Melengkapi bagian kelima ini, sebenarnya ada nama Indra Tranggono, tetapi kumcernya, Sang Terdakwa itu sudah saya serahkan ke komunitas baca di kota saya bersama puluhan buku yang lain. Jadi tidak sempat membaca ulang guna memilih sejumlah cerpen, namun cerpen Sang Terdakwa yang dijadikan judul antologi menarik dan menawarkan perspektif baru.
Arswendo, Sori, dan Indra tiga cerpenis dari zaman berbeda. Sori lebih senior ketimbang Arswendo dan, Indra baru lahir ketika Sori dan Arswendo sudah melekat di benak pembaca sastra.
Kini, mereka (sebelum Arswendo wafat tahu 2019 lalu), karya mereka masih sering muncul di media cetak, utamanya di Kompas. Jejak panjang mereka bersanding di lembaran serupa dengan cerpenis yang baru memulai membangun tapak.
_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H