Mohon tunggu...
Faris Bill
Faris Bill Mohon Tunggu... -

warrior fights with their swords, soldier fights with their guns, Blogger fights with their words (Faris Bill)\r\n\r\n\r\nanyway visit my other blog at: lafalofe.blogspot.com (the content is about Computer and written in Indonesia Language) :D

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kartini-kartini dalam hidupku

21 April 2012   13:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:19 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat hari kartini! beberapa waktu yang lalu, saat melakukan jalan-jalan blog (blogwalking) aku menemukan sebuah artikel disini yang berjudul lima wanita indonesia inspiratif 2012 versi blog tersebut. Saat itu, aku jadi terinspirasi dan sekelebat teringat akan bayangan wajah dan senyuman beberapa kartini-kartini luar biasa yang menghiasi dan berjasa besar dalam hidupku, yang mana diantara mereka ada yang berjasa besar karena memang memberikanku cinta dalam bentuk perawatan sedari kecil, juga ada yang berjasa besar karena berhasil menjadi bahan inspirasiku untuk lebih positif dan menghargai kehidupan yang aku punya. Baiklah, berikut ini adalah kartini-kartini inspiratif dalam kehidupanku, meskipun artikel ini terkesan personal, tapi aku harap bisa menjadi inspirasi bagi kita semua, bahwa orang-orang baik, pahlawan-pahlawan itu tak hanya ada di buku sejarah-sejarah atau museum-museum, mereka ada disekitar kita, sudah bijakkah kita menilai dan berterimakasih atas jasa mereka? 1. Ibu Pertama dan pasti utama, Ibu... yaa... sosok seorang Ibu memang tak akan pernah tergantikan dalam kehidupan kita, ini memang terdengar klise, tapi ini benar! Ibu kita yang melahirkan kita, 9 bulan kita menghisap sari-sari makanan beliau melalui pusar kita, ditambah ketika usia kandungan mulai membesar beliau mulai menunjukkan rasa sakit dan kurang nyaman, lalu ketika melahirkan kita pun beliau juga merasakan kesakitan yang luar biasa, bahkan mempertaruhkan hidup dan mati. Cukup? sampai situ saja kita sudah cukup paham, bahwa kita ternyata sangat merepotkan, meski masih dikandungan sekalipun Setelah itu, setelah melahirkan kita, "penderitaan" beliau belum usai, beliau masih merawat kita dengan penuh kasih, meski tangisan bawel kita terkadang mengganggu mimpi indah beliau, tapi beliau tetap saja dengan tulus dan ikhlas merawat kita hingga kita besar dengan segala kenakalan kita. Masih belum cukup, saat kita sudah besarpun, beliau masih kerap mendo'akan kita meski kadang hati beliau teriris oleh kata-kata atau perbuatan kita yang sama sekali tak pantas. Masih belum cukup, beliau juga terus menerus berharap (meski tak terungkapkan) agar anaknya menjadi berhasil, bukan agar beliau bisa memanfaatkan harta anaknya, tapi beliau ingin anaknya hidup bahagia, seperti bahagianya beliau akan kehadiran kita di dunia ini. 2. seorang Pekerja rumah tangga (PRT) waktu saya masih kecil Meski hanya seorang PRT, tapi jasa beliau, yang saat inipun aku sudah lupa namanya itu, juga tak kalah hebatnya. Saat ibuku mengandung lagi, ketika itu usiaku menginjak 3 tahun, beliaulah yang merawatku, karena ibuku bolak-balik kerumah sakit. Meski menurut cerita, aku sangat nakal saat itu, tapi PRT itu tetap sabar dan tekun melayaniku dan merawatku, seakan merawat anak kandungnya saja Aku beruntung tak memiliki PRT seperti yang ada di TV-TV, yang tega membanting, berkata kasar, menampar, menculik, bahkan membunuh anak majikannya karena kadung kesal dengan kenakalan anak majikannya itu Oiya sebagai informasi, aku dulu sangat nakal lho, bahkan adik kandungku yang baru dilahirkan oleh ibuku saja ingin aku tusuk dengan paku :D , menurut cerita, aku saat itu berkata dihadapan kedua tanteku dan ibuku "mah, tusuk aja adek dengan paku" entah apa yang merasuki otakku waktu dulu, ntah karena terlalu banyak nontron sinetron sampah sehingga tersugesti negatif, aku tak tahu.... 3. Ibu Enny, guru SD kelas V ku Ibu Enny merupakan guru SD kelas V ku, spesialisasi beliau adalah bahasa inggris. Entah kenapa, aku selalu merasa nyaman saat diajar oleh beliau, mungkin karena aura keibuan yang terpancar sangat pekat dari diri beliau. Beliau sangat menginspirasi diriku untuk terus menerus belajar mempertahankan prestasi dan meraih mimpi lagi dan lagi. Karena diajar oleh beliau, aku juga makin tertarik dengan pelajaran yang sebelumnya aku benci: IPA dan Bahasa Inggris. Beliau juga tak pernah ragu memberikan pujian yang cermat kepadaku, tentunya pujian itu tercurah ketika ada prestasi atau hal baik yang aku raih, ketika tidak ada itu, beliau juga jarang marah, hanya menasihati dengan seksama 4. Ibu Elsy, Dosen DKV (Desain Komunikasi Visual) ku Ibu Elsy merupakan personal pertama yang berhasil membuka kotak pandora pemahamanku bahwa mahasiswa adalah manusia, dosen juga manusia. Beliau seperti mengentaskan batas-batas formalitas dan kaku antara dosen dengan mahasiswa, bahkan ketika aku memerlukan bantuanpun, aku pernah sekali menghubungi beliau yang kemudian ditanggapi dengan baik dan beliau memenuhi permintaan tolongku itu. Di kampus beliau juga terkenal sangat dekat dengan mahasiswa, baik pria ataupun wanita, mungkin karena sikap humble dan rendah hati beliau, makanya beliau menjadi salah satu dosen favorit di kampusku, setidaknya menurutku. 5. Ibu Nurul F, Dosen kewirausahaan ku Ibu Nurul merupakan sosok yang aku kagumi dan menjadi pribadi inspiratif pula dalam hidupku, sebab walaupun beliau adalah orang yang sangat disiplin tapi beliau berhasil menanamkan beberapa nilai dalam diri mahasiswanya, yakni:

  1. Dosen dan Mahasiswa adalah sama, sama-sama manusia
  2. Dosen dan Mahasiswa punya kedudukan yang setara
  3. Kedisiplinan adalah modal kesuksesan
  4. keangkuhan karena posisi atau karena kekayaan merupakan ketidakbenaran
  5. the power of dream

Satu hal, dari banyak hal pada diri beliau yang membuat diri saya terkesan adalah ketika itu beliau telah membuat perjanjian dengan mahasiswanya, bahwa jam 8.00 WIB pintu kelas harus ditutup dan siapapun tak boleh masuk lagi ke dalam kelas.  Dan sudah bisa ditebak! beliau tak pernah telat lebih dari jam 8.00. Pernah ada kejadian ketika beliau terlambat karena kemacetan ibu kota, beliau mengirim SMS dan BBM kepada ketua kelas kami, meminta maaf dan menyatakan akan telat. Ketika jam hampir menyentuh pukul 8, kami semua deg-degan karena apa yang terjadi dengan bu Dosen ini, apa kita akan patuh pada aturan awal bahwa siapapun setelah jam 8.00 tak boleh masuk kelas lagi dan "mengusir" dosen tersebut, atau karena beliau adalah seorang dosen, maka kita "terpaksa" memberi toleransi dan memperbolehkan beliau masuk kelas sekaligus melanggar kesepakatan awal. Lantas apa yang terjadi selanjutnya? tak..tak...tak.. bunyi derap langkah tergesa-gesa menghiasi telinga kami semua saat itu, dan bu dosen pun muncul sebelum pukul 8.00, dengan raut wajah lelah dan sedikit berkeringat serta nafas sedikit memburu beliau membuka pembicaraan dengan kalimat "Belum jam 8 kan? untung belum jam 8, kalau engga ibu ga boleh masuk deh" yang lalu diiringi tawa dan senyum manis kawan-kawan sekelas. Jelas sudah bahwa bagi bu Nurul, mahasiswa adalah prioritas utama beliau dalam mengajar dan beliau juga menganggap mahasiswanya adalah tanggung jawab yang beliau emban, sungguh seorang dosen yang berdedikasi tinggi. Begitulah artikel pengisi momentum kartini hari ini, melalui artikel ini, aku berusaha mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar mungkin, meski itu tak akan pernah cukup membalas jasa ataupun pelajaran inspirative yang beliau-beliau tulus berikan kepadaku. Baiklah itulah kartini-kartini dalam kehidupanku, bagaimana dengan kehidupan teman-teman kompasianer semua? footNote: aku gak tau rubrik sosbud yang aku masukkan artikel ini tepat atau engga, hehe, abisnya bingung, mohon kebijakan admin untuk memindahkannya (jika salah) atau keluasan hati teman2 kompasianer semua untuk memberi tahu ku rubrik yang tepat :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun