Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Â Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Nama          : Febi Yulianti, S.Pd
NIM Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : A2G322014
Lokasi          : SMP Negeri 10 Merlung
Tujuan yang ingin dicapai :
AKSI 1Â
Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Keterampilan Reading Comprehension Teks Descriptive (Animals) di kelas VIII melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Media Gambar dan Berbantuan Aplikasi Power Point
AKSI 2
Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Keterampilan Menulis Teks Narrative (Fable) di kelas IX melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Media Gambar Berseri dan Berbantuan Aplikasi Power Point
AKSI 1 : 01 September 2022
AKSI 2 : 12 September 2022
1. Situasi (Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini)
        SMP Negeri 10 Merlung merupakan sekolah perintis yang berdiri pada tahun 2013 . Penulis mulai mengajar di SMP Negeri 10 Merlung sejak tahun 2019. Pada saat ini jumlah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang ada sebanyak 15 orang yang terdiri dari 8 guru ASN, 6 guru honor, 1 orang TU, 1 orang cleaning service dengan jumlah siswa 106 orang. SMP Negeri 17 Muaro Jambi terletak di Desa Tanah Tumbuh Kecamatan Renah Mendaluh Kab. Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.
Berdasarkan hasil LK 1.1 terkait analisis identifikasi masalah,
Hal-hal yang menjadi latar belakang masalah pada AKSI 1 dan AKSI 2 adalah sebagai berikut :
1. Faktor guru
- Minimnya  pengetahuan guru dalam menguasai dan  menggunakan teknologi  dalam pembelajaran di kelasÂ
- Guru masih cenderung menggunakan metode konvensional dalam  mengajar (ceramah)Â
- Guru hanya terpaku pada buku paket untuk menerangkan tentang language features dari materi text narrative
2. Faktor siswa
- Siswa kurang bersemangat dalam belajar, misalnya terlihat lesu dan murung saat belajar yang dikarenakan tidak adanya ice breaking sebelum pembelajaran.Â
- Kosa kata bahasa inggris siswa masih sangat lemah dikarenakan tidak adanya pelajaran bahasa inggris di tingkat sebelumnya Siswa menjadi kurang berempati atau tidak puas dengan guru ketika materi yang disampaikan  masih belum dipahami  dengan baik dan benarÂ
- Siswa kurang percaya diri ketika menggunakan bahasa  inggris baik dari segi pelafalan ataupun tertulis
- UH siswa masih belum  bisa menyentuh nilai KKM walaupun soal tersebut diambil dari soal latihan yang sudah sering dibahas
3. Faktor  fasilitas
- Learning loss akibat pembelajaran daring efek pandemi covid 19, mengakibatkan guru harus melek teknologi dalam waktu yang relatif singkat
- Keterbatasan sarana dan prasarana untuk  mengaplikasikan pembelajaran inovatif, seperti infocus, seringnya pemadaman listrik, jaringan internet, atau komputer untuk siswa
- Dana yang relatif mahal untuk mengikuti pelatihan model pembelajaran inovatif apalagi jika guru berada di pelosok negeri
4. Faktor lingkungan
- Orang tua siswa terlalu fokus bekerja mencari nafkah sehingga peran orang  tua dalam membimbing anak- anaknya di rumah sangat minim
- Kurangnya komunikasi dan kerjasama guru dengan orang tua siswa
Praktik ini penting untuk dibagikan dengan beberapa penyebab berikut antara lain :
- Berbagi pengalaman kepada guru-guru tentang cara mengatasi berbagai permasalahan yang sering kita jumpai pada saat pembelajaran berlangsung, seperti bagaimana menumbuhkan semangat siswa dalam belajar, bagaimana menggunakan media yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa, dan bagaimana guru memanfaatkan waktu yang tersedia untuk meningkatkan kualitas belajar dari siswa itu sendiri. Selain itu, bagaimana guru menciptakan suasana yang menarik dan menyenangkan sehingga mencapai tujuan students-centered (terpusat pada siswa)
- Memotivasi guru untuk bisa memberikan yang terbaik untuk siswa dari segi pelayanan. Karena kurikulum sekarang mewajibkan sistem pendidikan yang berpusat pada siswa, guru pun dituntut untuk bisa mengembangkan sumber daya dan prasarana bagi siswa sehingga siswa memiliki tingkat pemahaman yang HOTS sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Baik itu dari pelatihan maupun dari teknologi atau aplikasi belajar interaktif yang sangat erat kaitannya dengan era milenial.
- Penggunaan teknologi sangat berdampak besar terhadap perkembangan pengetahuan dan keterampilan siswa di sekolah. Hal ini dikarenakan penggunaan gawai atau pun fasilitas internet yang tidak bisa dipisahkan dalam lingkungan keseharian siswa. Merujuk pada hal inilah, guru dituntut kreatif dan inovatif dalam menghasilkan media atau model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi sehingga siswa bisa mengasah dan mengembangkan kemampuan berpikirnya menjadi tingkatan yang lebih tinggi.
Sebagai seorang guru, saya memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk terus berusaha menciptakan lingkungan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan kreatif sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.
2. Tantangan (Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat)
Tantangan yang hampir sama saya temui ketika PPL Aksi 1 dan Aksi 2 dikarenakan analisis permasalahan yang sudah saya uraikan di atas. Perbedaan yang sedikit terlihat yaitu peserta didik kelas IX lebih terlihat fokus pada pembelajaran dikarenakan perbendaharaan kosa kata dan pengetahuan dasar bahasa inggris mereka yang mereka dapatkan sebelumnya.
2.1 Tantangan pada PPL AKSI 1
Setelah melakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara kepada rekan sejawat, kepala sekolah dan pakar, maka ada beberapa tantangan yang saya alami pada PPL AKSI 1 yaitu:
Pada Fase I orientasi peserta didik pada masalah, masih ada peserta didik yang kurang aktif dan dan responsif terhadap pertanyaan-pertanyaan yang saya berikan terkait ciri-ciri hewan.
Pada fase III membimbing penyelidikan kelompok, ada kelompok yang masih belum paham dengan tugas mereka sehingga berakibat pada terkurasnya waktu dalam kegiatan ini sehingga kegiatan selanjutnya menjadi terkendala.
Selain itu, pada fase III, pada kegiatan pengerjaan LKPD, ada beberapa peserta didik yang kesulitan dalam memahami instruksi soal yang diberikan.
Pada fase VI menyajikan hasil karya, peserta didik masih sulit untuk menyampaikan hasil diskusi mereka dengan bahasa inggris.
2.2 Tantangan PPL AKSI 2
Setelah melakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara kepada rekan sejawat, kepala sekolah dan pakar, maka ada beberapa tantangan yang terjadi yaitu:
Pada Fase I orientasi peserta didik pada masalah, masih ada peserta didik yang kurang aktif dan dan responsif terhadap pertanyaan-pertanyaan yang saya berikan.
Pada fase III membimbing penyelidikan kelompok, ada kelompok yang membutuhkan waktu yang lama dalam berdiskusi sehingga kegiatan selanjutnya menjadi terkendala.
Pada fase VI menyajikan hasil karya, peserta didik masih sulit untuk menyampaikan hasil diskusi mereka dengan bahasa inggris.
Setelah mengidentifikasi tantangan-tantangan selama melakukan praktik pembelajaran Aksi 1 dan Aksi 2 tersebut, saya merasa kompetensi pedagogik dan profesional saya sebagai seorang guru harus lebih terarah dan perlu ditingkatkan lagi. Saya juga merasa perlu untuk mengembangkan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menarik minat dan memotivasi peserta didik untuk belajar.
3. Aksi : Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya
Setelah menguraikan tantangan-tantangan yang saya alami di atas, maka langkah-langkah yang saya lakukan baik di PPL aksi 1 dan aksi 2 adalah sebagai berikut:
- Pada Fase I orientasi peserta didik pada masalah, masih ada peserta didik yang kurang aktif dan responsif terhadap pertanyaan-pertanyaan yang saya berikan.
Sebaiknya saya mencoba mengulang pertanyaan dengan bahasa yang lebih mudah dipahami atau menggunakan analogi jika diperlukan, sehingga peserta didik mudah untuk merespon atau menjawab pertanyaan guru. Selain itu, dengan memberikan gambar terkait materi yang akan dipelajari menurut saya juga merupakan solusi untuk pemecahan masalah ini.
- Pada fase III membimbing penyelidikan kelompok, ada kelompok yang membutuhkan waktu yang lama dalam berdiskusi sehingga berakibat pada kelompok lainnya dan waktu yang begitu lama terkuras dalam kegiatan ini sehingga kegiatan selanjutnya menjadi terkendala.
Sebaiknya saya membimbing peserta didik untuk berbagi tugas dalam mencari dan mengumpulkan informasi terkait pertanyaan yang diberikan.
- Juga pada fase III, pada kegiatan pengerjaan LKPD, ada beberapa peserta didik yang kesulitan dalam memahami instruksi soal yang diberikan.
Sebaiknya saya membuat penjabaran dari langkah-langkah instruksi soal secara beruntun dengan bahasa yang lebih mudah dipahami sehingga peserta didik lebih mudah memahami maksud / perintah soal.
- Pada fase VI, peserta didik masih sulit untuk menyampaikan hasil diskusi mereka dengan bahasa inggris.
Sebaiknya saya membimbing peserta didik yang kesulitan menyampaikan hasil diskusi tentang LKPD dengan memberikan contoh role play atau video penampilan sebagai referensi mereka pada saat presentasi.
4. Refleksi Hasil dan dampak  (Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut)
Dampak melaksanakan praktik pembelajaran dengan menggunakan media yang terintegrasi dengan teknologi melalui tampilan gambar atau media visual sangat menarik perhatian peserta didik. Peserta didik lebih fokus kepada tampilan powerpoint yang disajikan dan tidak jemu selama pembelajaran berlangsung. Hal ini juga berimbas kepada hasil belajar peserta didik yang mencapai KKM.
Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran Bahasa Inggris merangsang sikap dan rasa ingin tahu siswa serta nalar mereka untuk berpikir kritis dibandingkan dengan metode konvensional (ceramah) yang biasa dipakai. Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi guru terhadap keaktifan peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran.
Selama proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan media gambar berbantuan aplikasi ppt tersebut, rekan sejawat, dosen pengampu dan guru pamong  juga memberikan respon yang positif diantaranya adalah:
Peserta didik merasa senang dan bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas karena mereka dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran.
Rekan sejawat juga memberikan respon bahwa secara keseluruhan, seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan cukup baik dan sesuai dengan sintaks PBL.
Dosen dan guru pamong juga memberikan respon yang positif terkait keadaan peserta didik yang kooperatif dan bisa berkolaborasi dengan guru secara baik.
Faktor keberhasilan kegiatan pembelajaran ini sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam menguasai model pembelajaran, media pembelajaran, dan langkah-langkah rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
Pelajaran yang dapat diambil dari praktik pembelajaran yang sudah saya terapkan ini adalah bahwa sebagai seorang guru tentunya harus terus berupaya dan meningkatkan kemampuan diri dalam menciptakan suasana dan lingkungan pembelajaran yang menarik, kreatif, dan inovatif bagi peserta didik sehingga capaian pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.
Berikut ini saya sertakan link video praktek pembelajaran saya.
1. PPL AKSI 1
- Link video FULL (2X40 MENIT): https://youtu.be/SC8G_VzlJ5wÂ
- Link video (EDITED VERSION) 15 menit : https://youtu.be/hIIGIY-vrEc
2. PPL AKSI 2
- Link video FULL (2X40 MENIT): https://youtu.be/BDJGf3GUfbY
- Link video (EDITED VERSION) 15 menit : https://youtu.be/YeHc8UbCH04
Berikut juga saya sertakan lembaran refleksi dan evaluasi dari PPL Aksi 1 dan 2 saya :
- PPL Aksi 1 : https://drive.google.com/file/d/1K-kis2If0zBR1J7ArD9qPAyhLpb_4odP/view?usp=drivesdk
- PPL Aksi 2 : https://drive.google.com/file/d/1GbqTYFQXCXxWV4o_It7nG3NVQpikbaMn/view?usp=drivesdk
Rencana Tindak Lanjut
Beberapa Rencana Tindak Lanjut dari PPL Aksi 1 dan Aksi 2 yang akan saya lakukan adalah :
- Pemilihan strategi belajar oleh guru harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik serta memanfaatkan segala sumber daya baik sarana ataupun prasarana yang tersedia. Hal tersebut  dinilai tepat dan efekti. Selain itu, juga disesuaikan dengan materi pelajaran
- Pemilihan media belajar, seperti dengan media audio visual, guru bisa membuat materi ajar berbantuan aplikasi power point atau canva yang nantinya akan memotivasi semangat siswa dalam belajar dan menciptakan suasana yang menyenangkan.
Menggunakan metode belajar yang bervariasi juga berdampak besar bagi perkembangan pengetahuan dan keterampilan siswa karena pemahaman mereka terhadap materi yang disampaikan tidak selalu sesuai dengan satu model pembelajaran saja. Seperti keterampilan speaking akan lebih terasa manfaatnya ketika diajarkan dengan metode project based learning, sedangkan untuk reading comprehension lebih sesuai jika diaplikasikan metode problem based learning.
Lesson Learned (Pembelajaran Penting) yang diperolehÂ
Adapun Pembelajaran penting ( lesson learned) yang saya dapatkan dalam PPL Aksi 1 dan Aksi 2 Â yang sudah dilakukan adalah :
- Dari kegiatan ini, saya lebih mengetahui dan memahami serta bisa merancang sendiri pembelajaran yang kreatif dan inovatif berdasarkan karakteristik siswa saya di dalam kelas. Selain itu, saya mendapatkan ilmu dalam membuat media yang menarik berbasis TPACK dan tidak menjemukan bagi siswa saya.
- Dengan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan materi saya yang diajarkan dan disertai dengan ice breaking, pembelajaran terasa lebih menyenangkan serta dapat mengatasi masalah minat dan motivasi siswa saya yang sebelumnya rendah.
Dengan tuntutan guru di era milenial sekarang ini, mengharuskan guru untuk lebih mengasah kemampuan dalam mengembangkan bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa yang tujuan nya nanti pembelajaran yang beriontasi pada siswa (students centered) sehingga kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTs) siswa pun akan lebih berkembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H