akses jalan menuju Sekolah tersebut sangat memprihatinkan dan juga jaringan sinyal yang tidak ada.Â
Untuk menuju ke sekolah, para guru dan tenaga pendidik harus melewati medan jalan yang sangat terjal. Waktu yang dapat ditempuh dari Jember Kota menuju ke lokasi SD adalah sekitar 1 setengah jam dengan kecepatan normal 60km/jam.Â
Terlebih lagi jika memasuki musim penghujan maka akses akan lebih sulit lagi dikarenakan sekolah tersebut berada di pegunungan sehingga air, bebatuan dari atas yang terkena lumpur akan turun kebawah dan jalan menjadi licin serta sukar untuk dilalui kendaraan.
Kegiatan kami disini tidak hanya seputar belajar mengajar dikelas. Diantaranya ada 3 poin penting dalam program rencana kami yaitu :
- Kegiatan mengajar dan non mengajar
- Membantu adaptasi teknologi
- Membantu administrasi sekolah dan guru
Selama membantu guru mengajar disekolah, kami mengajar secara bergantian sesuai jadwal yang sudah di sepakati, dikarenakan di SDN Darungan 02 Â saat itu menerapkan 50% mengajar secara offline, dan 50% mengajar secara online melalui plafrom whatsaap.Â
Sehingga hanya 50% dari total anak-anak di sekolah yang masuk disetiap harinya yang tentunya sudah kami diskusikan dengan guru-guru sebagai tolak ukur kami dalam merencanakan segala sesuatu kegatan yang berkaitan dengan sekolah.Â
Selama melaksanakan kegiatan mengajar, kami berfokus pada pembelajaran literasi dan numerik sesuai dengan program yang ditentukan pemerintah. Kegiatan mengajar, kami lakukan dengan membagi setiap mahasiswa memegang 1 kelas beserta guru walinya masing-masing disetiap kelasnya.Â
Untuk kegiatan mengajar ini kami laksanakan bak di dalam kelas maupun diluar kelas, dikarenakan di sekitar lingkungan sekolah sangat mendukung ketika di lakukan pembelajaran diluar kelas, sehingga anak-anak lebih ceria dan dapat lebih menyayangi alam sekitar, mulai dari mengenalkan anak tentang pentingnya ekosistem tumbuhan, mencangkok, dan berbagai macam kegiatan yang dapat dilakukan diluar kelas.
Kurang lebih kami sudah mengabdi selama 1 bulan, disana mulai observasi tidak menemukan pembelajaran mengenai sekolah online, dikarenakn sinyal yang tidak dapat dijangkau di sekolah dan lingkungan sekitar sekolah, membuat kami kebingungan akan hal pengenalan teknologi, tapi tidak membuat saya dan rekan saya patah semnagat untuk mengajari adik-adik mengenai adaptasi teknologi, dikarenakan itu sangat penting sekali untuk jenjang kedepannya terlebih lagi sekarang sudah zamannya serba teknologi.Â
Disini kami merencanakan mengenalkan computer kepada adik-adik kelas tinggi yaitu kelas 5 dan kelas 6, kami mengenalkan bagaiamana cara memgang mose, mengoprasikan computer terutama pada Microsoft word dan beberapa fungsi yang ada didalamnya, untuk anak kelas 5 sendiri kebetulan pada saat itu akan diadakannya simulasi AKM, sehingga kami membantu dalam mempersiapkan simulasi AKM yang ditujukan untuk anak kelas 5.Â
Tidak hanya kelas 5 dan 6 saja yang mendapat pelajaran tentang adaptasi teknologi, kelas rendah pun kami tunjukkan beberapa teknologi untuk menunjang pembelajarannya melalui pemutaran video pembelajaran.Â
Para siswa sangat antusias akan hal ini. Bahkan mereka tak segan untuk sekedar bertanya bagaimana cara mengoperasikan laptop atau komputer dikarenakan lingkungan yang kurang memadai dan fasilitas sekolah yang kurang mendukung untuk menayangkan video pembelajaran.
Perpustakaan adalah salah satu sumber literasi terbesar di sekolah. Akibat dari pandemi Covid-19, banyak buku yang sudah tidak layak pakai, terbengkalai dan dimakan oleh rayap, serta ketika kami observasi banyak buku yang tidak tertata dengan rapi, tidak adanya dokumen jenis-jenis buku, sehingga menggugah saya dan rekan saya untuk memperbaiki perpustakaan dengan cara memuatkan label disetiap buku-buku yang ada di perpustakaan dan mendata buku apa saja yang ada di perpustakaan kedalam aplikasi google spreedshet sehingga disisi lain kami juga membantu dalam administrasi sekolah dalam bentuk data buku perpustakaan dan dapat memudahkan pihak sekolah dalam memantau buku-buku yang ada diperpustakaan.Â
Disini sebelumnya kami juga sudah mendapat kesepakatan dengan guru pamong dalam hal pembenahan perpustakaan dan kegiatan yang akan kami laksanakan.Â
Kami memulai dari pengelompokan jenis buku, pemilihan buku-buku yang layak dan tidak layak pakai, pembuatan label buku, penempelan label buku, pemberian name tag buku agar lebih mudah mengambil dan mengembalikan buku kedalam rak, dan pembenahan tata letak ruang perpustakaan agar lebih terlihat rapi, bersih, dan indah untuk dipandang.Â
Kami juga melaksanakan kegiatan pembenahan pojok baca dan pembuatan poster untuk ditempel dikelas kelas dan diluar kelas untuk mempercantik serta memperindah sekolah. harapannya dengan diadakannya pembenahan perpustakaan serta membantu administrasi sekolah tentunya dapat semakin maju,berkembang, dan yang paling diharapkan dapat meningkatkan akreditasi yang diharapkan.
Tentunya tidak hanya mengajar, adaptasi teknologi, dan membantu administrasi. Kami juga ada kegiatan non mengajar kegiatan non mengajar disini kami rangkum dalam bentuk yang pertama yaitu membantu dalam pembenahan aliran air disekolah, dikarenakan pada saat itu akan diadakannya peringatan hari air, untuk kegiatannya sendiri kami membuat video yang akan di upload di youtube sekolah dan web sekolah dengan konsep anak-anak mencuci tangan dengan air yang mengalir dan prokes yang ketat karena masih dalam kondisi pandemic.Â
Untk kegiatan yang kedua yaitu ada kegiatan duta baca sekolah, kegiatan duta baca sekolah disini sasaran kami yaitu setiap kelas mulai dari kelas 1 hingga kelas 6 diambil yang terbaik dalam hal membaca atau meningkatkan kemampuan literasi.Â
Untuk penilainnya sendiri kami mengacu pada ketepatan membaca, kelancaran membaca, serta intonasi membaca, setelah itu kami memberikan reward kecil-kecilan untuk anak yang memperole nilai tertinggi disetiap kelasnya yang akan kami jadikan anak duta baca.Â
Selanjutkan kegiatan kami yang ketiga ada kegiatan perayaan hari guru, dalam perayaan hari guru ini kami dedukasikan untuk guru-guru SDN Darungan 02 yang telah memberikan banyak ilmu kepada adik-adik serta membantu kami bagaimana cara mengajar dan mendidik adik-adik dengan sabar dan tekun melihat keadaan sekolah yang bisa dikatakan tidak layak, tetapi masih tetap memiliki semangat yang tinggi untuk mengajar disekolah tersebut.
Beberapa hal yang dapat saya lihat ketika bertemu dengan para siswa adalah dengan keterbatasan fasilitas yang mereka punya, mereka memiliki impian yang tinggi dalam meneruskan pendidikan. Ketika ada sumber pengetahuan baru, mereka akan sangat antusias dan ingin tahu lebih banyak.Â
Mereka sangat senang ketika ada yang mengunjungi sekolah, dikarenakan hal itu merupakan jendela baru untuk mereka dengan keterbatasan akses baik jalan maupun jaringan membuat mereka terasingkan dari perkembangan ilmu pengetahuan yang ada.
Satu-satunya harapan jendela ilmu mereka adalah sekolah dan orang-orang baru yang berkunjung. Mereka sangat memanfaatkan waktu ketika bertemu dengan kami, entah itu untuk belajar atau tentang apapun. Seperti membaca, menghitung, bercerita atau sekedar bermain dengan kami.Â
Kami juga bangga terhadap tenaga pengajar di SDN Darungan 02 yang setiap hari menempuh perjalanan yang sangat sulit. Hal ini membuktikan bahwa dengan kondisi medan sesulit apapun tidak bisa mematahkan impian untuk mengabdikan diri demi penerus bangsa yang lebih berkualitas. Kami mengharapkan agar lebih banyak lagi orang-orang yang mau mengabdi di SDN Darungan 02 untuk memberikan pengetahuan baru bagi anak-anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H