Dream Catcher dari Bahan Bekas
Penggunaan gelas plastik sekarang ini menjadi kebiasaan masyarakat, hampir setiap hari ada saja penggunaannya, baik untuk tempat es ataupun minuman lainnya. Banyaknya tingkat penggunaan gelas plastik tersebut juga akan menambah pula jumlah produksi sampahnya.
Hal ini terjadi karena gelas plastik yang biasa digunakan hanya bisa di manfaatkan untuk sekali pakai, tidak heran jika gelas plastik menjadi salah satu sampah yang paling banyak saat ini.
Untuk mengurangi jumlah sampah yang di hasilkan, kita harus pandai-pandai mencari cara untuk mengolah kembali sampah gelas plastik tersebut. Nah di sini penulis akan memberikan salah satu contoh bagaimana cara mengolah gelas plastik yang tidak terpakai tersebut, yaitu dengan memanfaatkannya sebagai bahan pembuatan “Dream Catcher”.
Apa itu dream catcher? Catcher merupakan aksesoris yang berasal dari suku Indian Ojibwe. Aksesoris ini di buat dari kayu wilow, benang, dan juga pernak-pernik.
Ada yang berpendapat bahwa dream catcher ini dapat memilah mimpi sehingga hanya mimpi baik saja yang dapat masuk ke alam pikiran ketika tidur. Mimpi buruknya akan terjebak dalam jaring-jaring dream catcher kemudian di hapus oleh sinar matahari pagi.
Berikut ini adalah daftar bahan dan cara pembuatan dream catcher:
Alat dan bahan :
- Lingkaran yang berasal dari mulut gelas plastik
- Benang wol berbagai jenis
- Manik-manik
- Aksesoris
- Gunting
Cara pembuatan :
- Siapkan gelas plastik bekas kemudian gunting sehingga mendapatkan mulut gelas plastik yang berbentuk lingkaran.
- Lapisi seluruh permukaan lingkaran dengan benang sampai tertutup secara penuh.
- Pola di buat dengan menggunakan benang wol dengan warna yang berbeda.
- Percantik dream catcher dengan manik-manik dan aksesoris lain.
Dengan membuat kerajinan dengan menggunakan bahan bekas, di harapkan kita bisa ikut berpartisipasi untuk mengurangi sampah di sekitar kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI