Keempat, doktrin budaya secara halus. Anime adalah produk Jepang. Tentu saja didalamnya tersisip banyak budaya-budaya Negeri Sakura tersebut. Bagi para remaja yang tidak bijak dalam menonton tentu saja hal ini berdampak terhadap kurangnya cinta terhadap budaya sendiri.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi menonton anime bagi remaja yakni:
Pertama, menyadari bahwa perilaku menonton anime yang berlebihan bukanlah kebutuhan dalam diri remaja melainkan strategi yang kurang tepat untuk menghadapi masalah.
Kedua, berlatih menemukan kegiatan yang membuat para remaja tidak banyak diam di kamar, keluar rumah dan beraktifitas
Ketiga, membangun lingkungan pertemanan yang membuat kamu yang kecanduan anime merasa enjoy dan happy di dalamnya.
Keempat,kurangi frekuensi dan lama waktu menonton anime. Apabila kamu kesulitan untuk langsung menghentikan kebiasaan menonton anime maka tentukan batasan dalam menonton anime.
Kegiatan mengidolakan budaya Jepang seperti menonton anime di perboleh kan tetapi mengidolakan secara berlebihan memilik dampak bagi remaja oleh sebab itu remaja di harap kan mampu mengatur waktu nya untuk menonton anime secara tidak berlebihan dan tidak lupa untuk mengerjakan kewajiban nya
Sumber :
Kusuma, Fernando. 2013.Japan in Popular Culture: With Tradisional Culture. Jakarta: PT. Gramedia.
Craig, T. J. (2015).Japan Pop: Inside the World of Japanese Popular Culture: Inside the World of Japanese Popular Culture. Routledge.
Tim Japanese Station. 2015. Japanese Station Book. Jagakarsa: Bukune.