Namun sisi lain dari kepraktisan itu sendiri dapat dilihat dari segi kesehatan mata, kesehatan mental, dan kesulitan dalam memahami materi. Meski tidak jarang, pendidik orang dewasa merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan semua teknologi tersebut. Memungkinkan siswa dan siswa mengalami jenuh belajar.
Melalui penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Airlangga, yang menempatkan 3 kampus yakni ITS (negeri), UINSA (keagamaan), dan UNTAG (swasta), didapatkan hasil sebagai berikut:
 Mahasiswa menyatakan sangat setuju dengan persentase 24,8% , setuju 53,5% , kurang setuju 14,9%, dan sangat tidak setuju 6,8%. Hasil ini menunjukkan bahwa e-learning merupakan sistem yang tepat untuk melakukan pembelajaran dikala kondisi pandemi Covid-19. Namun perlu diperhatikan terdapat mahasiswa yang menyatakan bahwa mereka kurang puas terkait LMS masing masing kampus.
Dari diagram tersebut bisa diketahui bahwa persentase yang mengatakan pembelajaran online dapat menggantikan efektivitas pembelajaran offline sebesar 39,6% . Hal ini menyatakan bahwa banyak mahasiswa yang kurang setuju jika pembelajaran online mampu menggantikan keefektifan pembelajaran offline. Dalam pelaksanaan e-learning memiliki berbagai kendala yang sering dialami, seperti kurang memahami materi, kendala jaringan internet, Â kurangnya kedisiplinan, dll. Berbagai kendala yang dialami mahasiswa membuat mereka tidak nyaman dan merasa kurang optimal dengan sistem pembelajaran yang diterapkan.Â
Pada diagram diatas dapat dilihat bahwa mahasiswa menyatakan sangat setuju yaitu 7%, setuju 46,5%, kurang setuju 38,6 %, dan sangat tidak setuju 7,9%. Metode pembelajaran yang dilakukan di setiap tiga kampus tersebut berbeda. Jika dianalisis lebih lanjut urutan dari banyaknya mahasiswa yang menyatakan sangat setuju dan setuju jika metode pembelajaran yang dilakukan oleh dosen selama daring mudah dimengerti ditempati oleh mahasiswa ITS, UINSA, dan UNTAG, sedangkan banyaknya mahasiswa yang menyatakan kurang setuju atau sangat tidak setuju ditempati oleh mahasiswa UNTAG, UINSA, ITS.
Gambar 2.2 Persentase fasilitas kampus tetap bisa diakses melalui pembelajaran e-learning (Dokpri)
Hasil penelitian ini mengungkapkan tiga jenis data, yakni data pengaruh pembelajaran e-learning, data metode pembelajaran, dan data masalah pembelajaran Internet. Ada banyak penyebab ketidakpuasan mahasiswa terhadap LMS yang disediakan kampus. Pelaksanaan pembelajaran dengan e-learning berjalan dengan sangat baik. Upaya peningkatan efektivitas pembelajaran rencana pembelajaran e-learning dengan menyiapkan fungsi-fungsi pendukung seperti jaringan, perangkat lunak, perangkat keras, dan  modul pelatihan cara penggunaan e-learning. Keberhasilan e-learning bergantung kepada semua komponennya diantaranya adalah dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan.
Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat memperluas cakupan responden penelitian. Bukan hanya mahasiswa yang menjadi cakupan tetapi mungkin dapat mencakup dosen dan juga tenaga kependidikan pula. Hal ini diharapkan dapat menjadi jawaban serta pandangan untuk mengetahui efektivitas penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H