Mohon tunggu...
Fazin Hisabi
Fazin Hisabi Mohon Tunggu... -

Kalau saya salah, apakah anda benar,,?

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Jakarta dan Konsep Pembangunan Berkelanjutan #BangunJakarta

12 Januari 2017   10:30 Diperbarui: 12 Januari 2017   10:57 1589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Proses dan kebijakannya tidak sama pada setiap kota, tergantung pada kota-kotanya. Salah satu tantangan terbesar konsep tersebut saat ini adalah menciptakan keberlanjutan, termasuk didalamnya keberlanjutan sistem politik dan kelembagaan sampai pada strategi, program, dan kebijakan sehingga pembangunan kota yang berkelanjutan dapat terwujud (Salim, 1997).”

Jakarta adalah miniatur bagi Indonesia. Pembangunan Indonesia dimulai dan digerakkan dari Jakarta. Membangun jakarta artinya memimpikan pembangunan Indonesia yang lebih baik. Sebab sebagai Ibu Kota negara, Jakarta menjadi pusat perhatian dunia dan menjadi wajah Indonesia dimata Internasional.

Proses pembangunan Jakarta sudah dimulai dari beberapa ratus tahun yang lalu sejak kota ini berdiri. Namun setiap masa dalam proses pembangunannya tentu ada masalah masing-masing yang rata-rata berbeda dari permasalahan sebelumnnya. Permasalahan inilah yang kadang membuat siapapun pemimpin Jakarta mengambil kebijakan sendiri dan berbeda dari sebelumnnya.

Apa yang sudah dilakukan Ahok di Jakarta merupakan bagian dari proses pembangunan Jakarta. Dan apa yang dilakukan ahok adalah keberlanjutan dari apa yang dilakukan oleh Jokowi dan Fauzi Bowo yang merupakan Gubernur sebelumnnya. Yang perlu kita garis bawahi adalah pentingnya pembangunan yang berkelanjutan itu, sehingga sebuah kota benar-benar merasakan bagaimana tangan dingin pemimpinnya dalam membangun.

Jakarta Butuh Ruang

Padat, sesak dan polusi itulah gambaran dari Jakarta. Hal tersebut membuat jakarta menjadi kota yang tidak ramah anak dan bukan kota keluarga. Padahal, setiap kota seharusnya menjadi kota yang nyaman bagi warganya untuk didiami.

Dalam konsep Garden City yang disampaikan oleh E. Howard, dalam pembangunan sebuah kota haruslah memperhatikan aspek lingkungan. Kota besar bukanlah sebuah wilayah yang layak huni jika mengabaikan aspek lingkungan.

Dalam buku yang sama yang ditulis oleh Salim pada tahun 1997 tentang pembangunan kota yang berkelanjutan, Geddes seorang ahli dalam tata perkotaan mengatakan bahwa kondisi alam merupakan bagian terpenting bagi kelangsungan aktivitas sebuah kota. Sehingga dari itu kita bisa simpulkan bahwa Jakarta membutuhkan ruang publik untuk kenyamanan bagi masyarakatnya.

Ahok dan Pembangunan Ruang Publik

Suka atau tidak, pembangunan sara publik di masa kepemimpinan Ahok di Jakarta cukup meningkat. Ada beberapa taman baru dan perbaikan taman serta fasilitas taman untuk kenyamanan warga Jakarta dimasa kepemimpinan Ahok.

Ahok berhasil mengubah beberapa tempat menjadi ruang Publik, sebut saja kawasan waduk Pluit yang menjadi taman dan kawasan Kalijodoh yang saat ini bisa menjadi taman bermain anak-anak. Selain itu beberapa fasilitas dan ruang publik baru di beberapa wilaya seperti di tebet dan beberapa wilayah lain yang sudah ada.

Namun kesimpulan yang perlu kita catat sebagai penghuni kota Jakarta adalah pembangunan yang berkelanjutan harus tetap terlaksana. Apa yang sudah dilakukan oleh Gubernur jakarta dari masa kemasa adalah yang terbaik untuk kita sebagai penghuni Kota Jakarta. Tugas kita adalah menjaga apa yang sudah dibangun. Jangan sampai perbedaan pilihan pada Pilkada DKI Jakarta menjadikan kita saling bermusuhan, sebab membangun kota butuh kerjasama yang baik dari seluruh elemen masyarakat yang menghuni kota tersebut #AyoBangunJakarta #BangunJakarta #JagaJakarta #Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun