Mohon tunggu...
Febprianty
Febprianty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

People come and go

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Teknologi Media terhadap Perubahan Pola Konsumsi Berita Masyarakat

26 Desember 2023   21:45 Diperbarui: 26 Desember 2023   21:46 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Ketika mesin cetak pertama kali ditemukan oleh Guttenberg (Jerman) maka penemuan itu merupakan tonggak perubahan dahsyat untuk memulai suatu zaman baru dengan media cetak. Demikian pula ketika teknologi jenis media lain menyusul kemunculannya seperti gramofon yang memunculkan era baru musik rekaman dalam piringan hitam, kemunculan pertama kali gambar bergerak tanpa suara atau film hitam putih bisu, lalu diikuti kemunculan penemuan siaran radio, film bersuara dan berwarna, kemunculan media televisi, dan beberada dekade berikutnya yakni kemunculan internet yang disertai perangkat digital yang menyatukan semua mode berkomunikasi dalam seperangkat genggaman (gadget).

Kebersinambungan perkembangan teknologi tanpa henti sepanjang sejarah manusia itu sesungguhnya menunjukkan bahwa selalu terjadi proses perubahan dan perkembangan dalam inovasi teknologi media. Teknologi komunikasi dan media menjadi bagian terpenting dalam perkembangan peradaban manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan nilai-nilai baru sembari mungkin memperkuat atau menghilangkan nilai-nilai lama masyarakat. Termasuk dalam bersikap, bertindak, dan berperilaku antar individu, dalam keluarga dan masyarakat. Semua mengalami pergeseran. Perubahan utama juga ditimbulkan oleh pengaruh teknologi media terhadap masyarakat, sehingga melahirkan nilai-nilai, keyakinan, kebiasaan dan perilaku baru sebagai sebuah budaya. Demikianlah yang disebut kultural teknologi dimana teknologi itu tercipta sebagai hasil budaya manusia dan selanjutnya teknologi menyuburkan budaya baru.

Perkembangan teknologi ini memungkinkan masyarakat menyesuaikan waktunya dalam usaha mengakses informasi, sesuai dengan kesempatan masyarakat untuk mengikutinya, apakah pada real time atau ditunda pada waktu tertentu sesuai waktu yang tersedia bagi khalayak. Media lain yang berbasis internet dewasa ini ikut memproduksi berita baik secara lembaga maupun perorangan, yaitu media sosial baik dalam kategori microblog maupun macroblog. Berita sebagai sebuah genre konten komunikasi yaitu teks yang menyampaikan fakta dan peristiwa yang memiliki nilai penting bagi pembaca. Berita diproduksi media berdasarkan proses pencarian, penyuntingan dan publikasi baik melalui media cetak mapun media lainnya termasuk media sosial. Dalam era media konvensional media berita memiliki nilai aktual dengan jarak waktu atau waktu tunda (delay) antara saat pendapat diungkapkan dan terjadinya peristiwa dengan saat khalayak menerima informasi yang cukup panjang. Hal ini berbeda dengan media baru, jarak antar perisiwa dan dan pendapat dengan khalayaknya sangat singkat, bahkan nyaris tanpa beda atau real time. Kedua karakteristik tersebut kemungkinan akan membedakan pola akses masyarakat kedua kategori media tersebut yaitu media konvensioal dan media baru berbasis internet. Selanjutnya setiap media juga memungkinkan memiliki kepentingan beraneka ragam yang kemungkinan sama atau berbeda atau sangat berbeda dengan kepentingan khalayak sehingga masyarakat akan memiliki pola tersendiri dalam mengkonsumsi media. Gambaran pola konsumsi berita mempunyai arti bagi dunia industri media untuk mengembangkan bisnis media berita, juga akan sangat bermanfaat bagi lembaga non komersial yang memiliki kepentingan menjalin komunikasi dengan masyarakat, agar strategi komunkasi berhasil dengan efektif. Dilihat dari sisi masyarakat, pola konsumsi media akan berkaitan dengan tingkat posisi kesenjangan digital yang dimiliki, apakah ia mengenal perangkat digital sejak ia lahir atau setelah dewasa. Palfrey dan Gasser (2008) mengemukakan konsep digital native bagi generasi yang lahir setelah tahun 1980, dan digital settler dan digital immigrant yang lahir setelahnya. Bagi yang lahir sebelum era digital namun kemudian ia bertransformasi dan belajar sehingga bisa memiliki kemampuan mengunakan teknologi digital dalam aktifitas kehidupannya disebut generasi digital settler. Diantara generasi yang lahir sebelum era digital tersebut namun lambat menyesuaikan sehingga tidak sepenuhnya menggunakan teknologi digital dan masih terikat pada teknologi analog serta perilakunya masih berorientasi analog, disebut digital immigrant (Hidayat, 2016).

Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Rusadi, 2014) Terkait konsumsi berita lintas media massa konvensional dan internet, Khalayak media dewasa ini memiliki banyak pilihan dan kemudahan untuk mengkonsumsi berita karena dukungan teknologi komunikasi dan informatika. Mereka bisa mengkonsumsi berita dari media konvensional seperti surat kabar, televisi dan radio, tetapi juga mereka bisa mengkonsumsi berita dari media berbasis internet seperti portal berita, media digital, media sosial. Kedua kategori media memiliki karakteristik yang berbeda dalam produksi maupun distribusinya, yang akan memberikan konsekuensi pada pola konsumsinya. Penelitian ini berusaha menjelaskan pola konsumsi yang terjadi terhadap media konvensional dan media internet pada khalayak yang berbeda tingkat literasi digitalnya, yaitu generasi digital native, settler dan immigrant. Hasil penelitian menunjukkan khalayak generasi digital native sudah lebih utama mengkonsumsi media berita berbasis internet, dibanding dengan generasi digital settler dan immigrant. Namun demikian mereka tidak meningkatkan sama sekali sumber sumber media berita konvensional, terutama bagi generasi digital settler dan immigrant. Twitter sebagai mikroblog digunakan untuk mengetahui trending topic sebagai titik awal konsumsi informasi yang kemudian dilanjutkan dengan mengikuti teks beritanya di portal berita di media yang bersangkutan, dan kemudian mereka menonton televisi untuk melihat dramatisasi visual dan acara-acara dialog dan debat yang ada di televisi. Secara akademis penelitian ini memberikan pengayaan pada studi khalayak yaitu pola khalayak mengikuti media dalam kondisi kehadiran media baru yaitu media berbasis internet. Temuan ini memberikan konfirmasi ada kesamaan dengan penelitian terdahulu di berbagai negara, yang menjelaskan bahwa peralihan konsumsi berita dari media konvensional ke media internet masih dalam proses. Mereka yang mengkonsumsi berita di media konvensional dan internet dengan tujuan untuk saling melengkapi dan memperoleh kepastian kebenaran berita tersebut. Masyarakat yang tinggal di wilayah wilayah perbatasan dengan ibu kota, yang aktivitasnya lebih banyak di ibu kota, tidak memberikan perhatian pada isu lokal, namun untuk yang isu lokal yang menjadi nasional menjadi perhatian mereka. Penggunaan internet sebagai platform media berita, telah mendorong konsumsi berita-berita yang memilik kedekatan secara budaya sebagai nilai culture proximity. Dengan demikian secara konseptual proximity yang dalam teorinya lebih melihat jarak geografis, namun untuk media berbasis internet yang bisa menembus hambatan jarang ruang atau fisik, maka kedekatan kultur atau culture proximity yang menjadi ukuran utama dalam kriteria kedekatan yang bisa menjadi pertimbangan dalam mengakses berita. Secara praktis dalam kaitan industry media, semakin menurunnya perhatian terhadap media berita konvensional walaupun walau belum sepenuhnya tergantikan, memberikan peringatan dini pada eksistensi industri media konvensional untuk membentuk strategi agar kebangkrutan tidak menjadi kenyataan. Agar tetap eksis media disarankan untuk mengubah platform berita yang tunggal menjadi multi platform. Bagi lembaga-lembaga public relations komersial dan non komersial temuan penelitian ini mengingatkan jika akan menggunakan media berita, maka untuk sasaran generasi digital native agar lebih fokus menggunakan media berbasis internet dan untuk generasi settler dan immigrant, informasi yang diproduksi seyogyanya disalurkan pada platform konvensional dan yang berbasis internet sekaligus.

Kesimpulan

Konsumsi berita masyarakat saat ini sangat banyak dipengaruhi perkembangan teknologi informasi. Smartphone yang hampis dimiliki setiap orang memudahkan persebaran berita sehingga diera digital ini masyarakat dalam memperoleh informasi menjadi lebih mudah dan cepat sehingga diharapkannya masyarakat dapat lebih kritis dalam menerapkan filterisasi terhadap berita yang diterima sehingga menghindari terjadinya “Hoax” atau tersebarnya berita yang tidak sesuai dengan yang terjadi.

Referensi

1.Hidayat, Z. (2016). DAMPAK TEKNOLOGI DIGITAL TERHADAP PERUBAHAN KONSUMSI MEDIA MASYARAKAT. Jurnal Komunikologi, 13(2), 59–77.

2.Rusadi, U. (2014). KONSUMSI BERITA LINTAS MEDIA MASSA KONVENSIONAL DAN INTERNET. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Komunikasi Dan Informatika, 4(3), 173–186.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun