Mohon tunggu...
fajar dwinugroho
fajar dwinugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

pembelajar masa silam untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perahu, Jalur Laut dan Perannya di Masa Lalu

21 Desember 2021   12:59 Diperbarui: 21 Desember 2021   13:14 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia yang dulunya lebih dikenal dengan Nusantara merupakan wilayah kepulauan, hal ini juga berakibat pulau-pulau di Nusantara terpisah oleh lautan. Bentuk wilayah yang kepulauan mengakibatkan adanya kendala komunikasi dan interaksi antar penghuni pulau satu dengan pulau yang lainnya. Untuk menghubungkan antar pulau tersebut dibutuhkan alat transportasi yang mampu menyeberagi lautan. Pada masa dahulu sebelum dikenal adanya pesawat dan jalur udara maka masyarakat memanfaatkan perahu atau kapal sebagai alat transportasi jika ingin menyeberangi lautan. 

Dengan perahu tersebut masyarakat dapat berinteraksi dengan penghuni pulau lain. Dengan perahu tersebut masyarakat bisa berdagang antar pulau kemudian menyebarkan budaya ke penduduk pulau lain kemudian juga menyebarkan agama. Maka dalam sejarah sering kita dengar bahwa nenek moyang kita merupakan seorang pelaut, hal itu benar adanya dengan bukti dari relief candi-candi kemudian juga sumber-sumber tertulis yang ada. Dari perahu tersebut jalur laut pun tercipta biasanya jalur tersebut dikenal dengan jalur perdagangan. 

Masyarakat dahulu kebanyakan tujuan utama mereka berlayar adalah untuk berdagang, untuk memasarkan produk meraka dan untuk mencari keuntungan. Namun dalam kenyataanya para pedagang tersebut tidak serta merta hanya berdagang. Dalam kegiatan perniagaanya tersebut mereka juga menyebarkan budaya yang mereka bawa dari tempat asal mereka. Proses tersebut biasanya terjadi ketika para pedagang menunggu angin yang dapat menggerakan kapal atau perahu mereka untuk kembali ke tempat asal mereka.

 Biasanya para pedagang bertempat tinggal di pulau tersebut selama beberapa bulan, bahkan ada juga yang membuat tempat tinggal maka biasanya ada perkampungan yang khusus di tempati oleh etnis tertentu contohnya ada perkampungan arab atau biasa disebut dengan pekojan, kemudian ada juga perkampungan etnis cina yang disebut dengan pecinan. Dalam perkembangannya para pedagang yang singgah di pulau tersebut juga berinteraksi dengan penduduk setempat dari proses interaksi tersebut maka terjadilah persebaran budaya baru yang dibawa oleh para pedagang. 

Dari perkenalan budaya baru tersebut terjadilah akulturasi budaya dengan budaya setempat yang menghasilkan budaya baru. Maka biasanya ada beberapa kemiripan budaya antar pulau satu dengan pulau yang lain hal ini dikarenakan adanya interaksi budaya yang diawali oleh kaum pedagang. Bahkan, para pedagang juga ada yang menikah dengan penduduk setempat hal ini biasanya mengakibatkan adanya persebaran agama biasanya seorang puteri raja setempat yang diperisitri oleh saudagar maka agamanya puteri raja akan ikut dengan agama saudagar tersebut. Beberapa hal tersebut merupakan contoh peran kapal atau perahu dan jalur laut dalam peradaban Nusantara, tidak dapat dipungkiri jika kapal atau perahu memiliki peran yang penting dalam perkembangan budaya yang ada di Nusantara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun