Mohon tunggu...
Febriana LindiSantika
Febriana LindiSantika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aku seorang mahasiswa yang sangat tertarik dengan sebuah berita terkini dan kegiatan sosial yang membantu masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Sedarah Namun Tak Searah

29 September 2022   08:25 Diperbarui: 29 September 2022   08:32 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber:Pinterest) 

Sosok ibu adalah madrasah pertama bagi seorang anak. Kalimat itu pasti sering sekali kita dengar. Peran ibu dalam mendidik dan tumbuh kembang anak sangatlah penting. Karena seseorang anak akan tumbuh dan berperilaku tergantung dengan pembelajaran dari ibu yang telah diberikan. 

Namun tidak semua perilaku atau perbuatan anak ialah hasil dari didikan seorang ibu. Terutamanya kesalahan yang dilakukan anak. Itu mungkin bukan suatu didikan ibu. Karena perlu kita ketahui ada banyak berbagai macam karakter anak. Contohnya ada yang mempunyai sifat penurut dan juga ada yang pembangkang. Ada yang selalu menerima dan tentunya juga ada yang menolak terhadap didikan ibu. Hal ini menjadikan anak di sebuah keluarga mempunyai sifat sifat yang berbeda bahkan bisa dibilang berbanding terbalik satu dengan yang lainnya. 

Berbicara mengenai didikan seorang ibu belakangan ini terdapat kasus yang terjadi di dalam keluarga hang menimpa  seorang public figure. Masalah yang bisa dibilang sensitif ini atau privasi ini diungkap sendiri  yang seharusnya menjadi ranah keluarga sekarang menjadi ranah publik karena diungkap ke media sosial. Pastinya dengan mengungkap ke media sosial tentunya menyorot perhatian media massa dan menyebabkan para pengguna sosial media atau sering kita sebut dengan "netizen" berkomentar atau ikut campur. 

Masalah dalam keluarga ini adalah perselisihan antara dua bersaudara. Kedua saudara ini adalah saudara kembar, namun banyak sekali perbedaan. Perbedaan itu bisa kita lihat secara langsung. Contohnya dari segi penampilan, kehidupan, prinsip hidup atau barang atau sesuatu yang mereka sukai.

Masalah yang disebabkan dua bersaudara ini yaitu kecemburuan terhadap satu saudara ke saudara lainnya. Namun jika dilihat melalui jejak digital yang ada salah satu saudara ini memang terlihat jelas mempunyai kecemburuan terhadap saudaranya. Karena saudara satu mengganggap bahwa dia tidak mendapatkan apa yang dia mau sejak kecil sedangkan saudara kembarnya selalu mendapatkan apa yang dia inginkan. 

Permasalahan kedua saudara ini semakin parah dan besar karena kedua belah pihak yang bermasalah ada yang menghindar atau malah diam dengan keadaan ini. Memang ada sebuah peribahasa diam adalah emas namun jika suatu masalah perlu diselesaikan dengan berbicara dan oleh dua orang yang bersangkutan peribahasa ini tidak berlaku. Karena emas ini bisa menjadi bara api yang akan membakar. Karena masalah tidak akan selesai tanpa berbicara. 


Apalagi mereka seorang public figure yang dimana mereka akan terus tersorot oleh media sosial. Dan sekarang peran sosial media bisa sangatlah kejam bagi mereka dimana orang yang bukan keluarga bahkan orang yang tidak dikenali bisa berkomentar dengan mudah dan seenaknya. Dengan adanya komentar ini berakibat munculnya spekulasi liar yang bermunculan. Dan juga malah memperparah keadaan yang ada. 


Penyelesaian masalah ini sangat membutuhkan sosok ibu. Ibu disini berperan sangatlah penting dan diharapkan. Ibu harusnya menjadi penengah, penasehat dan penyelesai masalah bagi anak anaknya. 

Bukan harus membela anak satu atau anak lainnya. Karena malah bisa menimbulkan kecemburuan yang tidak ada habisnya. Dan juga karena keduanya adalah anaknya bahkan keluar dari rahim ibu hanya selisih berapa menit.

Sebenarnya dalam masalah ini "netizen" juga tidak boleh ikut campur apalagi membela satu kubu terus mengompori kubu lainnya. Karena ini memang masalah keluarga yang hanya bisa diselesaikan oleh keluarga. 

Dan hanya keluarga yang tau menau mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Dan kita tidak tau apa yang terjadi atau keadaan sebenarnya. 

Dapat disimpulkan dari permasalahan yang terjadi ini adalah pertama sikap saling tidak terbuka terhadap keluarga sangatlah tidak baik. Karena sesuatu yang dipendam akan bisa meledak suatu saat dan itu bisa menjadi sebuah bom atau masalah bagi kita atau sekitar kita. 

Kedua media sosial bukanlah tempat terbaik untuk meluapkan dan menyelesaikan sebuah masalah yang terjadi. Media sosial malah bisa jadi penambah masalah karena keikutsertaan orang lain berkomentar tanpa tau asal muasalnya dan jika seorang bermasalah terpengaruh oleh komentar negatif itu malah memperparah sebuah keadaannya. 

Ketiga ibu harus menjadi sebuah buku diary terbaik bagi anak. Dimana ibu akan selalu mendengarkan keluh kesah anak tanpa harus menghakiminya. Dan yang paling penting tanpa membedakan anak satu dan anak lainnya yang akan menimbulkan kecemburuan satu sama lainnya. 

Dan yang terakhir yang dapat disimpulkan ibu harus menjadi support sistem anak. Apabila anak ingin melakukan sesuatu harusnya didukung. Walaupun sesuatu itu adalah sebuah hal yang saudara lain sukai atau lakukan jika itu adalah sebuah hal yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun