Mohon tunggu...
febby syafitri larasati
febby syafitri larasati Mohon Tunggu... -

Saya adalah mahasiswa ilmu komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jamet Mewabah

17 Oktober 2014   21:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:39 1463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kita mendengar kata “Mewabah”,terkadang masyarat langsung spontan dengar berita tersebut. Bagaimana tidak? Di Indonesia ini banyak sekali penduduk meninggal dunia yang disebabkan oleh panyakit-penyakit menular yang mewabah. Susah sepatutnya masyarakat mengantisipasinya, agar keluarganya tidak terjangkit penyakit menular tersebut. Contohnya, penyakit TB atau yang sering kita dengar dengan tuberkulosis. Kini Indonesia menempati urutan ketiga dalam daftar negara dengan angka kasus TB terbanyak di dunia. Bahkan setiap 30 detik, ada satu pasien yang meninggal dunia akibat penyakit ini. (wordpress.com)

Tapi anda tidak perlu khawatir, karena Jamet bukan salah satu penyakit menular. Melainkan Jamet merupakan Singkatan dari Jawa Metal. Singkatan-singkatan seperti inibiasanya dibuat oleh remaja-remaja yang suka membuat kosa kata-kosa kata yang mereka anggap lebih mudah untuk diucapkan.

Jamet kini menjadi tren dalam banyak bidang, khususnya dalam bermusik. Industri musik Indonesiabanyak diwarnai dengan macam-macam genre musik. Pada beberapa tahun kemarin, waktunya boyband dan girlband yang mewabah. Wabah ini disebabkan karena melesatnya karir boyband dan girlband K-pop yang berasal dari Korea Selatan. Dan remaja-remaja Indonesia pun terinspirasi oleh itu, dan mereka berinisiatif untuk membuat boyband dan girlband ala mereka sendiri. Lalu akhir-akhir ini dangdut mulai diminati oleh penyanyi-penyanyi pendatang baru. Tentunya tidak hanya mengandalkan suara, karena musik dangdut di Indonesia identik dengan goyangan khas penyanyi tersebut. Kita sebut saja seperti Duo Walang Sangit dengan goyang pinguinnya, Zaskia Gotik dengan goyang itiknya, Siti Badriah dengan goyang manjurnya dan masih banyak yang lainnya. Tetapi itu tak bertahan lama, karena untuk naik daun di industri musik dan mendapat tempat di hati masyarakat tidaklah mudah.

Beralih ke masalah Jawa. Siapa yang tidak tau seorang Soimah Pancawati atau biasa kita dengar dengan Soimah? Tentunya tidak asing lagi bukan? Seorang entertainer berbakat yang ahli dalam bidang kesenian Jawa, dan Soimah juga seorang pembawa acara, rapper dam lady rocker. Sudah sepatutnya bakat multitalentnya itu mendapat apresiasi yang baik dalam bentuk materi atau penghargaan-penghargaan. Kesuksesannya tersebut membuat orang-orang kagum dan ingin mencoba peruntungan sepertinya.

Oplosan. Lagu ini lah yang paling melekat pada Soimah. Meskipun lagu ini bukan ciptaannya, tapi orang-orang banyak mengetahui oplosan adalah lagu ciptaannya. Karena lagu ini banyak pendengarnya, akhirnya Soimah beserta sahabatnya, Deswita dan Caesar membuat goyangan yang kita kenal dengan goyang oplosan. Walaupun banyak kontroversi soal goyangan ini, masyarakat tetap antusias dengan lagu dan goyangan ini. Dan akhirnya banyak biduan-biduan yang membawakan lagu oplosan ini.

Kembali ke Jamet, Jawa Metal. Band-band di indonesia tidak hanya menganut genre pop saja. Ada juga yang mengadut genre jazz, metal, bahkan dangdut. Dan mungkin terinspirasi oleh kesuksesan seorang Soimah, banyak band-band Indonesia, khususnya band metal yang akhirnya mengganti atau mencoba genre baru dengan menyatukan genre mereka dengan musik dangdut jawa seperti Soimah.

Layaknya Soimah, band-band metal ini mencoba untuk membawakan lagu oplosan dengan tidak mengganti genre mereka yaitu metal yang tentunya tanpa goyangan oplosannya. Walaupun agak sedikit mengganjal dan terdengar lucu, tapi apa salahnya mencoba. Berawal dari segelintir band-band metal yang hanya sekedar mencoba berani tampil dengan genre barumereka “Jamet”. Dan sekarang telah banyak sekali band-band metal yang juga mencoba peruntungan seperti band-band metal yang menjadi pelopor lahirnya band Jamet tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun