Mohon tunggu...
Faza Khairina P.
Faza Khairina P. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa HI

...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pelanggaran Hak Asasi Manusia Terhadap Pekerja Migran Perempuan di Bidang Domestik

29 Mei 2023   16:25 Diperbarui: 29 Mei 2023   16:40 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena bukan kerabat, pekerja rumah tangga migran yang mengalami pelecehan sebagian besar dikecualikan dari akses terhadap program layanan (Pan & Yang, 2012). Beberapa pekerja rumah tangga perempuan di Taiwan dilecehkan secara fisik dan seksual oleh majikan mereka, tetapi jarang mengajukan pengaduan resmi karena kondisi hidup dan kerja mereka yang terisolasi dan kendala bahasa (Pan & Yang, 2012). Untuk memahami tentang meningkatnya pekerja migran perempuan di bidang domestik, penting untuk memahami terkait international labour migration. Adanya peningkatan yang signifikan terhadap permintaan pekerjaan rumah tangga berbayar di seluruh dunia serta minat pemerintah dan pemberi kerja dalam tenaga kerja yang berbiaya rendah, fleksibel, dan sementara, menimbulkan banyaknya migran migran yang meninggalkan negara asalnya untuk bekerja di luar negeri sebagai pekerja rumah tangga (Henderson, 2022). Henderson (2022) mengkritik globalisasi neoliberal untuk mengakui bahwa emigrasi pekerja rumah tangga sebagian besar didorong oleh ketidaksetaraan pasar tenaga kerja global dan faktor 'push' dan 'pull' material.

Henderson (2022) menyatakan bahwa "Kebijakan neoliberal secara luas dipersalahkan karena memperkokoh ketidaksetaraan struktural dan kesenjangan pendapatan dan kesempatan kerja yang semakin melebar antara dan di dalam negara-negara di Global North dan South." Menurut Castles (1998, dalam Henderson, 2022), penghematan ekonomi yang dipaksakan oleh penyesuaian struktural memaksa pemerintah untuk meninggalkan program yang dirancang untuk melindungi kondisi kehidupan warga negaranya, menghapus sebagian besar jarring pengaman bagi orang miskin, dan melakukan langkah-langkah penghematan di tengah utang yang menumpuk. Hal tersebut menyebabkan pembongkaran sistem kesejahteraan, informalisasi tenaga kerja, serta pengurangan layanan pendidikan, kesehatan, dan pengasukan anak. Program penghematan ekonomi ini menyebabkan peningkatan pengangguran dan berdampak negatif khususnya bagi perempuan (Henderson, 2022). Saat negara menarik dukungan sosial yang kemudian membebankan biaya perawatan kesehatan, pendidikan, dan pengeluaran lainnya, sebagai cara yang paling layak untuk mengamankan pendidikan yang solid, perawatan, dan makanan berkualitas untuk anggota keluarganya, perempuan beralih ke pekerjaan asing, terutama pekerjaan perawatan (Henderson, 2022).

Referensi

FRA, 2018. Out of sight: migrant women exploited in domestic work. [Online]
Tersedia dalam https://fra.europa.eu/sites/default/files/fra_uploads/fra-2018-migrant-women-labour-exploitation-domestic-work_en.pdf
[Diakses pada 27 Maret 2023].

Henderson, S., 2022. Protecting the Rights of Women Migrant Domestic Workers. New York: Routledge.

Kontos, M. & Glenda T. Bonifacio, 2015. "Introduction: Domestic and Care Work of Migrant Women and the Right to Family Life", dalam M. Kontos & G. T. Bonifacio (eds.), Migrant Domestic Workers and Family Life: International Perspective. Basingstoke: Palgrave Macmillan.

OHCHR, 2018. The unspoken servitude of women domestic workers. [Online]
Tersedia dalam https://www.ohchr.org/en/stories/2018/09/unspoken-servitude-women-domestic-workers
[Diakses pada 27 Maret 2023].

Pan, Shu-Man & Jung-Tsung Yang, 2012. Outsiders in the Family: Abuse of Migrant Domestic Workers in Taiwan. Asian Journal of Women's Studies, 18(1), pp. 87-117.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun