Mohon tunggu...
FBHIS UMSIDA
FBHIS UMSIDA Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial Terdiri dari Prodi Manajemen, Akuntansi, Hukum, Administrasi Publik, Bisnis Digital, Ilmu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hari Santri: Makna, Sejarah, dan Peran Santri dalam Perjuangan Bangsa

25 Oktober 2024   11:30 Diperbarui: 25 Oktober 2024   11:41 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Setiap tanggal 22 Oktober, Indonesia memperingati Hari Santri Nasional sebagai bentuk penghormatan atas peran besar para santri dan ulama dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Hari Santri tidak hanya menjadi momen perayaan, tetapi juga waktu untuk mengenang sejarah panjang perjuangan santri dalam menjaga keutuhan NKRI, sekaligus memupuk semangat religius dan nasionalisme.

Pengertian Hari Santri

Hari Santri adalah hari yang ditetapkan untuk menghormati kontribusi kaum santri dalam sejarah perjuangan Indonesia. Secara umum, santri merujuk pada siswa yang menimba ilmu agama Islam di pesantren. Namun, santri tidak hanya terlibat dalam kegiatan keagamaan, tetapi juga aktif dalam berbagai aspek kehidupan sosial, budaya, hingga perjuangan politik dan militer di masa penjajahan.

Hari Santri mengingatkan masyarakat Indonesia tentang pentingnya nilai-nilai moderasi, kemandirian, dan cinta tanah air yang ditanamkan di kalangan santri. Selain itu, peringatan ini juga meneguhkan peran pesantren sebagai lembaga pendidikan berbasis Islam yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga mengembangkan karakter berbasis kebangsaan dan kemandirian.

Sejarah Hari Santri

Sumber: Pexels
Sumber: Pexels

Penetapan Hari Santri Nasional merujuk pada Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945. Pada masa itu, situasi Indonesia masih dalam kondisi genting pasca-Proklamasi Kemerdekaan karena Belanda, dengan dukungan Sekutu, ingin kembali menguasai Indonesia. KH Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), menyerukan fatwa bahwa membela tanah air adalah kewajiban agama (jihad) bagi setiap umat Islam.

Resolusi Jihad ini memotivasi ribuan santri dan ulama di berbagai daerah, terutama di Surabaya, untuk angkat senjata melawan pasukan Belanda dan Sekutu. Perjuangan mereka mencapai puncaknya dalam Pertempuran 10 November 1945, yang kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan. Kontribusi santri dalam pertempuran tersebut menjadi salah satu bukti nyata bagaimana pesantren dan kaum santri berperan penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Baru pada 22 Oktober 2015, Presiden Joko Widodo menetapkan Hari Santri Nasional melalui Keputusan Presiden No. 22 Tahun 2015. Penetapan ini bukan hanya untuk mengenang sejarah, tetapi juga untuk menguatkan identitas dan peran santri di era modern.

Peringatan Hari Santri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun