Mohon tunggu...
Fazri Ahmad Fachreza
Fazri Ahmad Fachreza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Saya memiliki Hobi membaca dan menulis khususnya pada topik Sejarah, Politik, dan Keamanan Internasional.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Konflik Rusia-Ukraina dan Konsekuensinya terhadap Geopolitik di Eropa Timur

22 Juli 2023   15:07 Diperbarui: 22 Juli 2023   15:07 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konflik antara Rusia dan Ukraina telah menjadi salah satu peristiwa geopolitik yang paling signifikan dan kontroversial di abad ke-21. Konflik ini dimulai pada tahun 2014 ketika Rusia secara militer menduduki wilayah Krimea dan mendukung separatis pro-Rusia di wilayah timur Ukraina. Konflik ini telah menimbulkan ketegangan yang tinggi antara kedua negara serta mempengaruhi dinamika geopolitik di Eurasia bahkan Global.

Ukraina memiliki sejarah panjang dan kompleks sebagai wilayah yang terkait dengan Uni Soviet dan kemudian meraih kemerdekaan pada tahun 1991 setelah keruntuhan Uni Soviet. Namun, proses pemisahan ini tidak berlangsung mulus, dan Ukraina terus menghadapi tantangan dalam membangun identitas nasional yang kuat serta mengkonsolidasikan otoritas negara di seluruh wilayahnya.

Konflik Rusia-Ukraina pada tahun 2014 tidak hanya muncul secara tiba-tiba, tetapi dapat dilihat sebagai hasil dari faktor-faktor internal dan eksternal yang kompleks. Di sisi Rusia, ada kepentingan geopolitik dan keamanan yang kuat untuk mempertahankan pengaruhnya di wilayah sekitarnya. Terlebih lagi, status Krimea yang strategis dan sejarahnya sebagai bagian dari Rusia selama beberapa abad menjadi faktor penting dalam intervensi Rusia di wilayah tersebut. Di sisi Ukraina, ada upaya untuk memperkuat kedaulatan nasional dan meningkatkan hubungan dengan negara-negara Barat.

Berawal sejak 2004 dimana Rusia diduga mempengaruhi Ukraina secara politik melalui tokoh-tokoh dan oligarki Ukraina yang Pro-Rusia, kemudian pada 2013 diwarnai aksi protes Anti-Rusia di Ukraina karena rakyat Ukraina merasa bahwa Negara mereka sangat bergantung pada Rusia dan tidak pernah mau terbuka dengan Uni Eropa dan Barat dalam berbagai hal strategis, protes ini kemudian dikenal sebagai Revolusi Euromaidan yang menggulingkan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych yang Pro-Rusia. Aksi balasan Rusia pada 2014 adalah dengan menginvasi Krimea serta memberikan dukungan terhadap gerakan Separatisme Pro-Rusia di Timur Ukraina. (BBC, 2016)

Rusia ingin memastikan agar Ukraina tetap netral dengan membuat jarak supaya tidak terlalu dekat dengan Barat. Pemerintah Rusia berfikir bahwa negaranya akan mendapat ancaman keamanan jika Ukraina terlalu dekat dengan Barat apalagi jika Ukraina kemudian masuk kedalam keanggotaan NATO. Maka dari itu Rusia pada awalnya hanya ingin menjadikan Ukraina sebagai "Buffer State" atau Negara Penyangga antara NATO/Uni Eropa dengan Rusia. Namun disisi lain Ukraina sebagai negara yang berdaulat mereka tidak mau didikte oleh pihak manapun, maka dari itu kemudian banyak protes Anti-Rusia yang dilakukan oleh masyarakat Ukraina. (Aida, 2022)

Tindakan Rusia dikemudian hari dinilai sangat Agresif atas tanngapan terhadap protes Anti-Rusia di Ukraina, seperti Aneksasi Krimea pada 2014, memberikan dukungan terhadap Gerakan Separatisme di Timur Ukraina, dan lainnya, sehingga masyarakat Ukraina berfikir bahwa mereka membutuhkan sebuah etintas yang mampu melindungi mereka dari ancaman Rusia.

Dalam konteks geopolitik global, konflik ini juga mencerminkan rivalitas antara Rusia dan negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Dalam upayanya untuk mendukung Ukraina, negara-negara Barat telah memberikan bantuan finansial, dukungan militer terbatas, dan memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Rusia. Ini telah memperumit dinamika geopolitik di Eurasia, dengan beberapa negara di kawasan ini terbagi antara kepentingan Rusia dan dukungan terhadap Ukraina. (Kober, 1996)

Dalam konteks inilah penting untuk memahami konsekuensi geopolitik yang timbul dari konflik Rusia-Ukraina. Konflik ini telah mempengaruhi hubungan Rusia dengan negara-negara tetangga di Eurasia, mengubah permainan kekuatan dan memicu ketegangan yang lebih besar di kawasan tersebut. Selain itu, konflik ini juga memiliki implikasi terhadap hubungan antara Rusia dengan Uni Eropa dan NATO, yang telah mengalami ketegangan yang meningkat.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejarah konflik Rusia-Ukraina, termasuk faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhinya. Selain itu, paper ini juga akan mengkaji konsekuensi geopolitik dari konflik ini di Eurasia, serta menyajikan beberapa skenario masa depan yang mungkin terjadi. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang sejarah dan konsekuensi konflik ini, diharapkan dapat membantu dalam mencari solusi damai dan stabil dalam konteks geopolitik yang kompleks ini.

A. Konflik Rusia dan Ukraina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun