Pengalaman Pendidikan Sebelum Masuk STAI Sadra

Selain di hari biasa, pada bulan ramadan selalu diadakan 'pasaran', yang di mana kita menamatkan dua sampai tiga kitab dalam satu bulan. Terlebih waktu mengajinya ditambahkan, yaitu subuh sampai duha, zuhur, dan malam. Pada pagi hari, saya pernah belajar wakaf-wakaf Al-Qur'an. 

Di sana juga saya diajarkan Qari, dan yang paling penting adalah kami semua selalu dilatih membaca Surat Al-Fatihah berkali-kali. Ustaz berkata untuk tidak meremehkan dalam membaca surah Al-Fatihah, jadi kami selalu diajarkan berkali-kali. Terlebih ada satu kata yaitu 'waladhoollin' yang di mana dod di sini hanya bisa dibaca sempurna oleh Rasulullah, karena saking sulitnya. Begitu kata ustaz.

Saat masuk jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), saya masuk ke jurusan IPA, di mana berbagai mata pelajaran yang tidak saya sukai hadir. Seperti matematika, fisika, biologi. Saya lebih menyukai mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam), karena bagi saya pelajaran ini lebih mudah dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dari pada belajar di sekolah, saya lebih suka mengaji di pesantren. 

Sampai hampir lulus sekolah SMA, saya masih mengaji di pesantren Miftahul Falah ini dan melanjutkan hafalan kitab di sana. Pada kelas 11 SMA, saya mulai belajar menulis novel di sebuah aplikasi wattpad. Sejak saat itu, saya selalu mengatur waktu belajar, mengerjakan tugas, menulis novel, dan menghafal kitab. Meskipun menulis hanya hobi, saya selalu mementingkan hobi yang saya senangi. Sebelumnya saya hanya hobi membaca novel sampai setahun lamanya, namun karena suatu ajakan, saya mencoba menulis novel. 

Saya mulai serius belajar KBBI, PUEBI, dialog tag, tanda baca serta narasi bagaimana menulis novel. Sampai dalam satu bulan, saya berhasil menamatkan satu novel dengan dibaca satu juta kali dan sekitar 300 ribu vote. Karena kebetulan saat itu terjadi Covid-19 dan tidak terlalu fokus belajar di sekolah saya terus menulis karena saya merasa senang banyak akan ribuan orang yang membaca karya saya di wattpad. Sampai di mana, saya naik ke kelas 3 SMA, saya berhasil menerbitkan satu buah buku novel. Namun, dalam waktu itu juga, saya sudah mempunyai tiga karya novel di wattpad yang di baca jutaan kali dan mendapat ratusan ribu vote dari pembaca. 

Sebelum mulai kuliah, alhamdulillah saya sudah menerbitkan 3 buku novel. Meskipun bukan karya ilmiah, saya merasa sangat senang. Saya harap saya bisa menerbitkan buku non-fiksi yang seiras dengan jurusan kuliah saya.

Selain di pesantren, saya merasa saya tidak pernah belajar serius sampai di mana saya masuk ke STAI Sadra. Karena di sini saya benar-benar merasakan apa itu 'belajar'. Mengaji yang selalu saya lakukan hanya selama dua jam setiap malam, berkahnya saya dapatkan saat saya kuliah di STAI Sadra. Meskipun awalnya saya tidak mengerti sama sekali apa itu 'Filsafat', namun berbagai materi nahu shorof yang sangat sulit saya pahami di pesantren sebelumnya, saya dapat pelajari kembali di STAI Sadra. 

Seperti ibaratnya puzzle yang awalnya terpencar dan kemudian tersambung atau kabel yang saling terhubung dari ingatan-ingatan saya sebelumnya dan akhirnya bisa saya pahami, terlebih pada mata kuliah Bahasa Arab. Saya merasa sangat bersyukur bisa menjadi Mahasiswa di STAI Sadra.