Seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi hal yang paling dinanti bagi calon mahasiswa baru di setiap tahun. Namun, apakah kalian tahu bahwa sistem jalur masuk PTN tahun ini akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya? Kebijakan Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) yang dimulai pada tahun 2023 telah disampaikan oleh Ketua Umum Tim Penanggung Jawab SNPMB, Mochamad Ashari, secara daring di Jakarta, Kamis (2/12/2022). Hal ini menjadi topik yang kerap diperbincangkan bagi Camaba tahun 2023 bahkan menimbulkan pro dan kontra.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah melakukan berbagai transformasi Merdeka Belajar di semua jenjang, baik pendidikan dasar dan menengah hingga pendidikan tinggi guna mewujudkan sumber daya manusia (SDM) unggul yang berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Untuk menyelaraskan capaian perubahan tersebut, Kemendikbudristek telah menyusun arah baru transformasi dalam pendidikan tinggi salah satunya dengan meluncurkan Merdeka Belajar Episode Kedua Puluh Dua: Transformasi Seleksi Masuk PTN.
“Arah baru transformasi seleksi masuk PTN dilakukan melalui lima prinsip perubahan, yaitu mendorong pembelajaran yang menyeluruh, lebih berfokus pada kemampuan penalaran, lebih inklusif dan lebih mengakomodasi keragaman peserta didik, lebih transparan, serta lebih terintegrasi dengan mencakup bukan hanya program sarjana, tetapi juga diploma tiga dan diploma empat/sarjana terapan,” disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim saat peluncuran Merdeka Belajar Episode Kedua Puluh Dua secara daring di Jakarta, Rabu (7/9/2022).
Kalian mungkin pernah mendengar istilah Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Nasional (SNMPTN), Seleksi Bersama Perguruan Tinggi Nasional (SBMPTN), dan jalur mandiri sebelumnya? Akan tetapi, pada kebijakan baru ini kalian tidak akan mendengar istilah tersebut lagi.
Kini istilah tersebut berganti nama menjadi Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), dan seleksi jalur mandiri. Tak hanya namanya saja, sistem atau ketentuannya pun berbeda. Hal ini lah yang menimbulkan pro dan kontra bagi calon mahasiswa baru. Banyak di antara mereka yang merasa bahwa kebijakan tersebut seharusnya tidak diterapkan secara langsung melainkan menunggu periode setelahnya. Selain dari persiapan calon mahasiswa baru yang belum maksimal, beberapa di antaranya masih bingung dengan juknis perubahan seleksi masuk PTN ini.
1. Jalur SNBP Pengganti SNMPTN
SNBP adalah tes yang dilaksanakan berdasarkan prestasi. Prestasi ini dapat berupa prestasi akademik dan/atau nonakademik. Pada SNMPTN sebelumnya, seleksi dilakukan dengan mempertimbangkan nilai-nilai sesuai rumpun ilmu yang dipelajari di jenjang Sekolah Menengah. Sedangkan, SNBP akan mempertimbangkan prestasi berdasarkan dua komponen penilaian, yaitu, minimal 50% rerata nilai rapor keseluruhan dan maksimal 50% komponen penggali minat dan bakat.
Hal ini menimbulkan kontra pada beberapa siswa-siswi calon mahasiswa baru. Mereka cenderung hanya mempersiapkan nilai-nilai rapor yang akan dipakai dalam SNMPTN. Sehingga, mereka merasa dirugikan jika dalam SNBP ini menggunakan keseluruhan nilai rapor. Terlebih, bobotnya akan semakin besar jika terdapat komponen penggali minat dan bakat, seperti dua mata pelajaran pendukung program studi yang dituju, portofolio, dan/atau prestasi lainnya.
2. Jalur SNBT Pengganti SBMPTN
Perubahan sistem juga terjadi pada jalur SBMPTN atau kini dikenal dengan SNBT. SNBT adalah tes yang dilakukan dengan menggunakan tes terstandar berbasis komputer. Perbedaan terbesar dari SNBT dibandikan dengan SBMPTN adalah tidak adanya tes mata pelajaran atau yang sebelumnya disebut dengan TKA. SNBT akan melaksanakan dua tes saja, yaitu Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Literasi yang terdiri dari Kemampuan Penalaran Umum, Kemampuan Kuantitatif, Pengetahuan dan Pemahaman Umum, Kemampuan Memahami Bacaan dan Menulis, Penalaran Matematika, Literasi dalam Bahasa Indonesia, dan Literasi dalam Bahasa Inggris.
Biasanya calon mahasiswa baru telah mempersiapkan tes ini jauh sebelum pelaksanaannya. Adapun di antaranya yang telah menyusuan strategi dan mempersiapkan segalanya untuk menghadapi SBMPTN. Namun, setelah adanya kebijakan ini mereka harus banting setir belajar dari awal lagi mengenai TPS dan Tes Literasi. Banyak juga yang beranggapkan bahwa TPS dan Tes Literasi ini lebih sulit daripada TKA karena mengutamakan kemampuan penalaran serta pemecahan masalah.