Mohon tunggu...
FBHIS UMSIDA
FBHIS UMSIDA Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial Terdiri dari Prodi Manajemen, Akuntansi, Hukum, Administrasi Publik, Bisnis Digital, Ilmu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

6 Tantangan dan Peluang dalam Perubahan Gaya Belajar di Era Digital bagi Mahasiswa

14 November 2024   11:24 Diperbarui: 14 November 2024   11:47 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fbhis.umsida.ac.id - Dalam era digital yang berkembang pesat, sistem pendidikan, terutama bagi siswa, mengalami perubahan besar dalam cara belajar. Teknologi tidak hanya menjadi alat bantu pembelajaran tetapi juga telah mengubah esensi dan pendekatan pendidikan itu sendiri.

Di era digital ini, gaya belajar menjadi lebih fleksibel, terjangkau, dan mudah diakses, tetapi juga menimbulkan tantangan dan tuntutan baru yang harus dihadapi mahasiswa, diantaranya:

Akses Informasi yang Tak Terbatas

Dulu, mahasiswa harus pergi ke perpustakaan untuk mencari referensi atau membaca buku-buku yang terbatas. Namun, sekarang informasi yang diperlukan dapat diakses dalam hitungan detik melalui internet. Platform seperti Google Scholar, JSTOR, dan ProQuest memberikan akses ke jutaan jurnal ilmiah, e-book, dan berbagai bahan ajar lainnya. Dengan begitu, mahasiswa kini bisa memperluas pengetahuan mereka dengan lebih mudah dan cepat. Namun kebebasan akses ini juga menimbulkan tantangan, terutama dalam memilah sumber yang kredibel di antara lautan informasi yang tersedia.

Sumber: Pexels
Sumber: Pexels

2. Peran Teknologi dalam Pembelajaran Mandiri

Teknologi telah mendorong mahasiswa untuk lebih mandiri dalam belajar. Platform e-learning menyediakan berbagai kursus yang bisa diakses kapan saja. Dengan metode ini, siswa dapat belajar dengan kecepatan mereka sendiri, memilih materi yang diinginkan, dan mengulangi topik yang sulit dipahami. Selain itu, materi kuliah dari universitas-universitas terkemuka dunia, kini juga dapat diakses secara gratis atau dengan biaya terjangkau. Sistem pembelajaran seperti ini memfasilitasi perkembangan kemampuan yang lebih terfokus dan terarah.

Namun, pembelajaran mandiri ini memiliki tantangan tersendiri. Tidak semua mahasiswa mampu mengatur waktu belajar mereka secara efektif, dan sebagian besar memerlukan dorongan dan interaksi dengan teman atau dosen untuk memahami materi secara mendalam. Kurangnya kedisiplinan dan motivasi dalam pembelajaran mandiri bisa menghambat proses belajar dan penguasaan materi.

3. Munculnya Pembelajaran Hybrid

Pembelajaran hibrid, atau pembelajaran campuran, adalah metode belajar yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran berani. Model ini semakin banyak diterapkan di universitas-universitas, terutama setelah pandemi COVID-19 yang memaksa institusi pendidikan untuk beralih ke platform digital. Dalam hybrid learning, mahasiswa bisa mengikuti kuliah daring dan bertatap muka dengan dosen secara langsung untuk diskusi atau praktikum.

Dengan hybrid learning, mahasiswa memiliki gangguan lebih besar dalam mengatur jadwal kuliah mereka. Mereka dapat menonton rekaman perkuliahan kapan saja dan memiliki lebih banyak waktu untuk berdiskusi atau mengerjakan proyek. Namun, tantangan utama dari pembelajaran hybrid adalah menjaga interaksi dan keberlanjutan siswa terhadap materi. Siswa yang tidak terbiasa dengan model ini mungkin merasa kurang terlibat atau tidak termotivasi saat belajar sendiri.

4. Perkembangan Aplikasi dan Platform Pembelajaran

Aplikasi pembelajaran seperti Zoom, Microsoft Teams, dan Google Meet kini menjadi bagian penting dalam proses belajar-mengajar. Selain untuk pertemuan berani, aplikasi ini menyediakan berbagai fitur interaktif seperti papan tulis digital, breakout room, dan polling yang memperkaya pengalaman belajar. Platform diskusi seperti Slack dan Discord juga membantu pelajar dalam berkolaborasi dalam kelompok atau pertukaran ide.

Selain itu, aplikasi manajemen waktu seperti Notion dan Trello telah banyak digunakan oleh mahasiswa untuk mengatur jadwal belajar dan menyusun tugas-tugas mereka. Penggunaan aplikasi ini memudahkan mahasiswa untuk tetap produktif dan terorganisir. Namun, tidak jarang mahasiswa merasa kewalahan atau mengirimkan pesan dengan banyaknya aplikasi yang harus digunakan sekaligus. Belum lagi adanya gangguan yang berasal dari notifikasi atau media sosial dapat mengganggu fokus saat belajar.

5. Tantangan Adaptasi terhadap Teknologi Baru

Meskipun teknologi membawa banyak keuntungan dalam pembelajaran, ada juga tantangan dalam adaptasi terhadap teknologi baru ini. Tidak semua mahasiswa memiliki kemampuan yang sama dalam menggunakan teknologi, dan tidak semua perangkat atau akses internet yang mereka miliki memenuhi standar yang diperlukan. Bagi mahasiswa yang berasal dari daerah dengan akses internet terbatas, mengikuti kuliah berani atau mengakses bahan terbuka online menjadi tantangan tersendiri.

Selain itu, kecepatan inovasi dalam teknologi pendidikan memaksa siswa untuk terus belajar dan beradaptasi dengan berbagai aplikasi dan platform baru. Kesenjangan digital yang masih terjadi antara mahasiswa di kota besar dan daerah terpencil menjadi masalah yang perlu diperhatikan oleh pihak universitas dan pemerintah.

Sumber: Pexels
Sumber: Pexels

6. Pengaruh Positif Terhadap Keterampilan Baru

Salah satu hal positif dari pembelajaran di era digital adalah terbentuknya keterampilan baru yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja modern. Mahasiswa kini dituntut untuk memiliki kemampuan digital yang mumpuni, seperti pemahaman tentang aplikasi produktivitas, proyek manajemen, serta penggunaan perangkat lunak tertentu yang dibutuhkan dalam dunia profesional.

Selain itu, kemampuan belajar mandiri, memecahkan masalah secara kreatif, dan berkomunikasi secara digital adalah beberapa keterampilan penting yang dikembangkan selama proses belajar di era digital. Keterampilan ini tidak hanya bermanfaat selama di bangku kuliah, tetapi juga akan sangat berguna di dunia kerja yang semakin digital dan global.

Perubahan gaya belajar di era digital membawa peluang dan tantangan yang memerlukan adaptasi baik dari pelajar maupun institusi pendidikan. Siswa harus belajar mengelola waktu dan informasi dengan baik agar tidak tenggelam dalam arus teknologi yang terus berkembang. Di sisi lain, institusi pendidikan dan pemerintah juga harus berperan aktif dalam menyediakan akses teknologi yang merata, pelatihan, dan dukungan yang diperlukan.

Era digital membuka peluang yang sangat luas bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri dan meraih kesuksesan. Namun keberhasilan adaptasi ini bergantung pada kesiapan dan kemampuan mereka untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan yang ada.

Penulis Fayza. M

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun