Mohon tunggu...
febbyindahcahaya
febbyindahcahaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa universitas Malikussaleh

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Implementasi Pilar Cinta Damai Kemalikussalehan: Perang Aceh 1873-1904

10 Desember 2024   14:35 Diperbarui: 10 Desember 2024   15:35 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

* Johannes Benedictus van Heutsz

Gambar Nisan Sultan Malik Al-Salih (Sumber: Museum Samudera Pasai) 
Gambar Nisan Sultan Malik Al-Salih (Sumber: Museum Samudera Pasai) 

Biarpun Sultan Malik Al Salih tidak memiliki peran langsung dalam perang Aceh tahun 1873, karena ia adalah pendiri kusumanan samudra pasai yang hidup pada abad ke-13. Sultan Malik Al Salih wafat tahun 1297, Iya dikenal sebagai raja pertama Kerajaan Islam pertama di nusantara, yaitu Samudra Pasai yang terletak di wilayah Aceh saat ini. Kesultanan Samudera Pasai memainkan peran penting dalam penyebaran Islam dan perdagangan internasional di kawasan Asia Tenggara pada masanya. 

Namun, nilai-nilai kepemimpinan dan wawasan Islam yang diwariskan Sultan Malik Al Salih mempengaruhi Semangat perjuangan rakyat Aceh, termasuk pada perang Aceh melawan Belanda. Beberapa pengaruh tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Pondasi Keislaman

Sultan Malik Al Salih menanamkan islam sebagai landasan kehidupan masyarakat Aceh. Perlawanan rakyat Aceh didorong oleh keyakinan religius untuk membela agama, tanah air, dan martabat dari penjajahan. Mereka memandang perlawanan sebagai bentuk ibadah. Nilai-nilai ini menjadi kekuatan moral yang mendorong rakyat Aceh untuk melawan penjajahan Belanda dengan semangat jihad fisabilillah. 

2. Warisan Kepemimpinan

Kepemimpinan Sultan Malik Al Salih yang adil, bijaksana, dan religius menjadi inspirasi bagi para pemimpin Aceh di masa-masa berikutnya, termasuk tokoh-tokoh penting seperti Sultan Muhammad Daud Syah, ulama, dan panglima perang dalam perjuangan melawan Belanda. Banyak tokoh ulama seperti Teuku Cik di Tiro memainkan peran penting dalam memimpin perlawanan, menunjukkan bagaimana nilai-nilai Agama menjadi landasan moral dan spiritual dalam perjuangan. 

3. Kesadaran Kedaulatan

Kesultanan Samudera Pasai yang didirikan Sultan Malik Al Salih memperkenalkan Pentingnya menjaga kedaulatan wilayah dan identitas bangsa, yang terus diwariskan dalam semangat perjuangan rakyat Aceh pada abad-abad berikutnya. Pejuang Aceh menunjukkan keberanian dan komitmen tinggi untuk melindungi masyarakat dan budaya mereka, meskipun menghadapi tantangan besar dari kekuatan Belanda. 

Dalam konteks implementasi pilar cinta damai kemalikussalehan, cinta damai adalah upaya untuk menjaga keharmonisan dan menghindari konflik yang merugikan semua pihak. Namun, pada masa perang Aceh meskipun rakyat Aceh sangat mencintai tanah air mereka, konflik tidak dapat dihindari karena adanya tekanan kolonial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun