Mohon tunggu...
Fazril Milzam
Fazril Milzam Mohon Tunggu... Programmer - .....

Mahasiswa universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Anime Pada Perilaku Remaja

7 Januari 2022   16:51 Diperbarui: 7 Januari 2022   17:36 11653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fenomena imperialisme budaya di Indonesia seperti maraknya budaya Populer Jepang atau (Japanese Popular Culture). Budaya populer Jepang atau biasa disebut Japanese Popular Culture merupakan penyebaran budaya populer Jepang ke seluruh negara-negara di dunia. masuk dan berkembangnya budaya populer Jepang di Indonesia menyebabkan semakin maraknya komunitas pecinta budaya Jepang yang berkembang di indonesia.komunitas ini kemudian membuat festival budaya jepang. Festival kebudayaan tersebut merupakan sebuah wadah yang tepat bagi para pecinta atau para pengidola budaya populer Jepang untuk dapat mengapresiasikan tokoh yang di idola kan oleh remaja indonesia seperti menjadi karakter yang ada di dalam Anime

Anime adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan film animasi atau kartun Jepang Kata tersebut berasal dari kata animation yang dalam pelafalan bahasa Jepang menjadi animeshon. Kata tersebut kemudian disingkat menjadi anime.masuknya anime berawal dari ditayangkannya serial anime secara massal di berbagai stasiun televisi.Keadaan ini semakin diperkuat dengan meningkatnya kecanggihan teknologi terutama dalam hal mudahnya mengakses internet dimanapun dan kapanpun.

Dalam perkembangannya, anime di indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam hal mengumpulkan peminat. Jumlah peminat anime sendiri bisa dilihat dari banyaknya fansub yang bermunculan, Situs-situs blog atau fansub yang menyediakan anime gratis dengan subtitle bahasa Indonesia yang selalu update setiap harinya, antara lain WardhAnime-AWSub, AnimeIndo, Samehadaku, Moesubs, Oploverz, dan masih banyak lagi. Judul anime sendiri sangat beragam, anime buatan Jepang sendiri yang cukup terkenal di kalangan pencinta anime di Indonesia antara lain seperti Naruto, One Piece Attack on Titan, Owari No Serraph, Final Fantasy, Sword Art Online, Saint Seiya, dan masih banyak lagi.

Anime juga berpengaruh terhadap Fashion. Pada anime, para tokoh menggunakan kostum atau aksesoris yang menarik. Akhirnya muncul kegiatan Cosplay atau Costume Play. Cosplay adalah sebuah hobi yang berkegiatan mengenakan pakaian beserta aksesoris dan rias wajah seperti yang dikenakan oleh tokoh-tokoh dalam anime.

Munculnya komunitas-komunitas pecinta budaya jepang terutama pecinta anime juga menjadi bukti bahwa pengaruh anime tidak bisa dipandang sebelah mata.

Genre anime yang digemari oleh remaja laki--laki dan perempuan berbeda. Untuk remaja laki-laki fase awal dan akhir menyukai anime yang yang bertema aksi serta fantasi. Sedangkan remaja perempuan lebih menyukai anime yang bertema romantis. Hal ini dikarenakan remaja laki-laki menyukai penggambaran tokoh dari anime yang menarik dan jalan cerita fiktif yang memanjakan imajinasi para remaja laki-laki penggemar budaya populer Jepang. Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh (Wimbarti et al ,1997)  dapat diketahui bahwasanya pada usia remaja, perkembangan kognitif remaja laki-laki dapat membuat remaja laki-laki tersebut mempunyai dan melakukan fantasi, fantasi tersebut bersumber dari banyak hal terutama dipengaruhi oleh tontonan yang dilihat dan disaksikan oleh remaja tersebut. Melalui tontonan tersebut remaja dapat mengetahui tokoh yang baik dan jahat. Remaja perempuan lebih menyukai anime yang bertema romantis. Hal ini disebabkan oleh peran genderyang membuat remaja perempuan menaruh perhatian lebih pada penampilan idolanya.

Menonton anime biasanya dilakukan untuk mengisi waktu luang. Namun, menonton anime secara berlebihan memiliki dampak negatif bagi remaja seperti perubahan perilaku . Berikut beberapa dampak berlebihan nonton anime bagi remaja:

Pertama, berhalusinasi. Anime merupakan animation yang tentu saja tidak nyata. Anime menyuguhkan cerita fiktif. Inilah yang menyebabkan orang suka menonton anime  terbawa oleh dunia fiktif tersebut. Lebih berbahaya jika muncul rasa halusinasi yang tinggi seperti berkahyal menjadi seorang pahlawan super atau merasa bahwa karakter yang ada didalam cerita tersebut adalah pasangan kekasihnya.

Kedua, menjadi malas beraktivitas. Para remaja yang sering menonton anime akan berdampak pada rasa malas, sebab menonton anime yang memiliki banyak season/episode tentu menguras banyak waktu yang seharusnya hanya dilakukan untuk mengisi waktu luang, namun malah menjadi terobsesi untuk terus menonton sehingga waktu belajar malah dilupakan.

Ketiga, rusaknya moral. Banyak dari adegan dalam serial anime yang tidak sesuai dengan tontonan. Dalam serial anime, banyak adegan yang seharusnya untuk usia-usia tertentu namun malah dengan mudah dipertontonkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun