Mohon tunggu...
Febbi Timotius
Febbi Timotius Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Hari Ini, tentang Perjaka Uzur yang Tak Tahu Malu

7 Februari 2018   15:43 Diperbarui: 7 Februari 2018   15:56 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://keepo.me/beard.talk/berbagai-hukuman-korupsi-di-luar-negeri-yang-bakal-membuat-indonesia-malu-besar

http://sijuki.com/bacotan/6-hukuman-koruptor-antimainstream.html
http://sijuki.com/bacotan/6-hukuman-koruptor-antimainstream.html
Kau membiarkan kotoranmu sendiri mengering. Lalu memakaikan celana dalam itu sebagai topengmu. Baumu busuk! Menyeruak ke dalam aliran darahmu. Keringatmu tak kalah busuknya. Setiap kebenaran berpapasan denganmu, ia menyerengitkan dahi dan menutup hidungnya. Namun hebatnya dirimu, ada saja orang-orang yang tahan mendekap, serta mencium.

Tapi lihat waktunya nanti, di saat semua orang enggan mengangkat keranda jenazahmu. Kalau pun ada, semua itu terpaksa. Ketimbang membiarkan aroma busuk itu menyerbar tak karuan. Semoga bumi menerimamu, karena ia tak sudi peradilan, sahabat karibnya, dipermainkan.

Sekarang, nikmatilah kemewahan siksa kekal itu! Berkawanlah dengan penyiksamu, siapa tahu ia akan mengurungkan niatnya menikmati setiap jeritan yang berhembus dari mulutmu? Atau sebaliknya, ia tak dapat menahan kebahagiaannya bersamamu, dan lantas menjadikanmu sebagai budak nafsunya untuk menjaring sebanyak mungkin orang-orang seperti dirimu.

Satu-satunya cara - hanya dengan permainan Tuhan, kau disembuhkan. Entahlah, semua itu telah menjadi keputusanmu. Sebaik-baiknya siksaan yang kau terima tak lebih baik dari seburuk-buruknya kebahagiaan yang dirasa korban kehinaanmu.

[1]Mengambil benang dari gelendong lalu dipasang lagi di peleting.

[2]Tanah yang keras di dasar laut.

[3]Bui, kerangkeng.

[4]Sedih, duka cita.

[5]Pergi mengasingkan diri untuk memulihkan kesehatan/tenaga.

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun