Jika anak mengalami keterbatasan kecerdasan ada standart tersendiri. Oleh karena itu keterbatasan kecerdasan dibagi menjadi beberapa jenis.
Jenis yang pertama ketika anak mengalami sulit belajar ataau bisa disebut lambat belajar. Bisanya anak yang mengalami hal ini memiliki IQ sekitar 60-70. Meskipun mengelami keterbatasn dalam kecerdasan anak ini masih bisa menjalani pendidikan di sekolah normal.Â
Saya juga memiliki pengalaman ketika ada saudara sepupu saya menglami lambat belajar dan memang benar sulit sekali mengajari anak untuk paham. Apalagi dalam materi matematika anak begitu lambat untuk menghafal perkalian ataupun memahami materi yang sudah diajarkan oleh gurunya di sekolah.
Jenis yang kedua yaitu anak yang biasa disebut debil. Biasanya rentang IQ sekitar 40-60. Dimana jika anak memiliki IQ seperti ini sudah tidak bisa mengikuti pemebelajaran di sekolah normal. Bisanya disekolahkan khusus bagi anak ABK. Meskipun tidak bisa mengkuti pembelajaran di sekolah normal, anak ini tetap memiliki kemampusan sosial yang bisa dibilang baik.
Jenis yang ketiga yaitu anak yang bisa disebut sebagai embisil. Biasanya memiliki rentan IQ sekitar 40 kebawah. Anak ini sama seperti anak debill namun lebih berat lagi. Oleh karena itu anak ini tidak bisa mengikuti pembelajaran di sekolah normal dan juga tidak memiliki kemamuan sosial yang baik serta tidak dapat mengurus diri mereka sendiri.
Jenis yang keempat yaitu anak yang bisa diebut idiot. Inilah keterbatsan yang sudah sangat parah karena anak yang mengalami hal ini suadah tidak bisa mengikuti pembelajaran di sekolah normal dan juga anak ini tidak bisa duduk. Biasanya anak seperti ini perlu dirawat oleh orang yang ahli dibidang ABK terutuma bagi anak yang mengalami idiot.
Meskipun anak ini mengelami keterbatasan kecerdasan jangan pandang sebelah mata bisa saja anak-anak ini memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang normal. misalnya saja ketika melukis kebanyakan orang melukis dengan tangan dan menghasilkan lukisan yang indah.Â
Tetapi anak-anak yang mengalami keterbatasan kecerdasan ini malah mampu membuat lukisan yang lebih indah hanya dengan kakinya. Nah, dari sini betapa luar biasnanya anak yang memiliki keterbatasn kecerdasan mampu membuat suatu karya yaang mungkin sulit untuk dilakukan oleh orang normal.
Ketika ada anak yang mengalami keterbatasan kecerdasan ini jangan di olok-olok karena tidak memiliki psikis atau fisik yang tidak sempurna. Namun kita bantu mereka untuk menangni keterbatsan ini menjadi kebelihan. Tentu dalam usaha ini perlu kerja keras yang ekstra untuk mencapai tujuan tersebut. Sebab anak yang memiliki keterbatasn ini tidak mudah untuk diajari secara cepat tetapi melalui berbagai tahapan.
Mungkin ini saja blog yang bisa saya tulis. Jika ada kesalahan dan kekurangan dalam menulis saya mohon maaf sebesar-besarnya. Tetap jaga kesehatan dan ikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Assalamu’alakum. . . . . . .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H