Mohon tunggu...
febby syafitri larasati
febby syafitri larasati Mohon Tunggu... -

Saya adalah mahasiswa ilmu komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mahakarya Sabang Merauke Yogyakarta

30 September 2014   08:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:58 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kekayaan alam dan budaya di Nusantara tak bisa dipungkiri lagi. Keindahan alam Nusantara yang telah diakui oleh seluruh penjuru dunia sudah sepatutnya kita jaga dan kita lestarikan. Mulai dari keindahan pantainya, hasil lautnya, hewan-hewan langka yang ada hanya di Indonesia, hutan yang begitu luasnya dan miliyaran kekayaan alam yang lainnya yang tak terhitung. Begitu pula dengan budaya yang kita miliki sampai saat ini. Keaneka ragaman gerakan dalam tarian dan lagu daerah yang mengiri tarian daerah tersebut, aneka kuliner dengan cita rasa yang lezat, bahasa daerah yang tak terhitung lagi jumlahnya. Itu semua adalah salah satu ciri khas negeri kita tercinta, Indonesia.

Tapi ada satu hal yang perlu disayangkan. Pada era globalisasi seperti saat ini tak dapat terhitung lagi berapa anak bangsa yang tak mengenal bahasa, lagu, makanan khas, ataupun tarian daerah dari mana mereka berasal. Inilah salah satu efek yang berdampak besar dari globalisasi. Pemuda pemudi saat ini lebih merespon budaya barat yang mereka anggap lebih keren dan menarik untuk dipelajari daripada untuk harus mempelajari kebudayaan daerah mereka. Apa lagi ketika demam K-pop mewabah, tentunya para remaja tertarik untuk menghapalkan lagu tersebut dan mempelajari koreografi dari K-pop, boy band atau girl band tersebut.

Melihat keadaan seperti ini tentunya ada beberapa pemuda dan pemudi yang berinisiatifuntuk tetap melestarikannya dan memperkenalkannya kepada masyarakat khususnya kepada remaja remaja yang kurang memahami betapa berharganya kebudayaan Indonesia.


Dan para pemuda pemudi yang tergabung dalam IKPMDIYK (Ikatan KeluargaPelajar Mahasiswa Daerah Indonesia Yogyakarta) berinisiatifuntuk memperkenalkan kekayaan budaya yang ada di Indonesia kepada khalayak dengan mengadakan acara tanpa dipungut biaya pada tanggal 27,28, dan 29 September 2014 di Pasar Ngasem Yogyakarta dengan nama acara Mahakarya Sabang Merauke Nusantara Mendongeng.

14120410142009622052
14120410142009622052

Karena kekreatifannya, acara ini banyak mendapat respon baik dari berbagai pihak , seperti dari Bank BCA, PLN, Pegadaian, Toyota, Wika,Pertamina, BEM KM UGM dan masih banyak lagi. Panitia juga tak lupa memasang banner dan spanduk di tempat-tempat umum. Dan agar lebih menarik lagi, panitia juga mengundang salah seorang entertainer multi talenta yaitu Didik Nini Thowok.

Karena acara ini diberi nama dengan Nusantara Mendongeng, janggal sekali jika tak ada dongeng di dalamnya. Pada hari pertama, kemarin, tanggal 27 sepetember acara dimulai pada pukul 19:30 dengan kisah seorang ibu yang sedang membacakan dongeng sebelum tidur untuk anaknya. Lalu disambung dengan penampilan dari daerah Jawa Barat yaitu kolaborasi musik dengan dipadukan dengan alunan musik angklung. Mereka memainkan lagu daerah dan juga dangdut.

14120412291467045527
14120412291467045527

Dilanjutkan dengan penampilan yang ditunggu-tunggu, yaitu penampilan dari sang maestro, Didik Nini Thowok. Photografer-photografer langsung mengampil posisinya masing-masing untuk membidik sang maestro. Dan para penonton pun mulai memenuhi area pentas agar dapat penampilan sang maestro dengan jelas. Pada event ini, Didik Nini Thowokmenampilkan keahliannya dalam bidang menari. Sesi pertama ia menampilkan tarian yang bertemakan Cina dengan mengenakan kebaya long dress berwarna ungu. Ketika ia berbalik badan, ia melepaskan kebayanya tersebut. Ternyata Didik memakai kebaya double. Dan para penonton tertawa akan itu. Ia memakai topeng, lalu ia menari-nari lagi dengan kelihayannya tersebut. Dalam penampilannya, Didik beberapa kali berganti atribut-atribut yang mendukungnya dalam menari.Usaha tersebut berhasil membuat para penonton terbahak-bahak. Walaupun Didik Nini Thowok bisa dibilang telah berumur lanjut, tapi itu sama sekali tidak menyurutkan darah seninya.

1412041423732879226
1412041423732879226

Para pengunjung acara tersebut juga mecicipi makanana-makanan khas dari daerah-daerah di Indonesia, seperti Kalimantan dan Sumatera.

Semakin larutnya malam dan telah berakhirnya penampilan dari Didik Nini Thowok, para penonton pun sedikit demi sedikit meninggalkan tempat pertunjukan. Tapi penampilan tetap dilanjutkan. Penampilan dilanjutkan dengan tarian-tarian dari Kalimantan Timur, Jambi, dan lain-lain. Para penonton yang baru datang langsung mencari tempat duduk untuk menonton penampilan-penampilan dari daerah lainnya.

Dan malam itu, acara tersebut ditutup oleh para panitia yang berjoget, bersuka ria di atas panggung. Lalu kesenian-kesian yang belum ditampilkan dari daerah-daerah lainnya akan dilanjutkan pada hari kedua dan ketiganya.

14120415391587007238
14120415391587007238

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun