Sebaliknya, variabel leverage, yang diukur melalui Debt to Equity Ratio (DER), tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil ini menantang asumsi bahwa struktur modal dengan tingkat utang tinggi akan memengaruhi persepsi risiko investor. Kemungkinan besar, investor lebih fokus pada prospek pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang dibandingkan komposisi modalnya.
Profitabilitas, yang diukur dengan Return on Assets (ROA), juga tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa investor mungkin lebih memperhatikan indikator lain yang lebih relevan untuk menilai potensi keuntungan di sektor properti.
Implikasi bagi Investor
Hasil penelitian ini memberikan wawasan penting bagi investor, terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi. Pertama, inflasi bukan lagi satu-satunya variabel utama yang harus diperhatikan dalam memprediksi pergerakan harga saham. Investor perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain yang lebih spesifik, seperti EPS, untuk membuat keputusan yang lebih akurat.
Kedua, diversifikasi portofolio menjadi semakin penting. Ketika hubungan antara variabel makroekonomi dan harga saham tidak selalu konsisten, memiliki portofolio yang terdiversifikasi dapat membantu mengurangi risiko investasi. Selain itu, investor perlu mengadopsi pendekatan berbasis data untuk mengevaluasi kinerja perusahaan secara komprehensif. Menggunakan analisis fundamental dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang prospek pertumbuhan perusahaan.
Ketiga, hasil ini menekankan pentingnya pemahaman kontekstual. Investor perlu menyadari bahwa setiap sektor memiliki karakteristik unik yang dapat memengaruhi reaksi pasar terhadap variabel ekonomi. Dalam kasus sektor properti, mekanisme penyesuaian harga aset dapat memitigasi dampak inflasi, berbeda dengan sektor lain yang mungkin lebih rentan.
Penelitian tentang dampak inflasi dan faktor makroekonomi lainnya terhadap harga saham memberikan gambaran bahwa pasar saham adalah ekosistem yang kompleks dan dinamis. Hubungan yang tidak signifikan antara inflasi dan harga saham menggarisbawahi pentingnya pendekatan yang lebih kontekstual dalam memahami pasar modal.
Bagi investor, ini adalah pengingat bahwa tidak ada pendekatan tunggal yang cocok untuk semua situasi. Faktor-faktor makroekonomi seperti inflasi mungkin tidak selalu memberikan prediksi yang akurat, tetapi memahami dinamika spesifik sektor dan perusahaan dapat menjadi kunci untuk membuat keputusan investasi yang lebih baik. Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, fleksibilitas, diversifikasi, dan kesiapan untuk terus belajar adalah aset paling berharga bagi investor.
Penulis: Indah Nurul Ainiyah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H