Pengertian Analisis Wacana Kritis
Kata Wacana sering kali muncul dalam bentuk lisan atau tulisan. Dimana akan muncul saat seseorang memberikan pernyataan sebagai tanggapan terhadap satu topik. Topik yang dimaksud tidak hanya satu bidang tetapi juga pada juga bidang lain seperti sosial , budaya , politik , seni dan lainnya .
Menurut J.S.Badudu menyatakan wacana adalah :
1.) Rentetan kalimat berkaitan yang menghubungkan proposisi satu dengan lainnya dan membentuk satu kesatuan yang menjadi makna serasi dikalimat tersebut.
2.) Kesatuan Bahasa terlengkap dan terbesar diatas kalimat dengan koherensi dan kohesi yang tinggi , berkesinambungan yang mampu memiliki awal dan akhir yang nyata serta disampaikan secara tertulis maupun secara lisan.
Analisis Wacana terdapat 3 sudut pandang mengenai Bahasa :
1. Bahasa dilihat sebagai jembatan antara manusia dengan objek diluar dirinya. Digunakan untuk menggambarkan tata aturan kalimat , Bahasa serta pengertian bersama. Wacana diukur berdasarkan pertimbangan kebenaran atau ketidak benaran menurut Sintak Sis dan Sematik.
2. Subjek sebagai faktor pusat dalam kegiatan dan hubungan sosialnya. Dimaksudkan sebagai satu analis untuk membongkar maksud dan makna tertentu.
3. Bahasa sebagai representasi yang berperan dalam membentuk subjek tertentu , tema , wacana tertentu atau strategi di dalamnya. Digunakan untuk membongkar kuasa yang ada dalam setiap proses Bahasa. Â
Ciri - Ciri Analisis Wacana Kritis
Beberapa hal ciri sebuah Analisis Wacana Kritis
1. Tindakan Dimana wacana dipahami sebagai bentuk interaksi misalnya apakah untuk mempengaruhi, mendebat , menyanggah, membujuk dst
Yang di ekspresikan secara sadar dan terkontrol.
2. Konteks menurut Syafiiy membedakan ( 1990 dalam Lubis, 1993 .58 ) membedakan konteks dalam Bahasa menjadi 4Â
  1.) Konteks fisik yang meliputi tempat terjadinya penggunaan Bahasa dalam komunikasi , objek yang disajikan serta tindakan dari pelaku komunikasi
  2.) Konteks Epistemisatau atau latar belakang pengetahuan yang diketahui oleh pembicara dan pendengar
  3.) Konteks linguistik yang terdiri dari kalimat atau tuturan tertentu dalam peristiwa komunikasi.
  4.) Konteks sosial dengan relasi sosial serta latar belakang yang melengkapi pembicara serta pendengar.
3. Histori pemahaman suatu wacana teks dilakukan dengan memberikan konteks histori Dimana diciptakan sehingga saat menganalis perlu dimengerti mengapa Bahasa yang digunakan seperti itu atau wacana yang berkembang dan dikembangkan.
4. Kekuasaan semua wacana bisa berbentuk teks , percakapan yang berbentuk pertarungan kekuasaan . Konsepnya berhubungan wacana dengan Masyarakat. Adanya kontrol untuk siapa yang boleh dan harus bicara. Serta posisi lain sebagai pendengar atau mengiyakan.
5. Ideologi merupakan alat oleh kelompok dominan untuk mengkomunikasikan kekuasaan agar terlihat absah dan benar di mata khalayak dengan tujuan memproduksi serta melegitimasi dominasinya.
Contoh Penerapan Analisis Wacana Kreatif
Sebagai contoh, mari kita lihat artikel tentang isu Pendidikan yang berjudul
'' ANALISIS WACANA KRITIS DALAM PEMBELAJARAN: PERAN AWK PADA PEMBELAJARAN LITERASI KRITIS, BERPIKIR KRITIS, DAN KESADARAN BERBAHASA KRITIS''
Dalam pembelajaran untuk analisis wacana kritis yang merupakan salah satu bagian metodelogi dan pendekatan studi Bahasa serta teks. Setidaknya terdapat 3 peran pembelajaran yaitu : peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa , kemampuan literasi kritis dan kesadaran berbahasa kritis . Yang dimaksud dengan literasi kritis selain keterampilan membaca serta menulis siswa memiliki kemampuan untuk kemampuan berbagai hal yang terkait dengan literasi serta ideologi. Praktek literasi kritis sering digambarkan pada pembelajaran membaca untuk menganalisis bagaimana sebuah teks dapat bekerja secara ideologis.
Kebebasan untuk berpendapat. Literasi kritis dapat menjadi aksi sosial yang memberikan dampak yang tidak sekedar narasi tertulis. Analisis Wacana Kritis diperlukan apakah praktek dapat dipahami ''Setiap tuturan , interaksi , gerak tubuh serta Keputusan yang terjadi di kelas''
Jadi Analisis Wacana Kritis  sebagai alat pengawas menjadi penting. Analisis Wacana Kritis yang digunakan dengan cermat diperlukan untuk mendiaknosa hambatan selama pembelajaran terkait dengan kemampuan literasi kritis setiap siswa . Guru dapat mempelajari pola -- pola kekuasaan yang mungkin berpengaru terhadap literasi krisis siswa terutama yang rendah dengan percakapan .
Kesadaran berbahasa kritis dapat dicapai jika siswa memiliki kemampuan berpikir kritis. Analisis Wacana Kritis menawarkan prespektif baru dalam menggunakan Bahasa yang bersifat problematis , merefleksikan dan berdampak pada proses sosial dan ideologi . Siswa lebih sadar dengan fleksibilitas yang mencakup pikiran , kepercayaan dan ideologi . Hingga berkemampuan menyampaikan argumentasi terhadap kepercayaan dan ideologi yang dimiliki oleh siswa .
Kemampuan berpikir kritis anak sebagai seni berpikir , kemampuan menganalisa pikirian dan situasi yang kompleks menggunakan standar objektivitas dan konsitensi. Terdapat 3 kegiatan berpikir .Â
1. Analisis terhadap pikirian , evaluasi serta peningkatan. Siswa tidak hanya mempelajari teks apa adanya tapi juga dapat menyerap dan mengevaluasi teks tersebut.
2. Â Analisis terhadap keterampilan yang merepresentasikan kemampuan berpikir kritis siswa : mengenal masalah , dampak masalah serta informasi yang penting , dan nilai , memahami dan menggunakan Bahasa yang tepat jelas dan sesuai dengan konteks , Menginterpretasi data , mengumpulkan bukti dan evaluasi , mengenali hubungan logis antar proposisi , Kesimpulan , mengkontruksi kepercayaan seseorang serta menyampaaikan penilian yang akurat .Â
3. Analisis Wacana Kritis  dapat meningkat kemampuan berpikir kritis siswa. Analisis Wacana Kritis bersifat multi displiner yang menggunakan dalam berbagai teruatama Bahasa bagi siswa. Sebagai alat bantu untuk siswa dan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran untuk meningkatkan berpikir kritis , kompetasi literasi kritis dan kesadaran berbahasa kritis semua berpeluang untuk berkolaborasi dan diterapkan dalam Bahasa di sekolah. Diperlukan usaha dan kreatif guru untuk memodifikasi Analisis Wacana Kritis agar dijadikan prangkat yang tepat untuk siswa .
Fathimah Az Zahra
Mahasiswa Komunikasi PJJ , Universitas Siber Asia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H