Mohon tunggu...
Febrian Walid
Febrian Walid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penulis pemula

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterkaitan Beberapa Peristiwa dengan Butterfly effect

23 November 2024   11:46 Diperbarui: 28 November 2024   17:55 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar: Propaganda Inggris, Warfare History Network)

Butterfly effect atau efek kupu-kupu yang akan kita bahas kali ini adalah keterkaitan teori tersebut dengan beberapa kekacauan peristiwa di masa lalu. Dalam teori ini, kesalahan kecil yang terjadi di suatu masa diyakini bisa menimbulkan masalah dan konsekuensi besar di masa depan. Efek kupu-kupu banyak contohnya, dan menariknya, peristiwa-peristiwa perang di abad ke-20 banyak mengandungnya. Ini menjadi teori yang populer pada masanya, karena keterkaitannya dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia. 

Kematian Franz Ferdinand.

Kematian Franz Ferdinand menjadi salah satu efek kupu-kupu terbesar dalam sejarah manusia, karena terjadinya Perang Dunia Pertama. Pada 28 Juni 1914, Bosnia saat itu dikunjungi oleh Pangeran Franz Ferdinand dalam rangka peresmian sebuah rumah sakit. Kunjungan saat itu ternyata telah ditunggu oleh kelompok teroris Black Hand, yang berpaham pan-Slavisme, sebuah gerakan yang mendorong laju integritas dan persatuan bangsa-bangsa Slavia.

Beberapa hari sebelum Ferdinand sampai di Bosnia, seorang remaja Serbia-Bosnia bernama Gavrilo Princip pergi ke Sarajevo bersama dua nasionalis lainnya untuk melancarkan, termasuk di antaranya pembunuhan. Upaya ini dilakukan atas ketidaksetujuan mereka terhadap pencaplokan wilayah Bosnia oleh negara Austria-Hungaria. Berdasarkan jurnal laman Smithsonian, pada awalnya Ferdinand sudah mengalami hal yang buruk karena semua orang di Sarajevo mencoba membunuhnya. Untungnya, Ferdinand berhasil selamat dari sebuah bom yang sedikit meledak lebih awal, meskipun teman-teman serombongannya terluka dan dilarikan ke rumah sakit.  

Ferdinand bersikeras untuk mengunjungi teman-temannya yang terluka. Sopirnya, yang tidak terbiasa dengan rute di kota itu, mengambil belokan yang salah dan akhirnya memutar mobil tepat di depan Gavrilo Princip yang sedang di luar kafe. Gavrilo langsung berdiri dan bergegas untuk mendekati Ferdinand, lalu dengan cepat meletuskan pistolnya ke Ferdinand. 

Austria-Hungaria menuntut hal tersebut kepada Serbia atas serangan tersebut. Austria-Hungaria memberikan ultimatum untuk menyelesaikan perkara itu. Akan tetapi, jawaban dari Serbia yang tidak sesuai harapan membuat ketegangan semakin memanas. Akhirnya, perang melawan Serbia dideklarasikan pada tanggal 28 Juli 1914. Perang ini tidak hanya melibatkan kedua negara tersebut, tetapi ada beberapa negara yang ikut memihak kedua negara tersebut. 

Peristiwa pembunuhan tersebut dicatat sebagai pemicu Perang Dunia Pertama, tapi bagaimana jika sopirnya memeriksa peta terlebih dahulu dan mengambil jalur yang berbeda? Mungkin saja Perang Dunia I tidak pernah ada. 

Belas Kasih dari Henry Tandey.

(Gambar: Propaganda Inggris, Warfare History Network)
(Gambar: Propaganda Inggris, Warfare History Network)

Pada tahun 1918, seorang tentara Inggris bernama Henry Tandey sedang berperang melawan tentara Jerman. Ia tidak membunuh musuh dari tentara Jerman, dan karena itu, 60 juta orang meninggal. Tandey yang ikut bertempur dalam pengepungan Marcoing, pada saat itu banyak tentara Jerman mundur dari wilayah tersebut. Namun, ia melihat ada salah satu dari mereka yang belum mundur dan masih berkeliaran di jalur tembaknya. 

Tandey mengarahkan senjatanya ke tentara Jerman tersebut, tetapi ia menyadari bahwa orang Jerman tersebut sedang terluka. Ia pun tidak jadi menarik pelatuk dan menurunkan senjatanya. Orang Jerman itu mengangguk sebagai tanda terima kasih karena telah membiarkannya pergi. 

Tandey diganjar dengan Victoria Cross dan wajahnya ditampilkan dalam poster propaganda Inggris. Namun, dua puluh tahun kemudian, poster itu terlihat di tempat yang tidak dapat disangka, yaitu di rumah Adolf Hitler. Ketika Perdana Menteri Inggris mengunjungi rumah Hitler dan melihat poster di dindingnya, ia bertanya mengapa Hitler mempunyai poster propaganda Inggris. Hitler berkata, "Dia adalah orang yang hampir menembak saya." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun