Akhirnya sebagai penutup dari artikel ini, kita telah mengetahui jika Benteng Probolinggo (masyarakat lebih sering menyebutnya sebagai Benteng Mayangan) memiliki arti penting dalam sejarah Kota Probolinggo. Bukan hanya sebagai icon dari landmark destinasi wisata, tetapi juga sebagai salah satu Cagar Budaya yang patut dilestarikan sampai nanti. Harap saya sebagai Penulis, agar generasi muda tidak melupakan peninggalan kolonial ini sebagai identitas kota mereka sendiri.
Sumber Rujukan:
- Buku dan Jurnal
Abbas, Novida. (2018). Beberapa Benteng Belanda di Jawa Tengah. Yogyakarta: Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Anonim. (2012). Kota Probolinggo Usulkan 11 Situs Cagar Budaya Baru; Dari Masjid Tiban hingga Gereja GBIP Immanuel. Probolinggo: Koran Radar Bromo.
Basundoro, Purnawan. (2012). Pengantar Sejarah Kota. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Handinoto. (1997). 'Bentuk dan Struktur Kota Probolinggo; Tipologi Sebuah Kota Administratif Belanda'. Hal 7-10. Dalam Jurnal Dimensi Arsitek, Vol. 23, No. 1, Edisi 1997.
Rohman, Abdul. (2018). Sejarah Yang Terlupakan; Mempertahankan dan Merebut Kembali Probolinggo. Probolinggo: Komunitas Bumi Banger.
Sapto, Ari. (2012). Kota Probolinggo Pada Masa Menjelang dan Awal Revolusi (The City of Probolinggo At The Beginning of The Lead and Revolution). Hal 39. Dalam Jurnal Literasi Vol. 2 No. 1, Edisi 2012.
- Website
Pemerintah Kota Probolinggo. (2016). Sejarah Kota Probolinggo. (Daring). Diunggah pada tanggal 04 Agustus 2016. Diakses dari https://portal.probolinggokota.go.id/index.php/profil/sejarah, 1/1/2021: 02.15 WIB.
- Foto Lama