Maka, Filsafat Ketuhanan dalam keterkaitannya dengan pengenalan Tuhan pada aspek teologi memiliki sebuah tanggung jawab secara rasional terhadap pernyataan-pernyataan yang ada relevansinya dengan iman. Setiap orang beriman dapat menyatakan bahwa mereka mempercayai adanya Tuhan sehingga iman kepercayaannya tersebut memiliki makna yang besar bagi kehidupannya, dan itulah yang menjadi pembuka asa bagi manusia tentang bagaimana memahami Tuhan dalam teologi. Nyatalah bahwa filsafat dan teologi saling memiliki keterkaitan yang erat dan Filsafat Ketuhanan merupakan jembatan yang dapat membantu manusia untuk memahami iman kepercayaannya serta memahami Tuhan yang memiliki signifikansi dengan teologi.
* Referensi dan Fakta Singkat*
[1] Harry Hamersma, PERSOALAN KETUHANAN dalam Wacana Filsafat. Kanisius Yogyakarta, 2014
[2] Tjahyadi. S.P Lili., Tuhan para Filsuf dan Ilmuwan, Yogyakarta: Kanisius, 2007.
[3] Thomas Aquinas mengatakan : Pengertian tentang Allah yang paling dalam ialah bahwa kita tidak tahu apa-apa tentang Dia. Agustinus berkata : Allah dimengerti lebih baik dengan tidak dimengerti. Allah itu Yang Tak Terkatakan, Yang Tak Ternamai, Yang Tersembunyi. Allah mengatasi semua nama dan konsep manusiawi.
[4] K. Bertens, dkk, Pengantar Filsafat (Yogyakarta: PT. Kanisius Yogyakarta, 2018), Hlm. 192.
[5] Louis Leahy, Masalah Ketuhanan Dewasa Ini, Yogyakarta: PT. Kanisius Yogyakarta
[6] Meister Eckhart, Sermon & Treatises. Shaftesbury, UK : Element Books 1979, Hlm. 69
[7] J. W. van Huyssteen, Rethingking Theology and Science : Six Models for the Current Discussion, Eerdmans, Grand Rapids 1998 ; hlm 239. Dalam, J. Wentzel van Huyssteen, Teologi dan Sains dalam Dunia Post -- Modern. BPK Gunung Mulia, Jakarta 2002 ; hlm. 7.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H