Aku merasakan kau masih marah. Aku hubungi lagi. Menggodamu, merayu. Kau diam. Aku pun membalas diam kau perlakukan begitu. Aku tak mau kau nilai mengiba-iba cinta dan maaf darimu. Aku tak sepenuhnya bersalah. Jika aku merajuk dan mengungkapkan rindu mati padamu, kau akan melunjak lagi nantinya. Lalu kau bertingkah lagi sesuka hati dan maumu.
Akan tetapi, egoku jebol. Pertahanan diriku runtuh. Tubuhku berdesir rindu, merayap sekujur tubuh. Aku bergetar. Aku menangis, mengiba, memohon kau kembali padaku. Maafkan segala salahku.
"Tolong, jangan ganggu aku lagi. Aku muak. Kita udahan," sepenggal SMSmu menikam.
Aku tertunduk. Lama terdiam. Lama sekali. Mengiang-ngiang di jiwaku. Lama sekali. Dunia sekelilingku hilang raib. Hanya ada diriku di lembah kesendirian. Hampa. Kosong.
Sampai terdengar suara dari dalam jiwa berbisik lirih menenangkan, "Sudahlah. Lupakan. Kau bisa. Hubungan ini tak baik, tak langgeng, tak mencerahkan ke depan."
Aku ditenangkan oleh bisikan itu. "Tidakkah kau ingat chatnya sebelumnya? Ia ingin melupakanmu. Ia ingin move on. Jadi sepenggal sms terakhir berarti ia tak sungguh-sungguh membencimu, tak sungguh-sungguh muak padamu. Dia hanya mencoba membencimu, hanya mencoba muak padamu agar bisa melupakanmu. Itu tentu juga sangat menyakitkan baginya.
Smsnya "tolong" terdengar merintih dan pedih, menyadari bahwa hubungan ini tak akan berjalan baik ke depan. Ia harus mengakhiri biar tak dalam dan besar tumbuh luka ke depannya. Hubungan ini ada jurang kosong yang tak bisa disambungkan atau dilalui. Jurang yang mengangga dan akan selalu membuat kalian jatuh pada jurang masalah yang sama."
Suara itu memberiku kekuatan dan siap melepaskanmu. Tanpa benci melainkan dengan sayang. Ya aku masih sayang padamu. Meski sakit kini, tapi aku yakin, sakit ini bisa kulalui.
Sekiranya nanti kita bisa dipertemukan lagi, kuharapkan kita bisa tersenyum jujur tanpa terkenang masa kini yang menyakitkan. Kita tetap menyala bahagia, melangkah pasti dan terus menjalani lika-liku hidup kita masing-masing tanpa luka-luka masa lalu.
***
FA-Padang 280616
#melepaskanmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H