Mohon tunggu...
Febi M. Putri
Febi M. Putri Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Paruh Waktu

Berkreasi, berefleksi, berbagi pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hari Kesehatan Se-Dunia, Jangan Lupakan Kesehatan Jiwa

7 April 2022   22:43 Diperbarui: 8 April 2022   08:20 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sebagai bagian dari tenaga kesehatan aku ingin mengucapkan, Happy World Health Day, Teman-teman! Di hari kesehatan ini, aku ingin mengulas sedikit tentang kesehatan.

Menurut WHO (World Health Organization) sehat artinya "keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat". Yang perlu ditekankan di sini, sehat bukan berarti sebatas fisik yang sempurna, tetapi juga bagaimana kita mengelola jiwa dan memiliki kemampuan berinteraksi (bersosialisasi) dengan orang lain. Bicara kesehatan, ceritanya bisa luas sekali. Nah, kali ini kita bahas sedikit yuk tentang kesehatan jiwa, terutama kaitannya dengan media sosial.

Zaman sekarang media sosial bisa jadi bomerang untuk kesehatan mental kita. Di media sosial, orang-orang bisa saling menampilkan kehidupan masing-masing, namun yang lebih sering diperlihatkan adalah yang baik-baiknya saja. Sadar atau tidak, terlalu banyak menonton kehidupan orang lain bisa membuat kita merasa rendah diri. Bahasa gaulnya "insecure". Kita jadi sering membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain. Hati-hati, lama-lama bisa jadi gangguan depresi, loh! 

Perlu diingat bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, begitu juga mengonsumsi media sosial. Pernah ngga sih ada di titik dimana kita merasa media sosial lebih penting dari kehidupan nyata? Contoh kecilnya ketika kamu jalan-jalan/travelling ke suatu tempat yang indah, lalu kamu menggunakan outfit terbaik, berfoto di spot terbaik, dan meng-edit foto tersebut semata-mata untuk terlihat "impressive" di sosial media. Dan, ketika kamu tidak bisa mendapatkan foto terbaik itu atau ternyata unggahan fotomu di media sosial tidak mengundang banyak komen dan like, maka hari itu kamu jadi murung. Kamu jadi lupa bahwa keindahan tempat yang kamu kunjungi itu sejatinya dapat membahagiakanmu. Namun, kamu malah fokus pada pandangan dan komentar orang di dunia maya, bukan liburan menyenangkan yang sebenarnya sedang kamu jalani. 

Terlebih lagi, pernahkah kamu merasa takut ketinggalan berita terbaru secara berlebihan sehingga kamu mengecek handphone mu tiap 5 menit sekali? Hati-hati, jangan-jangan kamu terkena sindrom FOMO (Fear of Missing Out). FOMO adalah perasaan khawatir bahwa seseorang tidak mengetahui atau "tertinggal" akan informasi, tren, dan hal baru lainnya.

Apa saja gejala-gejala yang menandakan bahwa kamu terkena sindrom FOMO? Yang pertama sering banget mengecek gawainya, kebiasaan itu sulit sekali dihilangkan. Selain itu, orang yang FOMO akan lebih peduli dengan media sosial daripada kehidupan nyata dan punya keinginan kuat untuk diakui di dunia maya sehingga rela mengeluarkan uang melebihi kemampuan demi tidak dianggap ketinggalan zaman. Selalu kepo akan kehidupan orang lain dan gosip-gosip terbaru juga tanda-tanda FOMO, loh! 

Faktanya, perasaan FOMO ini jika dibiarkan terus-menerus bisa merusak kesehatan jiwa kita. Orang FOMO jadi mudah kelelahan, mengalami gangguan tidur, bahkan bisa sampai depresi. Perasaan ini juga bisa menimbulkan rasa tidak pernah puas dalam hidup (alias kurang bersyukur) dan tidak pernah merasa cukup. 

So, membatasi penggunaan gadget adalah hal yang sangat bijak demi menjaga kesehatan mental kita. Nikmatilah realitas dan keseharian kita seutuhnya. Tingkatkan komunikasi dan interaksi dengan orang-orang sekitar kita di dunia nyata. Fokus pada diri sendiri dan tidak perlu membandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain. Karena rumput tetangga selalu 'terlihat' lebih oke kan. Hehe.... Selain itu, perbanyak rasa syukur dan fokus mengembangkan diri tanpa perlu mengharapkan pembuktian dari orang lain. Jika menerapkan hal-hal ini, hampir dipastikan hati dan jiwa akan selalu tenang, serta tidak mudah merasa cemas dan stress. 

Sekali lagi, selamat Hari Kesehatan Dunia! Jangan lupa bahwa jiwa adalah bagian dari kesehatan yang penting untuk kita jaga seutuhnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun