Mohon tunggu...
fazli Rafa amin
fazli Rafa amin Mohon Tunggu... Lainnya - fresh graduate

pemula

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perihal Keegoisan

28 Januari 2024   00:12 Diperbarui: 28 Januari 2024   00:19 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sudut taman kota yang teduh, angin sepoi-sepoi musim semi menyapu rambut-rambut mereka yang duduk bersama di bangku kayu. Cahaya senja mulai merayap perlahan, menambah romantisme dalam pertemuan mereka. Namun, dibalik keromantisan itu, terdapat kegelisahan yang tak terucap.

Amanda dan Rama telah menjalani hubungan mereka selama hampir satu tahun. Mereka saling mencintai, berbagi cerita, dan menghadapi lika-liku hidup bersama. Namun, beberapa bulan belakangan, ini Rama telah menceritakan kondisi keuangan dia sebagai anak kost yang tak memiliki banyaknya uang.

"Ram, ingat nggak? kamu dulu pernah bilang kamu mau membelikan aku sesuatu" ucap Amanda yang menatap serius kepada Rama.

Rama menghela nafas, sembari menahan dagu dengan tangannya. "iya, aku ingat kok sayang, cuman untuk sekarang aku belum bisa beliin kamu karena kondisi keuangan ku menipis, ditambah kebutuhan kuliah dan sehari hari semakin banyak., maaf yaa." ucap Rama penuh penyesalan.

Amanda menghela nafas dalam, ia tahu betul kondisi keuangan Rama bagaimana. Amanda semakin yakin bahwa ia salah atas perbuatannya yang sering kali me-ngode kepada Rama untuk membelikan dia sesuatu. Walaupun, ia sering kali meminta maaf dan mengulanginya lagi, dan ia tahu betul bahwa Rama akan memberikan yang dia inginkan ketika Rama sudah memiliki uang.

"Rama, aku ingin berbicara sesuatu" ucap spontan Amanda ditengah obrolan yang sedang hening.

Rama menoleh ke arah Amanda dengan tatapan serius."iyaa sayang?"

"Aku minta maaf yaa, karena aku sering kali minta dibelikan sesuatu. Aku tahu pasti kamu bingung untuk mencari uang apalagi kamu anak kos yang sedang merantau, tak seharusnya aku menuntutmu untuk membelikan sesuatu padaku. Tapi Ram, aku juga pengen kayak cewek cewek diluar sana yang dibelikan barang sering kali sama cowoknya.Tapi kamu? kamu cuma janji janji aja dan gak ada satupun janji kamu untuk memberikan aku barang kamu wujud-in." ucap Amanda kesal.

Rama mendengarkan serius dari omongan Amanda, ia merasakan ketegangan di udara. "Aku ngerti banget amanda, aku juga pengen kasih kamu barang barang yang kamu selama ini mau.Tapi kamu selama ini juga kan tahu tentang keuangan aku bagaimana? Maaf aku belum bisa nurutin semua kemauan kamu yang kamu pengen, dan seharusnya juga kamu ga sama aku. Banyak yang lebih dari aku, maaf." jawab Rama penuh kebingungan.

Meskipun Rama begitu tenang dalam menjawab pertanyaan dari Amanda, ia sangat bisa merasakan bahwa Amanda sangat kecewa dengan Rama karena tidak bisa mewujudkan apa yang dia inginkan. Pernah suatu kali, dalam sebuah pertengkaran kecil, Amanda menyebutkan bahwa Rama membawa pengaruh buruk dalam hidupnya. Itu adalah ucapan yang keluar begitu saja, tanpa dia sadari bahwa kata-kata itu akan menggantung di udara, mengisi ruang antara mereka dengan ketidakpastian dan keraguan.

Malam semakin larut, mereka masih terduduk di taman kota yang mulai terasa sepi dan dingin. Mereka memutuskan untuk berjalan pulang dengan beban yang mereka bawa masing-masing. Amanda merasa bahwa ia harus menjauhi Rama atau mengatakan Putus pada Rama agar tidak ada lagi perasaan yang akan menyangkal hatinya. 

Minggu ke minggu terus berjalan, terjadi situasi yang sama halnya seperti yang dia alami sebelum kejadian di taman kota itu. Amanda dengan senyum manisnya, memandang Rama dengan mata yang indah. "Sayang, apa kamu lupa ingin mengunjungi tempat tempat yang menjadi list aku selama ini?"

Rama menggigit bibirnya, merasa tidak nyaman. Dia sudah beberapa kali mengalami momen seperti ini, dimana Amanda terus mengkode-nya untuk mengunjungi tempat yang menjadi listnya Amanda selama ini yang dimana keuangan Rama masih tidak bisa untuk mengikuti kemauan Amanda. Meskipun dia mencintai Nadia dengan sepenuh hatinya, tapi sebagai seorang yang merantau untuk belajar dan mengandalkan uang pemberian orang tua untuk kehidupan sehari hari di kota kembang, dia tidak bisa membelanjakan uang seenaknya.

"Maaf sayang, lagi lagi aku belum bisa mengajakmu untuk pergi ketempat yang menjadi list kamu selama ini." ucap Rama penuh keraguan.

Amanda mengangguk seperti sudah paham apa yang akan dikatakan Rama apa, dengan menunjukkan ekspresi kekecewaan yang sudah terbiasa. "aku ngerti kondisi keuangan kamu, tapi aku pengen sesekali saja kita ke tempat yang menjadi list aku selama ini." dengan ekspresi penuh harap kepada Rama.

Perasaan tidak enak mulai menyusup ke dalam hati Rama. Amanda pernah menyebutkan bahwa dia merasa Rama membawa pengaruh buruk dalam hidupnya. Kata-kata itu terasa seperti pukulan keras bagi Rama, membuatnya merasa tidak aman dan ragu tentang kepercayaan dirinya.

Ketidakpastian ini semakin membuat Rama merasa terjepit di antara cinta yang besar terhadap Amanda dan perasaan tidak cukup yang terus menghantui pikirannya. Setiap kali Amanda meminta sesuatu yang tidak bisa ia penuhi, dia merasa semakin takut akan kehilangan Amanda. 

di suatu malam disaat ingin tidur keduanya memiliki curhat-an masing-masing yang diceritakan, Rama dengan penuh keraguan, "Amanda, aku merasa sangat tidak percaya diri atas apa yang kamu pikirkan tentangku. Aku mencintaimu dengan segenap hatiku, tetapi aku juga merasa tidak percaya diri sampai setahun kita berhubungan pacaran ketika kamu bilang aku membawa pengaruh buruk." dengan nada yang halus.

Beberapa menit sunyi dengan Amanda yang sedang memikirkan jawabannya. "maaf, aku tidak bermaksud menyakitimu, dan maaf selama ini aku hanya melihat cinta kamu ketika kamu memberikan sesuatu yang membuatkan senang dan ada di list keinginanku saja, namun tidak menyadari bahwa setiap orang memiliki rasa mencintai masing-masing dan berbeda." dengan jawaban yang sangat berat hati.

Rama menyadari bahwa ia juga sangat kurang dalam memahami Amanda, namun ia sangat lega dengan jawaban Amanda yang meyakinkan dirinya. dan menyadari bahwa komunikasi sangat-lah penting dalam hubungan.

"Amanda, aku memang tidak sempurna. Namun, aku selalu menjadi yang terbaik untukmu." ucap Rama yang penuh percaya diri.

Amanda tersenyum atas ucapan yang diberikan Rama, ia sangat bersyukur dipertemukan Rama yang sangat sabar atas sifatnya selama ini. Mereka menemukan jalan yang harus mereka lalui untuk menyeberangi semua jurang perpisahan dengan komunikasi yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun