Kisah Manis Menjadi Kompasianer

Kenal pertama kali dengan Kompasiana ketika lagi bingung mencari sebuah wadah untuk menuliskan keluh kesah, ide dan semua pikiran yang menumpuk di kepala.

Ide awal ingin menulis karena memang sudah suka membaca sedari waktu kecil dan kegemaran tersebut terus berlanjut ketika sudah memasuki usia dewasa hingga saat ini, pada umur sudah menginjak kepala tiga.

Iseng-iseng coret-coret di blog namun kurang semangat karena selain jarang yang melihat, menulis di blog terlalu membutuhkan hal yang bersifat tekhnis sedangkan  penulis yang gak mau ribet seperti saya tidak mau dipusingkan dengan hal-hal yang membuat waktu habis tersita.

Menjadi penulis blog yang baik dan benar tentu harus mempelajari algoritma google yang selalu berubah-ubah dan sudah bukan waktunya lagi saya untuk mengikuti semua alur permainan yang akan semakin menyita waktu saya yang seharusnya bisa saya gunakan untuk menulis dan membaca.

Hingga akhirnya saya menemukan satu wadah yang merupakan sebuah tempat berkumpulnya semua penulis di seluruh Indonesia dan itu bernama Kompasiana.

Kompasiana memang unik dan berbeda dengan yang lainnya, saya benar-benar dimanjakan dengan kemudahan dan semua sifat praktisnya dalam menampung semua penulis yang kebingungan dalam mencurahkan ide di dalam kepala mereka.

Banyak dari teman saya yang memilih Kompasiana dan menjadi seorang Kompasianer karena merupakan sebuah tempat yang tidak hanya bisa menulis dan membaca artikel dan tulisan yang berkualitas.

Namun suatu komunitas hidup yang benar-benar menjadi keluarga baru untuk semua penulis baik itu pemula dan yang sudah berpengalaman untuk saling kenal-mengenal melalui tulisan yang mereka kirimkan.

Menjadi seorang Kompasianer tidak memerlukan piagam bahkan sebuah tanda bahwa kita seorang penulis yang professional namun menjadi seorang penulis yang harus mengikuti peraturan dan norma yang berlaku dalam dunia penulisan, salah satunya adalah mengedepankan tulisan yang berkualitas, menjunjung tinggi edukasi dan memberikan manfaat kepada pembacanya.

Kita juga tidak diperbolehkan untuk menjadi seorang plagiat karena akan berdampak buruk pada kualitas diri kita sebagai seorang penulis yang menginginkan sebuah perubahan besar untuk negara dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa ke depan.

Menjadi Kompasianer itu berarti memberikan kontribusi untuk negara ini karena menghadirkan informasi, ilmu dan wawasan yang dapat memberikan nilai positif untuk warga negara Indonesia agar lebih memahami arti sebuah ilmu pengetahuan dan lebih terbuka dalam mengenal sebuah ilmu baru yang dapat diterapkan dalam kehidupan sosial dan bernegara.

Semakin banyaknya penulis di negara ini maka akan memperbaiki kemampuan literasi suatu warga negara sehingga dapat lebih kritis dalam menerima berita hoax dan palsu sehingga tidak mudah untuk terjerat dalam sebuah berita yang dapat memecah belah bangsa dan merusak persatuan dalam satu kesatuan Indonesia ke depannya.

Menjadi seorang Kompasianer adalah kisah manis yang akan terus saya hidupkan untuk terus bisa menjadi bagian dalam keluarga baru ini.