Mohon tunggu...
Inovasi Pilihan

Pemasan Global dan Kaitannya dengan Fenomena "Cooling Global"

8 Februari 2018   20:06 Diperbarui: 14 Februari 2018   07:14 1139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

33-png-5a7c41aacbe5236c105fb313.png
33-png-5a7c41aacbe5236c105fb313.png
44-png-5a7c4189f133443e492e76d3.png
44-png-5a7c4189f133443e492e76d3.png
Hasil penelitian di atas (Susandi, 2004) mendukung terjadinya peningkatan ketinggian permukaan air laut. Diambil contohya adalah daerah Banjarmasin, di mana pada tahun 2010 terjadi kenaikan hingga 0,37 m. 

Sedangkan pada tahun 2050 nnti diprediksi kenaikan muka laut bisa mencapai 0,48 m. Dalam kurun waktu 40 tahun saja, banyak daerah yang akan terendam akibat dari mencairnya lapisan es di kutub. 

Dengan mengetahui fakta-fakta di atas, sekaranglah saat kita mengambil tindakan nyata untuk mengatasi dampak yang lebih parah lagi. Beberapa hal-hal sederhana yang bisa kita lakukan adalah dengan melakukan daur ulang sampah. Kegiatan sederhana ini sangat besar dampaknya karena mengurangi gas emisi rumah kaca. 

Sampai saat ini pembakaran sampah yang masih bisa diolah kembali seperti sampah plastic masih sering dilakukan yang berakibat semakin banyaknya gas emisi rumah kaca dari asap pembakaran plastic.

Hingga saat ini, tanda-tanda akan terjadinya pendinginan global (cooling global) belum ada yang ada hanyalah pembuktian tentang terjadinya pemanasa global (global warming) yang akan terus berlangsung jika tidak ada tindakan pencegahan saat ini. Untuk itu diharapkan untuk selalu menyaring informasi yang ada mengenai benar atau tidaknya informasi yang disebarluaskan kepada masyarakat.

SUMBER: 1, 2 

Armi dkk., Dampak Perubahan Iklim Terhadap Ketinggian Muka Laut Di Wilayah Banjarasin, Jurnal Ekonomi Lingkungan Vol.12/No.2/2008, Bandung,2008

Susandi, A, The impact of international greenhouse gas emissions reduction on Indonesia. Report on Earth System Science, Max Planck Institute for Meteorology, Jerman,2004.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun