Mohon tunggu...
Faza Adzia
Faza Adzia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif UIN Sunan Kalijaga Yogyakatta

Hobi Fotografi Dan Penyuka Seni

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tradisi Nyekar: Ungkapan Rasa Hormat bagi Seorang yang Telah Tiada

20 April 2024   23:20 Diperbarui: 20 April 2024   23:26 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari pengalaman saya sendiri, kemarin saat bulan Ramadhan tepatnya pada hari ke 29 saya Bersama ayah dan ibu saya melakukan tradisi nyekar dengan menziarahi makam kakek dan nenek saya , kami sekeluarga membawa kumpulan bunga dan kami mulai membacakan doa untuk menghormati dan mendoakan kakek dan nenek saya yang telah meninggal saya sempat mewawancarai atau bertanya kepada ayah saya tentang bagaimana pandangan beliau tentang tradisi nyekar ini, dan beliau mengatakan " nyekar adalah salah satu tradisi yang tidak boleh terlewatkan dalam momen momen seperti ini, karena agar kita selalu mengingat kematian dan yang paling utama adalah agar kita moendoakan keluarga kita karena mereka yang telah tiada sangat membutuhkan kiriman doa dari kita " ujar beliau.

sumber : Dokumen Pribadi
sumber : Dokumen Pribadi

Berikut adalah beberapa keutamaan kita berziarah atau nyekar

1.Mempererat hubungan dengan Leluhur (anggota keluarga yang sudah meninggal dunia): Nyekar menjadi momen yang diselenggarakan dengan tujuan mengenang dan mendoakan leluhur yang telah meninggal. Ini merupakan suatu bentuk penghormatan yang dilakukan dengan penuh rasa terima kasih atas segala jasa dan bakti yang telah diberikan oleh para leluhur kepada keluarga atau keturunan mereka.

2.Memohon ampunan dosa: Di bulan Ramadan, umat Islam disarankan untuk meningkatkan amal ibadah dan memohon ampunan dosa dengan lebih tekun. Nyekar merupakan salah satu bentuk pengamalan yang dianggap dapat membawa pahala serta memohon ampunan dosa bagi leluhur yang telah meninggal dunia.

Pada bulan Ramadan, umat Islam diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa yang termasuk dalam rukun Islam yang keempat. Di samping itu, mereka juga dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah lainnya seperti shalat tarawih, membaca Al-Qur'an, bersedekah, dan memohon ampunan dosa.

Dalam konteks memohon ampunan dosa, umat Islam percaya bahwa bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah dan rahmat, serta merupakan waktu yang sangat tepat untuk melakukan introspeksi diri, memperbaiki kesalahan, dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

3.Introspeksi diri: Melakukan kunjungan ke makam leluhur merupakan pengalaman yang mengingatkan kita akan realitas kematian dan kehidupan setelahnya. Hal ini dapat menjadi titik tolak bagi proses introspeksi diri yang mendalam, membantu kita mengevaluasi kehidupan kita serta mendorong kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Kunjungan ke makam leluhur seringkali menciptakan momen refleksi yang penting dalam kehidupan seseorang. Melihat tanah kuburan yang mengingatkan akan sementara kehidupan di dunia ini, serta menyadari bahwa setiap manusia pada akhirnya akan kembali kepada penciptanya, dapat memicu pertanyaan-pertanyaan introspektif tentang arti hidup, tujuan eksistensi, dan nilai-nilai yang diyakini.

Introspeksi diri yang dimulai dari kunjungan ke makam leluhur juga dapat melibatkan evaluasi terhadap perilaku dan tindakan kita selama hidup. Kita dapat bertanya kepada diri sendiri apakah kita telah menjalani hidup dengan penuh makna, apakah kita telah berbuat baik kepada sesama, dan apakah kita telah memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. Makam leluhur memberikan pengingat bahwa setiap detik yang kita habiskan di dunia ini adalah amanah yang harus dimanfaatkan dengan baik.

Selain itu, kunjungan ke makam leluhur juga dapat membawa kesadaran akan keterhubungan kita dengan generasi-generasi sebelumnya. Melihat nama-nama yang tertera di batu nisan atau plakat makam mengingatkan kita bahwa kita adalah bagian dari sebuah garis keturunan yang panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun