2. Dampak Invasi Rusia ke Ukraina terhadap Negara Grup Visegrd
Grup Visegrad merupakan Kelompok Kerjasama Regional yang terdiri antara Polandia, Republik Ceko, Hongaria, dan Slowakia. Polandia mengutuk invasi Rusia ke Ukraina dan menyatakan dukungan penuh untuk Ukraina. Polandia juga telah berjanji untuk menghentikan impor minyak dari Rusia melalui jaringan pipa, yang akan memotong sebagian besar sumber keuangan bagi mesin perang Rusia. Hubungan antara Polandia dan Hongaria berubah karena Ukraina. Polandia mengkritik sikap Hongaria yang dianggap terlalu memihak Rusia dalam konflik Ukraina, Hal ini dikarenakan pada saat ini Hongaria tergantung pada impor minyak dari Rusia melalui pipa yang melewati Ukraina (Antara, 2022). Namun, Uni Eropa telah memberikan waktu tambahan satu tahun bagi Hongaria untuk mencari pasokan alternatif. Republik Ceko dan Slowakia mengutuk invasi Rusia ke Ukraina dan menyatakan dukungan penuh untuk Ukraina. Namun Otoritas Ukraina memutuskan untuk menutup pipa minyak yang mengalir menuju Eropa, Hal ini akan berdampak pada pasokan minyak ke Republik Ceko dan juga Slowakia. (Sorongan, 2022).
Salah satu bidang kerjasama yang digagas pada grup ini adalah Visegrd Battlegroup. Visegrd Battlegroup juga dikenal sebagai V4 EU Battlegroup, adalah sebuah kelompok tempur militer yang dipimpin oleh Polandia dan melibatkan negara-negara anggota Visegrd Group lainnya, yaitu Republik Ceko, Slowakia, dan Hongaria. Visegrd Battlegroup adalah salah satu Battlegroup Uni Eropa yang dibentuk untuk memberikan respons cepat terhadap krisis dan konflik di dunia dan merupakan bagian dari European Union Military Staf. Battlegroup ini dijadwalkan akan berada dalam status siaga pada paruh pertama tahun 2023 mengingat situasi yang masih memanas di Ukraina. (Kandrk, 2022).
3. Dampak Perang Rusia-Ukraina terhadap Finlandia dan Swedia
Dalam keseluruhan, Perang Rusia Ukraina telah mempengaruhi kebijakan keamanan Finlandia dan Swedia. Finlandia dan Swedia telah mempertimbangkan untuk bergabung dengan NATO setelah invasi Rusia ke Ukraina. Finlandia telah memperkuat pertahanan dan meningkatkan kesiagaan di kawasan perbatasannya, sementara Swedia telah meninggalkan kebijakan netralitas militer dan bergabung dengan NATO. Finlandia memperkuat pertahanan di perbatasan untuk menghadapi potensi ancaman dari Rusia setelah invasi Ukraina. Finlandia telah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO pada Mei 2022 setelah pecahnya konflik antara Rusia dan Ukraina. Setelah menjadi anggota terbaru NATO, Finlandia telah meningkatkan kesiagaan di kawasan perbatasannya serta tetap menjaga posisi netral meskipun tetap waspada terhadap situasi politik di Ukraina. (Xinhua, 2023)
Rusia merespons dengan kemarahan dan kekhawatiran terhadap bergabungnya Finlandia dan Swedia dengan NATO. Mereka menganggap hal ini sebagai ancaman terhadap keamanan nasional dan menyatakan bahwa tindakan tersebut akan memiliki konsekuensi. Rusia juga mengumumkan peningkatan kehadiran militernya di wilayah terdekat sebagai tanggapan atas bergabungnya Finlandia dengan NATO. Rusia mengancam dengan apa yang disebut "tanggap teknis militer" jika Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO. Tanggapan itu termasuk mengerahkan senjata nuklir di daerah kantong Kaliningrad, Rusia. Tetapi ancaman nuklir semacam itu mungkin bisa saja menjadi bumerang. (VOA, 2022).
4. Dampak Perang Rusia-Ukraina terhadap Negara Balkan
Sejak Rusia invasi Ukraina pada akhir Februari, para pemimpin UE mengungkapkan bahwa keterlibatan enam negara Balkan itu menjadi prioritas demi menjaga keamanan di kawasan Eropa. Persatuan ini akan membentuk komitmen bersama dalam menghadapi tantangan pertahanan dengan mengintensifkan kebijakan. UE pun akan memberikan bantuan untuk memitigasi dampak krisis energi dan ekonomi pada enam negara Balkan tersebut. Dalam pertemuan para pemimpin tersebut, fokus utama adalah memperkuat kemitraan UE untuk menstabilkan kawasan Balkan di tengah konflik Ukraina. UE mengungkapkan pentingnya perluasan untuk negara Balkan yang sudah bertahun-tahun menunggu yaitu Albania, Bosnia, Kosovo, Montenegro, Makedonia Utara, dan Serbia. (Indonesia Defense, 2022)
Perang Rusia-Ukraina berdampak pada pasokan energi di Eropa, termasuk di negara-negara Balkan. Negara-negara Balkan, seperti Serbia, Montenegro, dan Bosnia-Herzegovina, bergantung pada pasokan energi dari Rusia, Perang Rusia-Ukraina dapat mengganggu pasokan energi ke negara-negara Balkan yang bergantung pada pasokan energi dari Rusia. Beberapa negara Balkan telah berupaya untuk diversifikasi pasokan energi mereka dengan mencari sumber energi alternatif, seperti energi terbarukan dan gas alam cair dari Amerika Serikat. Namun, upaya diversifikasi ini masih terbatas dan negara-negara Balkan masih bergantung pada pasokan energi dari Rusia. (Lukas, 2022)