Mohon tunggu...
F Daus AR
F Daus AR Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Penggerutu

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kisah Chuck Nolan, Pengiriman Logistik, dan Industri 4.0

3 Desember 2019   07:02 Diperbarui: 3 Desember 2019   07:41 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara mengenai pengiriman paket, saya teringat kisah Chuck Noland di film Cast Away, film yang dirilis di tahun 2000 silam, arahan sutradara Robert Zemeckis dan dibintangi Tom Hanks selaku Chuck Noland. 

Film ini mengisahkan seorang teknisi sistem jasa pengiriman di USA bernama FedEx yang mengalami musibah kecelakaan pesawat dan terdampar di pulau tanpa penghuni. Praktis, semua logistik dalam pesawat turut hilang. Kisah ini terjadi pada Desember 1995. Berentang waktu 20 tahun ketika perusahaan serupa, J&T Ekspress baru diresmikan di Jakarta di tahun 2015.

Setelah melewati masa sulit, Chuck Noland akhirnya diselamatkan awak kapal kargo yang melihatnya terombang ambing di lautan lepas. Upaya itu ditempuh setelah ia mendekam di pulau selama kurang lebih empat tahun. Hidup yang ajaib, sebab Chuck sudah dikira mati.

Setelah merasa baik kembali. Ia lalu melakukan perjalanan ke Texas guna mengantar--mengembalikan paket satu-satunya yang masih tersisa kepada pengirim bernama Bettina Petterson. Sesampai di alamat pengirim, penghuni rumah tidak ada dan Chuck meletakkan paket itu di depan pintu. Dalam perjalanan pulang, seorang wanita pengendra pick up singgah menanyakan arah jalan pada Chuck Noland. Di belakang mobil itu Chuck Noland melihat miniatur sayap malaikat, dalam pikirnya, sayap itu mirip dengan paket yang baru saja dikembalikan.

Situasi kejadian yang dialami Chuck Noland dan perusahaan FedEx tempatnya bekerja, dunia belumlah mengenal industri 4.0. Istilah ini mengacu pada proyek teknologi yang dikembangkan pemerintah Jerman yang menyandarkan pada komputerisasi. Rekomendasi ke pemerintah Jerman baru dilakukan di tahun 2012.

Menilik penjelasan di Wikipedia, pada intinya, prinsip kerja industri 4.0 ini berlandaskan pada kesesuaian perangkat mesin dan manusia dalam melakukan interaksi. Menampilkan transparansi yang dapat diakses oleh publik. Memberikan bantuan teknis yang berguna agar manusia dapat menetapkan keputusan. Dengan prinsip ini, maka industri 4.0 berdampak atau mempengaruhi banyak segmen, salah satunya menyangkut layanan dan bisnis.

Jika mencermati lagi, industri 4.0 ini mengandalkan komunikasi melalui jaringan Internet of Thing (IoT) atau jaringan untuk semua. Ini merupakan konsep objek yang mampu menyebar data melalui jaringan tanpa interaksi manusia. Mungkin, simulasi sederhananya bisa dilekatkan pada perilaku Autobot di film Transformers, dimana para Autobot dapat berinteraksi--bermetamorfosis dengan objek yang memiliki unsur yang sama dengannya. Semua terjadi begitu saja tanpa interaksi manusia.

Lalu, benarkah industri 4.0 menafikan peran manusia. Pada dasarnya, wacana ini mengajak kembali pada dampak revolusi industri ketika keberadaan mesin menggantikan peran manusia untuk meningkatkan produksi. Dalam prosesnya kemudian, manusia tidak benar-benar dihapus. Hanya dibatasi pada jumlah dalam proses. Nah, bagaimana peran manusia di industri 4.0 yang tak lain merupakan kelanjutan dari revolusi industri itu sendiri. Di titik ini, sumber daya manusia menjadi persoalan pelik yang perlu penguraian lebih lanjut, jika tidak dikatakan dibutuhkan perombakan dari awal dalam melakukan adaptasi agar terlibat dalam industri 4.0.

Melihat ke dalam, Indonesia bukannya tidak memperoleh berkah dari laju revolusi ini. Tetapi, jika melakukan klasifikasi manfaat, Indonesia hanya mengambil peran dalam proses transaksi e-comeerce. Pencapaian dari perusahaan berbasis internet ini, atau dikenal luas dengan sebutan startup, perusahaan rintisan yang mengalami perkembangan begitu pesat.

Sinergitas inilah yang dibaca perusaahan jasa dalam mengambil peran di dalamnya. J&T Express, sebagaimana slogannya: Express Your Online Business, dengan kata lain, apa pun bisnis yang sedang dirancang, pastikan itu berkorelasi dengan jaringan. Apa lagi menyangkut transaksi daring dan memerlukan proses pengiriman logistik. J&T Express adalah mitra pilihan dalam menjangkau wilayah Indonesia.

Dan, di pagi hari itu, usai membalas pesan WhatsApp teman di Manokwari, saya melajukan sepeda motor menuju tempat kerja guna menyiapkan paket pengiriman buku kemudian meminta izin ke kantor J&T Express yang lokasinya tidaklah jauh. Sekitar lima menit, saya sudah sampai di halaman parkir kantor J&T Express cabang Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun