Mohon tunggu...
Fazil Abdullah
Fazil Abdullah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulislah bila itu cahayamu. (Instagram/fazil.abdullah

Cerpen Perempuan yang Meminta Rokokmu dan Mogok di Hutan mendapat penghargaan dari Kompasiana (2017 dan 2018). _____________________________________________ linktr.ee/fazilabdullah 👈 merupakan pintu masuk menuju dunia karya saya. silakan masuk dan jelajahi.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Python yang Siap Melahapku

7 April 2017   14:29 Diperbarui: 23 April 2017   09:00 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="shutterstock.com"][/caption]

Akulah sang Kancil. Di hadapanku si Python. Di pepohonan itu, python siap menelanku. Ia melilit batang pohon itu dalam diam. Begitu pula kepalanya, diam menatapku. Tenang dan elegan. Hanya lidahnya yang bercabang dua itu terus mendesis. 

Kami bertatapan. Aku bakal mati. Apakah aku harus takut? Seharusnya iya. Tapi jika memang takdirku mati nantinya, kenapa harus takut. Takdir adalah kuasa atasku yang tak seorang pun bisa menolaknya. 

Jadi, karena berpikir dan meyakini begitu, di hadapan python, aku tak takut. Aku mengulur waktu agar ia tak melilitku atau aku punya kesempatan lari. 

"Hai, Piton, kau akan melahapku?" tanyaku. 

"Apa boleh buat? Kalo lapar, semua bisa jadi makanan," seperti patung berbicara si Python.

"Tak ada makanan lainkah?" tanyaku. Aku lihat hutan ini memang ada bekas penebangan. Pohon-pohon rebah, dibelah-belah, dan sudah ditumpuk di satu sudut. Cahaya sore menerangkan seisi hutan ini.

"Tak ada. Semua hewan pada mengungsi. Jauh bergerak berkm-km ke dalam hutan. Aku tertinggal. Lalu aku lapar. Perjalanan butuh makan bukan. Nah, kau jadi santapanku yang lezat."

"Hmmm..." Aku mencerna kata Phyton. "Dari mana kamu mengungsi, sudah berapa jauh perjalananmu?"

"Di titik lahan yang jarak dua km dari sini, aku mulai mengungsi."

"Mana rombonganmu yang lain?" tanyaku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun