Film merupakan salah satu bagian dari bentuk media massa, dapat disebut sebagai media massa karena film dikonsumsi oleh khalayak ramai, keberadaan film mempunyai peranan penting terhadap para penikmatnya. Melalui Film, audiens dapat melakukan perubahan identitas, transisi kebudayaan, meniru dan mengikuti hal-hal yang disuguhkan dalam sebuah film. Khalayak atau penonton dapat terpengaruh oleh Film. Oleh karena itu, film memiliki pesan penting atau pesan yang ingin disampaikan melalui cerita yang dikemas dalam suatu film.
Penyampaian pesan dalam suatu film bersifat variatif. Dalam suatu film, pesan yang disampaikan ditandai dengan symbol -- symbol yang ada, seperti halnya symbol pesan non-verbal dapat kita ketahui dari perilaku, karakter, ekspresi, penampilan, pencahayaan, sudut pengambilan, gambar, music, warna dan symbol lainnya yang memiliki arti tersirat, sedangkan simbol pesan verbal dapat kita ketahui dari dialog, narasi, dan tulisan.
Diplomasi merupakan senjata utama yang digunakan suatu negara dalam pelaksanaan politik luar negeri dan dengan tujuan tercapainya kepentingan nasional yang kemudian dapat menjadi nilai tawar atau state branding sebuah negara sehingga dapat membangun citra dari suatu negara.
Diplomasi kebudayaan merupakan usaha memperjuangkan kepentingan nasional suatu negara melalui kebudayaan dengan skala mikro, seperti halnya olahraga, dan kesenian. Tujuan diplomasi kebudayaan ini memperlihatkan wujud suatu negara melalui sudut pandang lain selain dari sudut pandang politik, ekonomi, maupun kemiliteran. Seringkali tujuan suatu negara melakukan strategi diplomasi kebudayaan ini menemukan hasil yang memuaskan, karena dianggap bahwa diplomasi kebudaayn dapat berlangsung dalam situasi apapun, baik dalam keadaan apapun.
Pada era sekarang, diplomasi kebudayaan menemukan cara alternatif untuk mencapai tujuannya. Salah satunya melalui Film, jika pada tujuan diplomasi kebudayaan yang diselipkan melalui film akan ada dua kemungkinan. Pertama, film dapat meruntuhkan ideologi antar negara, kedua, film dapat memperkenalkan suatu budaya ke khalayak luas.
Sekuel film yang diadaptasi dari beberapa buku karya J.K Rowling berjudul Harry Potter ini juga menjadi salah satu alternatif suatu negara untuk melangsungkan diplomasi budaya.
Harry Potter merupakan sebuah sekuel film, dimana setiap sekuelnya memiliki cerita yang berkesinambungan dengan alur cerita yang diadaptasi dari film atau bagian sebelumnya.
Pada setiap bagian dari sekuel film Harry Potter, tidak jarang kita menemukan beberapa ciri khas negara Inggris, misalnya terkait aksen pada dialog yang dilangsungkan oleh pemeran dalam sekuel film Harry Potter menggunakan aksen british atau aksen Inggris United Kingdom.
Selain memperkenalkan aksen british, sekuel ini juga menyuguhkan pemandangan indah berupa bukit, perairan, dan bangunan tua dengan arsitektur yang mahal. Suguhan tersebut merupakan reprentasi tentang keindahan dan kemegahan salah satu wilayah di negara Inggris.
Tidak hanya itu, nuansa stasiun serta kereta api yang ada dalam bagian sekuel ini juga merepresentasikan kereta lawas sebelum terbarui kini yang menjadi transportasi darat di negara Inggris. Tampilan kereta yang ditampilkan juga persis dengan kereta pada jaman terdahulu yang Inggris punya.
Bukan bertujuan untuk memperkenalkan sihir atau magis, akan tetapi makna tersirat yang terkandung dalam sekuel Harry Potter ini memperkenalkan era terdahulu negara Inggris sebelum mengalami globalisasi seperti sekarang.
Perawakan karakter seperti karakter Harry, Draco, Harmione juga merepresentasikan akan perawakan masyarakat di negara Inggris. Berkulit putih, dan berbadan tinggi,
Dengan mengandalkan lokasi syuting yang unik film Harry Potter telah menarik banyak wisatawan ke negara Inggris seperti Warner Bros Studios di Leavesden, Wizarding World of Harry Potter at Universal Studio, Edinburgh. Daerah tersebut kini ramai pengunjung yang ingin merasakan pengalaman langsung berada di dunia sihir Harry Potter. Hal tersebut menjadi keuntungan bagi pihak negara Inggris karena semakin banyak turis nasional maupun internasional semakin mudah untuk merepresentasikan diplomasi budaya ke khalayak umum secara langsung.
Seperti halnya, pujian serta sanjungan dari para pengunjung, ketertarikan pengunjung untuk belajar dan memahami lebih dalam, serta keinginan untuk kembali juga merupakan bentuk dari terwujudnya diplomasi budaya yang menggunakan media film sebagai perantara dan kemudian membuat penonton atau konsumen untuk datang dan merasakan secara langsung ke negara tempat dimana film ini di produksi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H