Mohon tunggu...
Febi Wahyudi
Febi Wahyudi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas Di Fiverr

Seorang pecinta Hujan dan Ketenangan, Kini Mengabdikan diri untuk Terus Menorehkan tinta hitam ke dalam selembar kertas, berbagi informasi, Menjadi pemilik dari Blog bertema Jalan-jalan, penulis untuk cerita Horor dan Romansa, terkadang suka Membuat puisi untuk ekspresi diri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perilaku Tidak Baik Jangan Difollow Tapi Direport!

24 Januari 2023   20:45 Diperbarui: 24 Januari 2023   20:53 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh lucu negeriku, kita hanya bisa mengomel dan mengutuk tapi tidak ada tindakan yang nyata sama sekali, ketika ada satu orang yang kita rasa meresahkan, kita dengan senang hati mengikutinya, bertambahlah satu followernya, dan kita merasa sudah berjalan di atas satu jalan kebenaran, padahal mengomel di laman komentar media sosial orang tersebut hanya memberi dia ruang untuk semakin berbuat gila.

Ketika aksi ramai yang sedang hangat dibicarakan, salah satunya adalah seorang pemuda dengan akun name Sultan Akhyar yang menjadi dalang dibalik pembuatan video mandi lumpur  melibatkan para wanita lanjut usia dengan tujuan mendapatkan upah berupah gift untuk sekali berhasil melakukan tantangan.

Semakin tidak waras, ketika dengan bangganya memperlihatkan barang mewah  hasil dari melakukan tindakan tidak terpuji, menggemborkan motor sportnya yang katanya  hasil kerja kerasnya dan di  klaim merupakan satu hasil dari berselancar ria di media Tiktok, mempertontonkan satu tindakan yang bisa dibilang tidak  manusiawi dan kerap memberikan sebuah pertunjukan layaknya perdagangan manusia namun dengan dalih pembuatan konten yang merendahkan diri orang lain.

Kemiskinan jugalah yang membuat para ibu dan wanita lansia membela pria berusia 29 tahun tersebut, uang yang mereka terima tidak membuat mata lansia tersebut terbuka lebar bahwa apa yang para orang tua itu lakukan tidak lebih dari mengemis secara online di ruang maya.

Sekarang beberapa media sosialnya sudah menghilang, para petugas kepolisian juga telah mengambil sebuah  tindakan keras dan yang paling melegahkan ketika dirinya berjanji tidak akan mengulangi hal yang sama lagi, setidaknya dia mungkin akan berusaha mencari cara lain dalam meraup uang mungkin dengan metode yang sama, mencari simpati dan berharap hadiah demi satu rasa kasihan.

Memberikan report kepada para pencoreng nama bangsa adalah tindakan legal dan paling nyata, ketimbang hanya memberikan reaksi marah dan tidak suka akan apa yang orang itu lakukan, algoritma media sosial tidak pernah perduli dengan karakter dan sikap orang lain, meski itu seorang pembunuh sekalipun, ketika kamu meramaikan akun media sosialnya, sejatinya kamu telah mengangkat namanya hingga ke atas dasar popularitas, mematikan sebelum tumbuh berkembang adalah hal yang paling bijak, selain memberikan efek jera dengan hukuman yang berlaku sesuai terhadap apa yang telah dia langgar selama ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun