Mohon tunggu...
Zero Dark
Zero Dark Mohon Tunggu... -

Anti celana ngatung dan celana kombor ala Taliban!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Akan Dipenjara Kepentingan Politik dan Ekonomi

21 September 2012   09:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:04 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski melegakan, namun untuk kebanyakan orang malah memprihatinkan. Jika berita dari Okezone dibawah ini benar dan bisa dipercaya, maka apapun hasil dari Pemilukada DKI Jakarta kemarin, tidak menolak kemungkinan bahwa kebijakan pemerintahan tetap akan diselenggarakan oleh mafia, atau posisi-posisi penting dan strategis jadi alat kepentingan politik dan ekonomi segelintir orang.

Menurut, Pendiri Posko Perjuangan Rakyat (Pospera), Mustar Bona Ventura Manurung, kemenangan Jokowi masih memerlukan pengorbanan berat yang harus diperjuangkan. Jokowi akan dikelilingi oleh para avountourir yang berupaya merampas Jokowi dari rakyat dan memenjarakan Jokowi dalam pragmatis jeruji kepentingan politik dan ekonomi mereka.

"Bisa dipastikan sesaat lagi Jokowi akan dikelilingi dan dikepung oleh para pengusaha hitam, politisi oportunis, makelar proyek, birokrat pelacur dan segunung manusia sampah lainnya," katanya. Rujuk Okezone, Jumat, 21 September 2012.

Selain itu, di situs yang sama, Anggota Komisi III DPR dari fraksi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul juga memberikan peringatan dini kepada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta yang dinyatakan menang berdasarkan hasil quick count,  harus berhati-hati dalam menjalankan roda pemerintahan.

Warning dini Ruhut sangat rasional, karena menurutnya, mayoritas suara di DPRD DKI Jakarta merupakan partai pendukung pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, yang berarti 72 persen DPRD adalah pendukung Foke.

72 persen suara, jelas berpotensi menggoyang dan mengganggu kebijakan-kebijakan Jokowi. Meski masih sebatas gejala, namun perampasan hak dan aksi goyang menggoyang seperti ini sudah dan sedang berlangsung bahkan ditetapkan sebagai nilai dan kode etik di negeri ini.

Oleh karena itu, jika kita terima realitas itu sebagai karunia terbesar sementara masyarakat hanya berdiam, maka apapun hasil dari pesta demokrasi yang digelar kemarin hanya sebatas seremonial dan sekedar pergantian personil demi  kepentingan segelintir orang tertentu.  Jelas kenyataan ini merupakan operasi korupsi terbesar, pemerkosaan terbesar, dan penghianatan terbesar atas hak masyarakat yang paling besar dan direstui oleh masyarakat.

Maka, mari kita lupakan euforia kemenangan pesta demokrasi Pemilukada DKI Jakarta, dengan  berharap-harap cemas memaknai persatuan, kesatuan, dan demokrasi itu tidak di dalam kepentingan pribadi dan golongan. [El-Ethes]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun