Mohon tunggu...
Febi M. Putri
Febi M. Putri Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Paruh Waktu

Berkreasi, berefleksi, berbagi pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisah Nyata: Dokter Inspiratif nan Sederhana

10 Januari 2022   21:16 Diperbarui: 11 Januari 2022   20:53 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Tibalah Kamis siang itu, waktu dimana aku dan kawanku membuat perjanjian dengan beliau. Kami memilih perpustakaan sebagai lokasi wawancara karena cukup sepi dan nyaman untuk berbincang-bincang.

"Kalian baru selesai ujian, ya? Gimana ujiannya tadi?" Ujar dosenku membuka pembicaraan.

"Lumayan, Dok. Doain ya, Dok, biar hasilnya bagus," jawab kawanku singkat.

"Ngomong-ngomong kalian sudah sholat belum?" Tanyanya lagi.

"Belum, Dok. Karena tadi baru selesai ujian dan langsung mengejar waktu untuk bertemu Dokter," ujarku. Aku memang berencana sholat setelah sesi wawancara ini rampung. Aku takut tidak sempat lagi bertemu dengan narasumberku yang satu ini dan juga tak mau beliau menunggu lama. Toh, mungkin wawancara ini akan berlangsung sebentar saja.

"Loh, kalau gitu sholat dulu aja, Feb. Nggak apa-apa kok. Saya kan cuma 'makhluk'," tutur dosenku pelan. Perkataan yang singkat. Namun kalimat yang terakhir itu membuatku malu.

"Baik, Dok, saya izin sholat dulu, ya. Sit, mulai saja wawancaranya, nanti aku menyusul," ucapku meminta izin untuk meninggalkan mereka. Kubiarkan wawancara langsung dimulai oleh kawanku yang kebetulan sedang berhalangan untuk sholat.

Dalam perjalanan menuju mushola kampus hatiku bergumam, Subhanallah... masih ada ya orang kayak gitu. Bahkan sebelum wawancara saja beliau sudah menginspirasi. Malu sendiri aku jadinya. Hatiku berdecak-decak kagum. Walau sedikit menyesal, kenapa tadi aku tidak meminta izin sholat dulu sebelum menemuinya. Kalau sudah begini, aku pasti bakal ketinggalan banyak dari momen wawancaranya.

Ketika aku kembali menemui mereka di perpustakaan, dosenku itu sedang berbicara panjang lebar tentang kuliah dan organisasi.

"...Menurut saya organisasi itu penting sekali untuk meningkatkan softskill. Kalau untuk belajar di kuliah, tidak perlu IPK tinggi-tinggi. Bagi saya apa salahnya menjadi nomor 1, nomor 2, atau nomor 25? Ya, nggak? Nggak ada salahnya kuliah mundur 3 bulan misalnya. Karena kita nggak bakal tahu nasib kita ke depannya. Yang terpenting kamu ada usaha untuk mencapai suatu target...."

Paparan beliau begitu menyengat di hati. Senang bisa berbincang-bincang dengan dosen inspiratifku satu ini. Walau hanya dapat sepertiga dari momen wawancara tersebut, tapi setidaknya aku bisa menangkap beberapa pesan-pesan beliau yang memotivasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun