Mohon tunggu...
Arif Hidayat
Arif Hidayat Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ancora Imparo

19 Juli 2017   11:49 Diperbarui: 19 Juli 2017   12:11 1937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mereka yang mengaku tahu sebenarnya tidaklah mengetahui
 

Bagi yang pernah bersinggungan dengan para seniman Italia pada masa Renaissance, maka Michelangelo adalah patung David, dan patung David adalah Michelangelo. Dua hal yang tak bisa dipisahkan; sang seniman dan mahakarya-nya. Namun, ada yang lebih menarik dari perjalanan hidup Michelangelo dari pada kisahnya dengan David; ANCORA IMPARO.

Memang penyematan frasa ini pada si pematung legendaris tak luput dari perdebatan1. Yang jelas, masyarakat dunia didominasi oleh kisah bahwa Michelangelo menorehkan kata-kata ini di sudut sebuah karyanya pada saat ia sudah berumur 87 tahun.

Ya, bukan 17 tahun, tapi di usia 87 tahun - yang normalnya menunjukkan kematangan- ia menuliskan ANCORA IMPARO, atau dalam bahasa kita: Saya masih belajar.
 

Tak pelak kisah ini menyegarkan ingatan pada sebaris kearifan dari Ibn al-Mubarak:

لايزال المرء عالما ما طلب العلم فإن ظن أنه قد علم فقد جهل 2

Mereka yang alim adalah mereka yang terus belajar. Ketika seseorang merasa sudah pandai, ketika itulah ia jatuh dalam kejahilan 3

Merasa sudah mengetahui, adalah racun yang melumpuhkan, bahkan mematikan. Dalam redaksi lain, kita dinasehati:

يضيع العلم بين اثنين: الحياء والكبر

Ilmu akan punah di antara rasa malu (bertanya) dan keangkuhan.

Malu dan angkuh hanya dipisahkan oleh selaput yang sangat tipis. Tak jarang rasa malu itu sendiri adalah anak kandung keangkuhan. Contoh sederhananya adalah ketika senioritas diri menghalangi kita untuk menuntut ilmu, dengan alasan malu, saat itulah kita tengah berselimut keangkuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun