Mohon tunggu...
Febrian DickyFitrianto
Febrian DickyFitrianto Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN WALISONGO

Lahir di Kendal, 1 Februari 1999

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Weh-Wehan Kaliwungu

24 November 2020   14:30 Diperbarui: 24 November 2020   15:08 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap daerah di Indonesia biasanya memiliki budaya atau tradisi tersendiri, tak terkecuali di kecamatan Kaliwungu.

Di kecamatan Kaliwungu ada tradisi yang bernama Weh-Wehan atau ketuwin. Tradisi ini diadakan setiap tahun pada momen peringatan hari Maulid Nabi Muhammad SAW. Biasanya tradisi Weh-Wehan ini dimuali Ba'da Maghrib sampai adzan Isya' berkumandang. Namun ada juga dusun yang sudah memulai tradisi Weh-Wehan sejak sore hari.

Sesuai dengan namanya, tradisi Weh-Wehan memiliki makna "saling memberi", jadi dalam tradisi ini para warga akan saling memberi jajanan satu sama lain, mirip seperti barter. Sebelum memulai Weh-Wehan, biasanya masyarakat menyiapkan berbagai macam jajanan terlebih dahulu di depan rumah masing-masing. Jajanan tersebut nantinya akan ditukarkan dengan jajanan yang dibawah oleh tetangga yang datang untuk Weh-Wehan.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Saat tradisi Weh-Wehan berlangsung,  jalanan kampung akan dipenuhi oleh anak-anak yang berlalu lalang untuk menukarkan jajan yang mereka bawa untuk ditukarkan dengan jajanan teman atau tetangga mereka. Maklum saja, biasanya memang anak-anak lah yang berkeliling kampung untuk Weh-Wehan, orang tua biasanya hanya di rumah untuk melayani tamu yang datang atau ikut menemani anaknya yang masih kecil untuk ikut Weh-Wehan.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Dalam tradisi Weh-Wehan ada makanan khas yang selalu ada, yaitu ketupat Sumpil. Ketupat Sumpil terbuat dari bahan dasar beras yang dibungkus daun bambu dan dibentuk menyerupai segitiga.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Menurut masyarakat, bentuk segitiga pada Sumpil ini memiliki arti tersendiri, yaitu hubungan manusia dengan Tuhannya (HablumiminAllah), hubungan manusia dengan sesama manusia (Habluminannaas),  dan hubungan manusia dengan alam (Habluminalalam).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun