Mohon tunggu...
Febi Yolla
Febi Yolla Mohon Tunggu... Akuntan - Edukasi Etika

Catch your dream, and make it happen.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Etika Kepedulian dan Feminisme

18 Mei 2020   11:10 Diperbarui: 8 Juni 2021   21:05 4349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teori Etika Kepedulian dan Feminisme (ilustrasi diolah sendiri)

Mungkin sebagian dari kita sudah familiar dengan kata -- kata kepedulian dan feminisme. Akan tetapi apakah yang dimaksud dengan Etika Kepedulian dan Etika Feminisme? Disini kita akan mempelajari lebih lanjut tentang kedua Etika Tersebut.

Secara umum etika diartikan sebagai ilmu yang mempelajari moralitas (moral). Moralitas merujuk pada standar pribadi atau perorangan tentang baik atau buruk dari suatu tingkah laku, karakter atau sikap. 

Kadang, tanda pertama terhadap sifat moral dari suatu situasi adalah kesadaran yang timbul atau pemahaman terhadap perasaan, seperti rasa bersalah, harapan, atau malu.

Secara teoritis, etika normatif dibedakan atas dua bentuk, yaitu etika deontologis dan etika utilitarisme. Deontologi adalah paham etika yang menilai moralitas suatu tindakan berdasarkan kepatuhan pada peraturan. 

Etika ini kadang-kadang disebut etika berbasis "kewajiban" atau "obligasi" karena peraturan memberikan kewajiban kepada seseorang. Hukum moral ini berlaku bagi semua orang pada segala situasi dan tempat (Universal).

Baca juga : Pentingnya Etika Bersosialisasi di Perguruan Tinggi Sesuai Nilai Pancasila

ilustrasi diolah sendiri
ilustrasi diolah sendiri

Etika Kepedulian merupakan Etika yang dilatar belakangi oleh munculnya beragam pandangan tentang manusia dari berbagai perspektif. Teori etika yang dicetuskan Carol Giligan berlandaskan kepedulian (care) sehingga etika ini disebut sebagai ethics of care. 

Teori etika ini menggunakan sifat keibuan (maternal) yang dimiliki oleh perempuan. Etika ini lebih mendasari teorinya pada unsur kepedulian yang berdasarkan emosi ketimbang unsur rasionalitas.

Ketika Etika kepedulian dicetuskan oleh Carol Gilligan. Menurut Gilligan, perempuan cenderung mendasarkan perilakunya pada kepedulian yang berupa kemampuan mendengarkan kisah-kisah orang lain dan diri sendiri. 

Paham etika ini menekankan pentingnya hubungan antar sesama manusia. Pendekatan ini menolak pendekatan absolut, objektif dan imparsial (tidak memihak) yang diciptakan oleh kaum laki-laki dan mengharapkan tercipta suatu keselarasan antara kepentingan sendiri dengan kepentingan pihak lain, disamping mengembangkan hubungan yang didasarkan pada peduli kasih bersama. 

Akan tetapi pengertian Etika kepedulian itu sendiri adalah teori etika normatif yang memegang keyakinan bahwa tindakan moral terpusat pada hubungan interpersonal dan kepedulian atau kecintaan sebagai nilai. Etika tersebut adalah salah satu inti teori etika normatif yang dikembangkan oleh kaum feminis pada paruh kedua abad kedua puluh.

Baca juga : Etika Seorang Pemimpin Menghadapi Risiko

  • Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kepedulian berasal dari kata "peduli" yang berarti peduli/pe*du*li/ v mengindahkan; memperhatikan; menghiraukan: mereka asyik memperkaya diri, mereka tidak -- orang lain yang menderita. 
  • Akan tetapi kepedulian memiliki arti tersendiri yaitu kepedulian/ke*pe*du*li*an/ n perihal sangat peduli; sikap mengindahkan (memprihatinkan);~ sosial sikap mengindahkan (memprihatinkan) sesuatu yang terjadi dalam masyarakat.
  • Oleh karena itu maka, kepedulian menyangkut tugas, peran, dan hubungan. Kata peduli juga berhubungan dengan pribadi, emosi dan kebutuhan, kepedulian juga dapat kita gunakan sebagai salah satu cara untuk memelihara hubungan dengan orang lain, dimana orang lain merasakan komitmen dan tanggung jawab pribadi. 
  • Noddings pada tahun 2002 menyebutkan bahwa ketika kita peduli dengan orang lain, maka kita akan merespon positif apa yang dibutuhkan oleh orang lain dan mengeksresikannya menjadi sebuah tindakan.
  • Kepedulian didasarkan pada hasrat secara penuh untuk membina ikatan dengan relasi atau kerabat atau dapat dikatakan dengan orang lain. Namun bagaimanpun cara terbaik untuk memahami apa itu kepedulian adalah dengan cara melihat bagaimana kepedulian tersebut dipraktikan. Kepedulian memiliki 3 (Tiga) komponen, yaitu :
  • Pemahaman dan empati kepada perasaan dan pengalaman orang lain.
  • Kesadaran kepada orang lain.
  • Kemampuan untuk bertindak berdasarkan perasaan tersebut dengan perhatian dan empati.
  • Maka Saya menyimpulkan bahwa Etika Kepedulian merupakan suatu cara untuk memelihara hubungan dengan orang lain yang bermula dari perasaan dan ditunjukkan dengan perbuatan, seperti contohnya menolong sesame, berbelas kasih kepada sesama.
  • Etika Kepedulian pada dasarnya juga dapat memunculkan efek kebahagiaan bagi beberapa orang, karena ada beberapa orang yang dengan melakukan tindakan kepedulian merasa bahwa pencapaian atas hidupnya terpenuhi, dan memiliki pemikiran positif serta kreatif untuk menolong orang tersebut.
  • Konsep dari Etika Kepedulian itu sendiri juga menyatakan bahwa moralitas itu tidak mutlak. dan hakikat manusia dalam konsep Etika Kepedulian adalah seseorang yang unik dalam relasi personal yang nyata dengan tetap menjaga keharmonisan jiwa-badan diri.
  • Etika Feminisme

Awal munculnya etika feminisme karena adanya kalangan feminis yang menjadikan pemikiran-pemikiran etika sebelumnya sebagai landasan untuk menyuarakan kesetaraan. Hal itu disebabkan saat itu wanita masih didefinisikan secara konvensional, yaitu dipandang melalui hubungan perempuan dengan laki-laki dan anak-anak. 

Oleh sebab itu Etika feminis muncul sebagai suatu pendekatan terhadap etika yang dibangun di atas kepercayaan bahwa berteori secara tradisional etis telah meremehkan dan / atau pengalaman moral wanita yang kurang dihargai, yang sebagian besar didominasi oleh laki-laki, dan karena itu memilih untuk menata ulang etika melalui pendekatan feminis holistik untuk mengubahnya.

ilustrasi diolah sendiri
ilustrasi diolah sendiri
Etika feminisme adalah etika berperspektif feminis. Etika feminisme bervariasi dalam cara advokasinya. Ada yang menekankan pada behavioral dan karakteristik perempuan khususnya sebagai pelayan kasih (care-giver status).

Sementara itu, ada yang melakukan pembelaan dengan cara menunjukkan kondisi politik, hukum dan ekonomi sebagai sumber persoalan dan ketidak adilan terhadap perempuan. 

Baca juga : Etika dan Logika Penting untuk Kemajuan Bangsa

Fokus utama etika feminisme adalah untuk memprioritaskan suara dan pengalaman perempuan sebagai agen moral yang aktif yang mampu berpartisipasi dalam pembangunan sistem moral dan etika. 

Melalui etika feminisme, posisi perempuan direstorasi dalam pandangan sosial sehingga dapat memainkan peran sebagai aktor penting dalam kehidupan bermasyarakat.

Penekanan moral dalam etika feminisme yang diasumsikan sebagai khas perempuan seperti intuitif, sensitif, empati, dan sifat-sifat emosional yang dianggap sebagai kelemahan justru diberdayakan dalam etika feminisme sebagai suatu kekuatan. 

Pemikiran etika feminisme didasarkan pada pengalaman, tidak seperti etika tradisional yang mengutamakan rasio manusia. Tujuan etika feminisme adalah membuat dunia lebih baik dan menggugah kesadaran untuk membuat dunia menjadi lebih baik. 

Etika Feminisme lebih bersifat partikular dan merupakan suatu usaha untuk menanggulangi etika universal yang dikembangkan oleh lelaki.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa etika feminisme adalah etika berperspektif feminis. Tujuan etika feminisme adalah :

  • Membuat dunia lebih baik dan menggugah kesadaran untuk membuat dunia menjadi lebih baik.
  • Transformasi masyarakat dan situasi dimana perempuan dirugikan melalui kekerasan subordinasi dan pengucilan. Ketika ketidakadilan seperti itu terbukti sekarang, dan dimasa depan, aktivis feminis akan melanjutkan protes, dan tindakan mereka setelah penilaian.

Paham etika ini menekankan pentingnya hubungan antar sesama manusia dan menolak pendekatan absolut, objektif dan universal. Etika Feminisme menekankan bahwa penindasan terhadap perempuan tidaklah dapat dibenarkan secara moral. 

Perempuan mempunyai hak untuk berekspresi. Segala bentuk penjagalan terhadap perempuan sudah menyalahi aturan moral. Lelaki yang masih mempunyai suatu kendali kuat terhadap suatu sistem etika, harus segera disadarkan bahwa perempuan pun memiliki suatu kapasitas sebagai manusia.

Tugas Mata Kuliah Etika Prof Dr Apollo (Daito) ;

Daftar Pustaka :

http://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/78105

http://etikafeminisme.blogspot.com/2016/08/apakah-etika-feminisme.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun