Mohon tunggu...
Febri AllyaChery
Febri AllyaChery Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Psikologi di Universitas Andalas

Sedang menempuh pendidikan di Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tetap Bahagia dan Sehat: Persiapan Lansia dalam Menghadapi Masa Pensiun

25 Juni 2024   00:48 Diperbarui: 25 Juni 2024   01:07 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lansia merupakan individu yang digolongkan sudah berumur 60 tahun ke atas menurut pandangan orang Indonesia, sedangkan menurut pandangan orang barat, lansia adalah individu yang berumur 65 tahun ke atas (Santrock, 2002). Depkes RI (2019) mengemukakan bahwa kategori atau klasifikasi lansia terdiri dari:

  • Pra lansia (45-59).
  • Lansia (60 tahun).
  • Lansia risiko tinggi (usia 60 tahun atau lebih dengan persoalan kesehatan).
  • Lansia potensial (lansia masih mampu melakukan kegiatan yang bisa menghasilkan barang ataupun jasa).
  • Lansia tidak potensial (lansia yang sudah tidak mampu untuk menghasilkan barang atau jasa).

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), individu lanjut usia dikelompokkan menjadi 4, yaitu usia pertengahan atau middle age (45-59 tahun), lanjut usia atau elderly (60-74 tahun), lanjut usia tua atau old (75-90 tahun), dan usia sangat tua atau  very old (90 tahun ke atas).

Ada masanya setiap orang mempunyai mata pencaharian, jabatan tinggi, ataupun menjalani jenjang karir yang bagus, di mana pada akhirnya mereka akan mengalami pensiun ketika sudah lanjut usia. Masa pensiun merupakan salah satu fase yang tidak dapat terhindarkan dan tidak datang tiba-tiba dalam siklus kehidupan. Perubahan dari kehidupan bekerja menjadi masa pensiun seringkali memicu tantangan atau permasalahan psikologis dan fisik. Ketika sudah memasuki masa pensiun, seseorang akan kehilangan kegiatan rutin, teman kerja, dan pemasukan. Batas Usia Pensiun (BUP) normalnya biasanya sekitar 56-58 tahun tergantung pada peraturan perusahaan atau instansi pemerintah yang terkait.

Sebuah survey yang dilakukan oleh Indriyana (2013) didapati bahwa ketika menjelang pensiun maupun setelah pensiun, lansia mengalami berbagai perasaan positif dan negatif terkait masa pensiun mereka. Dukungan sosial, baik itu dari keluarga ataupun teman dan adanya persiapan yang cukup matang dalam menghadapi pensiun merupakan perasaan positif yang dapat dirasakan sehingga lansia tidak akan merasa terbebani pada masa pensiunnya. Sedangkan, untuk perasaan negatif yang dihadapi lansia akan muncul rasa terkejut dan khawatir ketika menghadapi pensiun, hal ini karena tidak adanya tujuan yang jelas untuk persiapan masa depan. Kemudian, kekhawatiran tentang kemungkinan menganggur setelah pensiun seringkali menyebabkan mereka banyak berpikir dan mengalami stres. Selain itu, mereka juga merasa takut jika kondisi fisik dan ekonomi mereka tidak mendukung dan tidak mendapatkan dukungan dari keluarga.

Pensiun dan Gaya Hidup

 Terdapat empat persepsi individu terhadap masa pensiunnya yang bisa mempengaruhi gaya hidup mereka, hal ini dikemukakan oleh Hanstein dan Wapner (dalam Rybash dkk., 1991), yaitu:

  • Transition to old age, individu menganggap pensiun merupakan waktu untuk mereka melepaskan segala aktivitas. Pada pandangan ini, mereka akan menikmati situasi dan kondisi tersebut.
  • New beginning, individu menganggap pensiun sebagai masa yang mendatangkan kesempatan baru untuk mengembangkan hobi atau aktivitas lainnya dalam kehidupan mereka. Di mana, kegiatan tersebut sebelumnya hanya mereka lakukan di waktu luang.
  • Continuation, individu merasa memiliki sebuah kesempatan untuk melanjutkan aktivitas yang berkaitan dengan keahliannya.
  • Imposed disruption, individu menganggap pensiun sebagai masa yang buruk karena mereka akan kehilangan pekerjaan, teman-teman, dan potensi baru yang ingin mereka kembangkan.

Apa saja yang dibutuhkan lansia dalam menghadapi masa pensiun agar tetap bahagia dan sehat?


Masa pensiun disini maksudnya adalah masa di mana individu harus berhenti bekerja karena ketetapan usia tertentu sebagai batas akhir bekerja di organisasi tempatnya bekerja. Oleh beberapa individu, pensiun adalah masa yang dinanti-nantikan dan sebaliknya menganggap hal itu sebagai sesuatu yang mencemaskan. Tentunya individu harus memiliki persiapan untuk menghadapi masa pensiun, baik itu persiapan finansial, rencana setelah pensiun, dan peningkatan kesadaran terkait kesehatan. Selain itu, dukungan sosial juga dapat membantu individu dalam menghadapi atau mempersiapkan masa pensiun.

  • Persiapan Finansial dan Perencanaan Hidup

Ketika memasuki fase lansia, keuangan menjadi hal yang sangat penting. Pendapatan akan menurun saat pensiun, hal itu karena biaya hidup yang terus meningkat, salah satunya dalam hal perawatan kesehatan. Individu yang sudah lanjut usia akan merasa bahagia ketika finansialnya sudah terjamin sehingga mereka bisa menggunakan waktu luang yang dimiliki untuk melakukan hal-hal atau kegiatan bermanfaat. Lansia dengan finansial yang bagus akan berpegang teguh untuk mempertahankan konsep diri yang unggul, jarang mengalami gangguan psikotik atau neurotik, dan merasa bahagia. Masa pensiun bisa saja menjadi masa kejayaan bagi mereka yang mempersiapkan diri dengan baik.  Persiapan finansial dapat dimulai dengan cara menabung dan berinvestasi sejak dini untuk berjaga-jaga supaya dana persiapan pensiun mencukupi. Pengelolaan keuangan juga tak kalah penting. Hal ini bisa dengan cara membuat anggaran keuangan yang nyata dalam mengatur pengeluaran. Kemudian, agar finansial tetap terjaga, kita juga bisa memanfaatkan program pensiun yang dikelola pemerintah maupun perusahaan.

Selain keuangan, perencanaan hidup setelah pensiun juga penting. Hal ini bisa direncanakan dengan menyusun schedule atau rencana-rencana kegiatan harian yang jelas supaya tetap bisa produktif di usia lanjut. Kemudian, bisa juga dengan mempertimbangkan lokasi tempat tinggal. Hal itu karena lokasi rumah yang strategis dan memiliki fasilitas lengkap akan membuat lansia merasa nyaman, aman, bahagia, dan tetap sehat.

  • Dukungan Sosial

Ketika sudah memasuki masa pensiun, kontak sosial dengan rekan kerja tentunya akan berkurang. Sebagai penggantinya, kita dapat lebih meningkatkan lagi kontak sosial dengan keluarga ataupun teman dekat yang ada di sekitar kita sehingga dukungan sosial tetap kita dapatkan. Dukungan sosial merupakan hal yang paling dibutuhkan untuk menghadapi masa pensiun. Dukungan sosial dapat memberi individu bantuan agar tetap bersemangat dan bisa menghadapi kenyataan yang terjadi. Dalam mengatasi tekanan psikologi yang muncul, dukungan sosial menjadi sesuatu yang efektif. Kecemasan atau kekhawatiran yang muncul akibat pensiun juga dapat diatasi dengan dukungan sosial, baik itu dari keluarga maupun teman. Dukungan sosial yang tidak cukup akan memicu rasa kesepian, perasaan yang kacau, gangguan psikologis, dan masalah lainnya.

  • Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental

Individu dengan usia lanjut pasti akan mengalami penurunan fungsi fisik sehingga akan rentan terhadap penyakit. Untuk menjaga fisik agar tetap sehat, kita perlu melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga secara teratur, dan tentunya menjaga pola makan. Kemudian, untuk menjaga kesehatan mental, meningkatkan hubungan sosial dengan keluarga, teman, dan lingkungan sekitar menjadi solusinya. Individu juga bisa mempersiapkan masa pensiun dengan menemukan dan mengembangkan hobi ataupun minat baru yang sekiranya dapat menciptakan kebahagiaan dan hidup yang bermakna. Selain itu, keseimbangan emosi juga perlu dijaga.

Dengan demikian, adanya persiapan yang matang akan membantu lansia dalam menghadapi masa pensiun dengan lebih tenang dan percaya diri. Menjaga keseimbangan antara persiapan keuangan, perencanaan hidup, dukungan sosial, dan kesehatan fisik serta mental, membuat lansia bisa menikmati dan menjalani masa pensiun dengan bahagia dan sehat.

Sumber:

Pratama, I., Said, A., & Erlamsyah. (2018). Kebahagiaan Lanjut Usia dalam Menjalani Masa Pensiun. Jurnal Neo Konseling, 1 (1), 1-7. DOI: http://dx.doi.org/10.24036/02017617386-0-00

Novendra, I., Puspitasari, R., & Winarmi, L., M. (2021). Literatur Review: Dukungan Sosial Menghadapi Masa Pensiun. Journal of Healath Research Science, 1 (1), 42-52. DOI: https://doi.org/10.34305/jhrs.v1i1.298

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun