Mohon tunggu...
Fazil Abdullah
Fazil Abdullah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu berat, Sayang. Kau harus sediakan waktu dan dunia, yang seringnya tidak bersahabat.

Cerpen Perempuan yang Meminta Rokokmu dan Mogok di Hutan mendapat penghargaan dari Kompasiana (2017 dan 2018). _____________________________________________ linktr.ee/fazilabdullah 👈 merupakan pintu masuk menuju dunia karya saya. silakan masuk dan jelajahi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesan yang Ditinggalkan Raja Salman

14 Maret 2017   01:40 Diperbarui: 14 Maret 2017   02:16 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rombongan Raja Salman telah meninggalkan Bali, Indonesia (12/03/2017). Sempat menyatakan puas selama berada di Indonesia. Awalnya banyak berita tak sedap terhadap rombongannya memilih Bali, tetapi pada akhir kunjungan, Raja Salman pulang dengan meninggalkan pesan positif untuk Indonesia.

Pemilihan Bali sebagai destinasi wisata rombongan Raja Salman, awalnya disorot dengan negatif oleh khalayak Indonesia. Terlihat di komentar-komentar netizen. Memilih Bali mencederai perasaan muslim dan daerah lain di Indonesia yang juga punya andalan destinasi wisata. Raja Salman seakan-akan abai terhadap perasaan mayoritas Islam Indonesia.

Pemilihan Bali memupus harapan daerah-daerah lain agar berkunjung ke daerahnya, misalnya Sumatera Barat. Mengingat kesamaan psikologis keagamaan, pengalaman menerima rombongan wisatawan mancanegara, kesiapan Pemda Sumbar bersama stake holder-nya, fasilitasnya, objek wisata yang tak kalah menarik (dikemas pula dengan konsep wisata halal), Sumbar harusnya layak menjadi destinasi rombongan Raja Salman (www.jawapos.com, 28 Februari 2017. Akan tetapi, "kafilah" Arab Saudi ini tetap berada di jalannya, dan didukung oleh Pemerintah Indonesia.

Karena itu, dua alasan memilih Bali yang telah dikemukakan saat jumpa pers bahwa Bali terkenal dan alamnya yang indah (www.kompas.com, 28 Februari 2017), tidaklah cukup. Alasan itu sama saja seperti alasan orang awam yang datang ke Bali hanya berlibur tanpa tujuan dan kepentingan lain. Faktanya, rombongan Arab Saudi punya beberapa agenda ke Indonesia.

Ada pesan atau makna lain yang bisa dibaca dari pemilihan Bali sebagai destinasi wisata rombongan Raja Salman.

Sebagai Citra Positif bahwa Islam Toleran dan Menghargai Kehidupan Manusia

Rombongan Raja Salman sebelum menginjakkan kaki ke Bali, menunaikan agenda dulu di Jakarta. Sebagaimana dikabarkan, salah satu agendanya adalah pertemuan dengan 28 tokoh lintas agama di Hotel Raffles, Jakarta. Inti dalam pertemuan itu, Raja Salman mengingatkan kembali tentang Islam yang toleran dan menghargai kehidupan manusia. Sekaligus mengingatkan lagi tentang permasalahan Islam yang terus dicitrakan radikal dan ekstrim(www.kompas.com, 03 Maret 2017)

Pesan dari pertemuan ini diharapkan memupus anggapan dunia dan masyarakat non-muslim bahwa Arab Saudi dan Indonesia membiarkan Islam radikal dan ektrim. Arab Saudi dan Indonesia mewakili Islam dunia membawa pesan bahwa Islam adalah agama damai, toleran, dan menghargai kehidupan manusia, tidak sebagaimana Islam yang dipahami dan disalahgunakan oleh kaum radikal dan ekstrim. 

Pesan yang dibawa Raja Salman ini tidak sebagai seremonial saja. Pemilihan Bali sebagai destinasi wisata rombongan Raja Salman sebagai rangkaian penguat pesan ini. Rombongan Raja Salman menunjukkan bagaimana orang Islam menghargai kehidupan manusia dan agama lain selama di Bali. Rombongan Arab Saudi menunjukkan keramahannya lewat bercengkrama dan berfoto bersama dengan masyarakat Bali yang mayoritas Hindu (menjadi wakil agama lain). Pesan damai, toleran, dan menghargai inilah yang hendak disampaikan Arab Saudi dan Indonesia

Bali Sebagai Wujud Nyata Kompetensi Pariwisata Indonesia Bertaraf Internasional

Rombongan Raja Salman berkunjung ke Indonesia hendak membangun kerja sama bilateral dengan Indonesia. Salah satunya di sektor pariwisata. Selama di Bali, beberapa rombongan menikmati beberapa destinasi wisata di Indonesia. Kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukkan destinasi wisata yang layak diinvestasikan.

Seperti diketahui, belakangan media mengabarkan, Arab Saudi melirik dan akan menanamkan investasi di beberapa destinasi wisata Indonesia. Destinasi wisata  Tanjung Lesung, Mandalika, Belitung, dan Mande di Sumatera Barat, disebut-sebut akan mendapat investasi dari Arab. Empat kawasan tersebut digadang-gadang akan dibuat seperti kawasan wisata Nusa Dua, Bali (www.katadata.co.id, 08 Maret 2017).

Dengan demikian, penunjukan Bali menjadikan bukti penguat, keseriusan, dan kemampuan Indonesia menjalankan kerja sama di sektor pariwisata. Akan berbeda nilai kepercayaan jika Indonesia tak memiliki bukti destinasi wisata bertaraf internasional. Rombongan Raja Salman telah mengalami dan membuktikannya langsung kawasan wisata di Bali sebagai wujud nyata kompetensi pariwisata Indonesia bertaraf Internasional.

***

Kehadiran rombongan Raja Salman dan sempat menambah liburan di Bali, meninggalkan pesan dan citra/harapan bahwa Indonesia negeri toleran dan memiliki destinasi wisata menarik. Sekaligus pantas untuk mempercayakan investasinya di Indonesia, terkhusus di sektor pariwisata.

Jika ada kekhawatiran tentang tidak aman dan ketidaknyamanan, intoleransi karena perbedaan agama dan budaya, itu sudah diantisipasi. Indonesia tak begitu. Jika ada gesekan yang terjadi di lapangan, tak berpengaruh besar bagi wisatawan.

Arab Saudi berjanji akan berkunjung kembali. Arab Saudi telah mengirim pesan akan serius kerja sama bilateral dengan Indonesia. Indonesia pun siap serius melayani dan bekerja sama dengan Arab Saudi. Daerah-daerah lain harus membaca peristiwa ini sebagai peluang dan pelajaran peningkatan di sektor pariwisatanya.

---

Sumber referensi:

nasional.kompas.com  - 

nasional.kompas.com - 

http://katadata.co.id

jawapos.com, 28 Februari 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun