Mohon tunggu...
Fahmi Aziz
Fahmi Aziz Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penikmat kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak Pesantren Bicara Pentingnya Internet dalam Pendidikan, Enggak Harus Colong-colongan

17 Juli 2022   20:46 Diperbarui: 17 Juli 2022   20:54 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ujian siswa akhir di pesantren. Foto: Instagram/pondok.modern.gontor

Sebulan itu, siswa akhir tahun, termasuk saya, tegang mengikuti belajar malam persiapan ujian. Sejujurnya, di pondok pesantren tempat saya bersekolah kala itu, ujian akhir seakan mimpi buruk.

Periode ujian yang panjang, sekitar sebulanan, dan begitu banyak materi yang diujikan menjadi tantangan tersendiri. Bayangkan, pelajaran dari kelas VII sampai XII diujikan pada ujian akhir tahun itu. Belum lagi, sebagian besar mapel tersebut berbahasa arab.

Bukan main. Demi mempersiapkan diri mengikuti ujian pada keesokan harinya, kami sampai begadang, bahkan hingga dini hari. Memangnya tidak bisa mencontek?

Tidak mungkin. Tidak ada soal pilihan di pesantren kami. Semua soal esai. Bisa dibayangkan bagaimana peliknya menjawab soal esai dengan menggunakan bahasa arab.  

Selain itu, bila memang ada yang mencontek dan ketahuan, mereka bisa dapat hukuman berat. Tidak tanggung-tanggung, dikeluarkan dari pondok dan memang sudah ada buktinya.

Nama mereka diumumkan di hadapan ribuan santri. Selain itu, mereka tidak bisa lagi melanjutkan pendidikan di pesantren.

Maka dari itu, menurut saya waktu itu, setiap malam selama ujian akhir  seperti gladi resik jelang peperangan esok hari. Sebisa mungkin harus siap. Mengulas pelajaran kelas VII sampai XII. Enam jenjang pendidikan.

Bila besok diujikan dua mapel, berarti tinggal dikali 2 x 6 buku. Jadi, 12 buku itu harus kami ulas dalam semalam.

Siswa akhir di antara buku-buku yang perlu diulasnya untuk ujian akhir. Foto: Instagram/pondok.modern.gontor
Siswa akhir di antara buku-buku yang perlu diulasnya untuk ujian akhir. Foto: Instagram/pondok.modern.gontor
Saking hectic-nya, kami menghalalkan berbagai cara. Maksud, di sini tentu tidak melewati koridor yang ditentukan, apalagi sampai mencontek atau membawa contekan ke dalam ruang ujian.

Namun, bagaimana melakukan persiapan yang efektif sekaligus efisien mengingat waktu persiapan tidaklah banyak. Salah satunya, dengan 'menguping' teman yang sedang melafalkan materi pelajaran.

Begini, karena kebanyakan materi yang diujikan merupakan bahasa arab. Jadi, kami sering melafalkan atau membaca dengan suara saat belajar.

Di antara manfaatnya, pikiran kami lebih fokus dan tidak terbang ke mana-mana. Nah, ada beberapa teman kami yang memanfaatkan fenomena tersebut.

Mereka menguping orang-orang yang melafalkan pelajaran. Anda boleh percaya atau tidak. Namun, itu memang terjadi di pesantren saya.

Jadi, ketika temannya belajar dengan melafalkan, orang-orang yang dalam tanda kutip 'cerdik' itu datang mendekat, berpura-pura membaca buku, tetapi rupanya diam-diam mendengarkan orang yang melafalkan pelajaran tadi.

Hal itu pernah juga saya lakukan dan terbukti itu memang metode belajar yang cerdas. Dari menyimak, kita bisa mendapatkan intisari pelajaran yang dibacakan dan kata-kata kunci yang bisa kita ingat-ingat kala ujian nanti.

Lantas mengapa sampai harus menguping diam-diam?

Suasana ujian akhir di pesantren. Foto: Instagram/pondok.modern.gontro
Suasana ujian akhir di pesantren. Foto: Instagram/pondok.modern.gontro
Bayangkan, bagaimana rasanya Anda yang capek-capek berupaya, sementara ada seseorang yang menumpang dan bisa jadi mendapatkan nilai lebih tinggi dari Anda? Tentu tidak ingin bukan?

Nah, kejadian itu sering terjadi di pondok saya. Maka dari itu, kebanyakan dari kami, tidak ingin ada orang yang diam-diam menguping saat kami belajar dan melafalkan pelajaran.

Wkwkw, seperti itulah persaingan di pesantren kami. Setidaknya, itu yang saya rasakan. Saya bahkan sempat berpikir, seandainya kala itu saya punya rekaman-rekaman audio materi pelajaran. Saya bisa bawa-bawa itu ke mana pun selama masa persiapan ujian.

Namun, sekali lagi, itu hanya sebatas awang-awang belaka. Seiring waktu, setelah saya menamatkan pendidikan di pesantren, saya lanjut berkuliah dan lulus di perguruan tinggi Surabaya.

Menariknya, ingatan saya soal ujian akhir di pesantren itu kembali muncul saat saya bekerja sebagai marketing di sebuah aplikasi belajar online. Dari sekolah ke sekolah, saya mengenalkan produk aplikasi belajar online yang bisa diakses melalui gadget di mana pun dan kapan pun.

Di dalamnya, sudah dilengkapi dengan video penjelasan menarik, latihan soal, sampai rangkuman pelajaran dari kelas VII - XII.

OMG, saat pertama kali aku kerja, aku kepikiran. Coba saja, zaman masih jadi santri dahulu, sudah ada aplikasi tersebut dan di dalamnya ada pelajaran-pelajaran pondok, mungkin enak ya.

Enggak harus colong-colongan, menguping orang lagi melafalkan pelajaran. Hahaha. Sumpah, saya iri dengan anak-anak generasi sekarang. Cukup modal gadget dan paket internet yang memadai, bisa belajar dengan muda semaunya.

Cukup putar saja itu videonya berulang-ulang, lama-lama ngelontok sendiri. Disetel di kamar, didengarkan lewat earphone di jalan.

Pengalaman seperti itulah yang membuat saya sangat yakin kehadiran internet dalam dunia pendidikan sangat esensial dan vital.

Manfaat Internet dalam Pendidikan

Berdasarkan informasi yang dinukil dari databoks, penggunaan internet untuk kegiatan belajar siswa usia 5-24 tahun terus meningkat. Pada 2020, ada 59,33% siswa yang menggunakan internet. Angka ini tumbuh pesat dari 33,98% pada 2016.  

Tangkapan layar tren penggunaan internet di kalangan siswa. Foto: databoks.katadata.co.id
Tangkapan layar tren penggunaan internet di kalangan siswa. Foto: databoks.katadata.co.id
Salah satu faktor pemicunya, yakni pandemi Covid-19. Sekolah-sekolah mulai dipaksa dan akhirnya terbiasa dengan kehadiran internet dalam kegiatan ajar mengajar.

Kendati demikian, masih ada banyak pelajar maupun guru dan tenaga pendidik yang masih belum bisa menyadari seberapa besar manfaat internet dalam bidang pendidikan.

Menurut saya, kehadiran internet sangat tepat digunakan untuk membuat kegiatan belajar dan mengajar tak lagi membosankan, tetapi lebih efektif. Salah satunya yang kemudian memunculkan inovasi teknologi informasi di bidang pendidikan, yakni  aplikasi belajar online.

Anda bisa melihat aplikasi belajar online yang ada di Indonesia sudah menerapkan gaya belajar yang efektif, tetapi menyenangkan.

Gaya belajar yang dimaksud, yakni auditori dan visual.

Pertama, auditori. Seperti pengalaman yang saya ceritakan di awal, ternyata ada beberapa orang yang memiliki kemampuan belajar lebih efektif dengan menggunakan audio.

Nah, dalam aplikasi belajar online yang kian marak di Indonesia, tersedia video pengajaran yang merangkumkan poin-poin dalam materi ajar tertentu. Jadi, sangat membantu pembelajar auditori.

Kedua, visual. Tipe pembelajar ini lebih cepat memahami ketika disertakan gambar, seperti grafik, bagan, maupun ilustrasi yang bisa dilihat.

Dalam video pengajaran di aplikasi belajar online, tersajikan pula gambar maupun grafik yang menarik.

Selain menerapkan gaya belajar auditori dan visual, aplikasi belajar online juga memiliki fasilitas lainnya, seperti latihan soal dan cara mengerjakannya (contoh: matematika maupun fisika).

Ada juga rumus dan trik menjawab secara cepat dan tepat, bahkan terdapat pula layanan tanya jawab untuk membantu ketika siswa kesulitan mengerjakan PR di rumah.


IndiHome, Provider Internetnya Indonesia

Ilustrasi paket belajar IndiHome. Foto: laman IndiHome
Ilustrasi paket belajar IndiHome. Foto: laman IndiHome

Tentu kemajuan aplikasi belajar online tersebut membutuhkan kehadiran akses internet yang menunjangnya. Dengan lancarnya jaringan internet, proses belajar bisa efektif dan efisien.

Sebaliknya, bisa dibayangkan, bagaimana rasanya menggunakan aplikasi belajar online, tetapi jaringannya tidak stabil atau bahkan buruk. Tentu sangat tidak nyaman.

Belum lagi, nauzubillah, bila sekolah-sekolah terpaksa belajar daring lagi, otomatis perlu paket internet yang enggak bikin kantong jebol.

Itulah sebabnya memilih provider internet yang menawarkan kecepatan jaringan mumpuni untuk mendukung kegiatan belajar online-mu sangatlah penting.

Beberapa waktu ini aku sempat scroll dan klik layanan fixed broadband unggulan milik PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, yaitu IndiHome.

Ada beberapa keunggulan yang bisa pengguna dapatkan tatkala menjadikannya sebagai provider internet untuk menunjang belajar di rumah.

IndiHome rupanya punya "Paket Khusus Pelajar" di mana Kamu akan mendapatkan benefit berupa jaringan Internet stabil dan super kencang dari IndiHome.

Selain itu, dengan berlangganan paket ini, Kamu juga dapat mengakses aplikasi IndiHome Study yang akan membuat aktivitas belajar sehari-hari menjadi lebih mudah dan menyenangkan.

Dari mulai materi ujian, soal try out, akses buku umum digital, hingga kumpulan video pembahasan materi pelajaran bisa diakses di mana saja.  

Dengan modal mulai dari Rp 200 ribuan saja per bulan, Kamu bisa mendapatkan berbagai layanan digital untuk mendukung kegiatan belajar sehari-hari.

Selain itu, IndiHome memiliki pilihan layanan lainnya yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

Melihat kemudahan itu, ditambah dengan besarnya manfaat internet di masa ini, yuk jadikan aktivitas belajar lebih efektif dan menyenangkan bersama IndiHome, provider internetnya Indonesia.

Referensi: 1, 2, 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun